Senin, 11 April 2011

Sekolah Blang Pandak Tangse Krisis Buku Baca

Tangse,  Aceh – Tiga sekolah di Gampong Blang Pandak, Tangse, Sekolah Dasar (SD), MIS, dan SLTP 5 Tangse, krisis buku bacaan. Jika tak segera ditanggulangi, kondisi tersebut bisa mempengaruhi merosotnya mutu pendidikan anak-anak di bukit gunung Halimon. Kondisi tersebut telah berlangsung sebelum kawasan itu diterjang bajir bandang.
Sekretaris Gampong Blang Pandak, Ismail Makam, mengatakan, meski ketiga lembaga pendidikan formal tersebut masih berjalan, namun terkendala dengan terbatasnya buku bacaan. ”Pendidikan anak-anak sudah memprihatinkan, karena tidak ada buku-buku bacaan di sekolahnya, ”katanya kepada Harian Aceh, kemarin.
Ismail menjelaskan, di gampong Blang Pandak Tangse, terdapat sekitar sekitar 370 siswa, masing 300 siswa SD dan MI, serta 70 siswa SLTP.
Sekdes mengharapkan adanya perhatian baik dari pemerintah maupun pemerhati sosial untuk menyumbangkan buku-buku bacaan, sehingga anak-anak setempat tidak tertinggal dalam ilmu pengetahuan. “Kalau banyak buku bacaan anak-anak di sini tidak terlalu jauh tertinggal, kami harap adanya perhatian,” pintanya.
Sementara Koordinator Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Pidie, Zuhri Usman, mengatakan ketiga lembaga pendidikan yang berada di pendalaman Tangse Pidie tersebut merupakan daerah terpencil dan tertinggal dalam dunia pendidikan. Pemerintah, katanya, perlu memberi perhatian terhadap perbaikan mutu pendidikan.
“Kita sering melupakan bagian yang terpenting dalam pendidikan, terutama ketersediaan buku baca bagi anak-anak, bagaimana anak-anak bisa berprestasi jika buku baca saja susah didapatkan,” katanya.
Ia meminta Pemerintah Kabupaten (pemkab) Pidie, melalui dinas terkait dapat memberi perhatian penuh terhadap keberlangsungan pendidikan bagi masyarakat Blang Pandak Tangse Pidie. ”Mereka punya hak sama dalam pendidikan, tugas mencerdaskan bangsa merupakan tanggung jawab pemerintah, orang tua dan masyarakat,” pungkasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar