Selasa, 13 Agustus 2013

Membina Hubungan Baik dengan Perantau Minang

SATU hal yang menjadi pembicaraan saat lebaran adalah kepulangan para perantau minang. Kehadiran perantau itu sudah terlihat sejak H-7 Lebaran tahun 2013 ini.

Kendaraan roda empat berbagai merk bersileweran di jalan-jalan utama kota dan nagari. Jika melihat kendaraan tersebut kebanyakan berasal dari Pulau Jawa, sebut saja dengan nomor plat B, D, F dan lain-lain. Kemudian plat mobil asal Sumatera juga tak kalah banyaknya, yakni, BG, BH, BK, BG dan lain sebagainya.

Memang setiap momen lebaran dapat dikatakan hari spesial bagi perantau. Kehadirannya sangat diharapkan, bahkan media massa satu persatu menguliti potensi dan gaya hidup para perantau ini. Saking dirindukannya orang kampung membenahi rumah dan perkarangannya untuk menyambut perantau yang datang..

Ya, kehadiran perantau mampu menyemarakan hari yang penuh kemenangan ini. Orang kampung pastinya sangat bangga karena sanak saudara mereka yang merantau bisa datang di hari yang berbahagia itu.

Apalagi perantau mampu memberikan “sesuatu” bagi kampungnya berupa bantuan kepada pembangunan mesjid dan tentunya THR sekedarnya. Rata-rata perantau menyumbang melebihi orang-orang yang berada dikampungnya. Dikampung penulis bahkan setiap kali menyumbang selalu disebutkan nama perantau dan dari mana yang bersangkutan merantau.

Tidak itu saja, berbagai acara anak nagari digelar pemuda. Acara seminggu bahkan lebih disuguhkan oleh anak nagari untuk perantau. Harapan mereka tentunya acara tersebut bisa memeriahkan lebaran dikampungya. Nah, disini bantuan perantaun sangat mereka harapkan.

Belum lagi, perantau menjadi tempat mengadu sanak saudara atau kemenakan yang baru tamat sekolah atau kuliah. Mereka berharap perantau dapat membawa mereka ke tempat perantauannya untuk mengadu nasib. Harapannya tentu nasib orang kampung bisa mengikuti jejak sukses orang rantau.

*****
Merantau bagi orang minang bukanlah hal baru. Sudah sejak lama orang minang dibelahan nusantara bahkan mancanegara menginjakan kakinya. Mereka menetap dan beranak pinak di perantauannya. Salah satu kunci sukses orang merantau adalah kemampuan beradaptasi dengan baik di daerah rantaunya.

Perantau minang tidak mau hidup eksklusif sehingga ditempat perantauannya tidak pernah membuat nama kampung sendiri, apakah kampung Minang atau kampung Padang Beda dengan di kampung halamannya di Sumatea Barat, yang ada kampung Jawa, Kampung Cina, Kampung Keling dan sebagainya.

Hal tersebut dibenarkan Sosiolog Mochtar Naim lewat disertasinya yang judul “Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau”. Menurutnya orang Minangkabau merantau dengan hati dan pikiran terbuka serta imajinasi yang tinggi.

Ia berpendapat disamping merantau dan berdagang, pola hidup masyarakat Minangkabau yang sangat menonjol adalah suka berpikir dan menelaah. Kebiasaan positif tersebut pada akhirnya menghasilkan para pemikir dan tokoh tokoh berpengaruh di nusantara ini.

Dengan falsafah hidup Alam Takambang Jadi Guru perantau minang mampu menyesuaikan kehidupan dengan alam yang berbeda dengan alam Minangkabau, kampung halaman yang tak pernah mereka lupakan sejauh apapun mereka merantau.

Terkait dengan itu, Kabiro Pemerintaan Sumatera Barat, Suhermanto mencatat peran­tau Minang tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Di setiap provinsi itu terbentuk paguyuban. Tidak hanya tingkat provinsi, tapi juga terbentuk paguyuban di tingkat kabupaten/kota hinggga tingkat kecamatan.Paguyuban terbesar berada di Jawa Timur dan Jawa Barat.

Namun begitu, jika ditelisik kehidupan di rantau memang tidak semudah yang dibayangkan. Banyak diceritakan kisah sukses peranta minang yang bermula dari pahitnya kehidupan dikampung halaman. Dengan bermodal seadanya mereka merangkak menembus kerasnya kehidupan negeri orang. Tidak jarang yang berjuang sendiri dan mempertahankan hidup.

Menurut penulis, hal inilah yang perlu dibenahi, artinya harus ada upaya saling mendukung dan membesarkan. Kemudian orang yang akan merantau dibekali dengan berbagai dengan skill. Selain ilmu agama, perantau juga harus dibekali dengan skill yang dapat ditampung didunia kerja.

Persoalan tersebut pernah disorot salah seorang perantau minang di Jakarta, yakni Indra J Piliang. Pria yang saat ini mencalonkan diri sebagai Walikota Pariaman ini berharap anak-anak muda yang merantau memiliki SDM yang cukup untuk merantau.

Keahlian mestinya didapatkannya diranah dan tidak semuanya dibekali dengan kemampuan di daerah perantauannya. Misalnya orang yang ingin menjadi penjual sate, memang didik untuk meracik sate yang enak di Sumbar terlebih dahulu. Sehingga ketika pergi merantau sudah siap untuk bekerja.

Menurut penulis, besarnya eskpektasi orang minang merantau harus menjadi perhatian pemerintah. Misalnya ada balai latihan kerja yang disiapkan untuk para perantau ini. Terutama dalam berdagang yang menjadi ciri khas orang merantau. Begitu juga orang minang yang akan melanjutkan pendidikan di luar Sumatera Barat, hendaknya diberi kemudahan, apakah itu berupa beasiswa atau akses tempat ia mengadu nasib diantau orang.

Sebaiknya semua pihak harus membina hubungan baik dengan perantau. Dengan adanya kepedulian pemerintah, pihak swasta dan orang kampung terhadap perantau maka kedepannya akan terjadi hubungan yang saling menguntungkan.

Perantau dengan senang hati berangkat ke negeri orang, jika Ia sudah berhasil maka akan selalu mengingat dan membantu program pemerintah daerah dan sanak saudara di kampungnya.

Kemiskinan Payakumbuh Menurun

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, diharapkan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi ini adalah perkembangan pendapatan perkapita per tahun yang diukur dengan data PDRB per kapita.

Pada tahun 2009 PDRB per kapita masyarakat Kota Payakumbuh atas dasar harga yang berlaku mencapai Rp.15.489.074,- Angka ini terus meningkat setiap tahun sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, hingga mencapai Rp.19.763.863,- pada tahun 2012.

Sementara itu perkembangan data kemiskinan di Kota Payakumbuh diproyeksikan terus menurun.Jumlah penduduk miskin berkurang dari 9.866 jiwa pada tahun 2010 (8,44%) menjadi 8.153 jiwa pada tahun 2011 (6,85 %). Sedangkan untuk tahun 2012 , realisasi kemiskinan terus beranjak turun menjadi 9,09% dan tahun 2013 diperkirakan turun menjadi 8,50%.

Berdasarkan permasalahan dan tantangan serta memperhatikan potensi ekonomi Kota Payakumbuh ke depan, maka prospek pertumbuhan perekonomian Kota Payakumbuh pada tahun 2014 akan terus membaik, yang diproyeksikan / ditargetkan sebesar 7,17% dan tahun 2015 sebesar 7,35%. Tingkat Inflasi pada tahun 2013 5,50% dan tahun 2014 menurun menjadi 4,0 – 4,5%.

Demikian di antara gambaran perkembangan indikator ekonomi makro Kota Payakumbuh sampai tahun 2013 yang termuat dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) akan menjadi bahan pembahasan oleh masing-masing Komisi DPRD melalui Rapat Kerja bersama dengan SKPD terkait.

Pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun 2014 mulai dilaksanakan hari Selasa sampai hari Kamis (13-15 Agutus 2014). Memasuki hari pertama, Komisi A melakukan pembahasan dengan Sekretariat Daerah, Inpektorat, BKD dan Kantor Satpol PP.

Sedangkan Komisi.B membahasnya dengan mitra kerja dari Dinas Pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan. Di bagian lain Komisi C mengupasnya bersama Dinas Kesehatan, RSUD Dr.Adnaan WD, Dinas pendidikan dan Kantor Lingkungan Hidup. Komisi B dipimpin langsung oleh Ketua Komisi Tri Veniundra, Wakil Ketua Komisi Alhudrie Dt Rky Mulie dan Sekretaris Komisi Nasril Suri.

Kebutuhan Khusus SMPN 1 Kubung

SMP Negeri 1 Kubung Kabupaten Solok, melaksanakan berbagai program seperi Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa, dimana SMPN 1 Kubung juga menampung dan menerima Siswa yang putus sekolah, dan siswa memiliki kebutuhan khusus (seperti cacat namun bukan keterbelakangan mental) dan ini merupakan satu-satunya di Kabupaten Solok.

Hal itu diuangkapkan Kepala SMPN 1 Kubung Abdul Rahman yang juga Ketua Panitia Pelaksana Reuni SMPN 1 Kubung kepada Bupati Solok Drs. H. Syamsu Rahim dan ratusan Alumni yang hadir pada acara yang digelar di sekolah tersebut, Minggu (11/8).

Namun diakui Abdul Rahman, SMPN 1 Kubung ini masih mempunyai kekurangan dalam sarana dan prasarana pendidikan seperti ruangan belajar sehingga kegiatan belajar mengajar harus dilaksanakan pada pagi dan siang. Demikian juga dengan sarana pendukung lainnya, masih berkekurangan.

Dalam sambuatannya Bupati Syamsu Rahim mengharapkan, Reuni yang diadakan jangan hanya dijadikan sebagai ajang silaturahim saja, namun juga hendaknya memberikan hal positif bagi perkembangan almamaternya, seperti turut memberikan sumbagan materi untuk pembangunan sekolahnya.

“Reuni untuk masa yang akan datang diharapkan juga melibatkan orang tua wali murid, sehingga apa yang menjadi program sekolah dapat juga disampaikan didalam kegiatan ini”, harap Bupati Syamsu Rahim.

“Sudah banyak tokoh dan orang yang berhasil dari lulusan SMP ini, saya juga lulusan dari SMP ini dan banyak lagi pejabat yang lulusan SMP ini sehingga tentu saja bisa kita bersama-sama membantu secara materil untuk pembuatan mimbar pidato yang relatif bagus”, ulasnya.

Pada kesempatan itu Bupati Syamsu Rahim yang hadir bersama Ketua TP PKK Kabupaten Solok Hj. Erlinda, S.Sos yang juga merupakan lulusan atau alumni SMPN 1 Kubung, memberikan sumbangan sebesar Rp 1 juta dan Rp 500 Ribu secara pribadi untuk pembangunan Mimbar Pidato.

Tidak itu saja, sumbangan pancingan yang diberikan Bupati Syamsu Rahim dan Hj. Erlinda, juga diikuti oleh para Alumni SMPN 1 Kubung yang hadir pada acara itu, sehingga sumbangan yang terkumpul sebesar Rp. 5,5 juta, untuk kelengkapan sarana dan prasarana sekolah itu.

Walikota Halal bi Halal dengan PKDP se-Indonesia

Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman Halal bi Halal dengan jajaran pengurus Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) se-Indonesia, Senin (12/8) bertempat di Aula Balaikota Pariaman.

Walikota Mukhlis Rahman mengatakan, kegiatan ini sangat besar maknanya untuk meningkatkan silaturahmi antara Pemko Pariaman dengan para perantau asal Pariaman yang pulang kampung merayakan Hari Raya Idul Fitri 1434 H. Perantau ini berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.

"Kami sebelumnya menyampaikan selamat datang dikampung, mohon maaf lahir dan batin. Kegiatan ini sangat besar artinya dalam rangka meningkatkan hubungan silaturahim kita," ujar Mukhlis.

Menurutnya, PKDP mempunyai peran yang sangat penting dalam mensukseskan pembangunan di Pariaman. Sebagai organisasi kemasyarakatan telah banyak membantu, terutama kepada sanak suadaranya yang ada di kampung.

Ia berharap dengan adanya kegiatan ini hubungan baik antara pemerintah Kota Pariaman dengan PKDP tetap terjalin dengan baik. Kebersamaan terus dijalin dan ditingkatkan, agar Pembangunan Kota Pariaman lebih baik kedepannya. Dengan dukungan bersama tentunya kesejahteraan masyarakat yang dikampung bisa ditingkatkan.

Pada kesempatan tersebut Walikota memaparkan kondisi Pembangunan Kota Pariaman dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Program yang sudah dilaksanakan, diantaranya pendidikan gratis melalui program Wajib belajar 12 tahun dan jaminan kesehatan gratis melalui program JKSS (Jaminan Kesehatan Sabiduak Sadayuang).

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua DPP PKDP Suhatmansyah, sejumlah pengurus DPP, DPW dan DPD PKDP se-Indonesia. Selain itu jajaran Pemerintah Kota Pariaman hadir, Sekda Armen, Asisten Tata Praja Lukman Syam, Staf Ahli dan Kepala SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Pariaman.

Irwan Fikri Lakukan Monitoring SKPD

Wakil Bupati Agam Irwan Fikri beserta rombongan melakukan monitoring di lokasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat, Selasa (13/8).

Empat lokasi pelayanan yang dimonitoring tersebut yakni, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Basung, Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu dan Badan Kesbang dan Politik.

Irwan Fikri dalam sambutannya mengatakan, pelayanan itu adalah ujung tombaknya dari wajah Pemkab Agam.

Lebih lanjut wabub mengatakan, monitoring ini merupakan bagian dari sistem yang ada dikepegawaian yang mesti diikuti karena sebagai pegawai pemerintah ada aturan yang mengikat.

Dalam sistem kepegawaian itulah nanti akan bisa merencanakan dan mengukur targer kinerja sehingga bisa dilihat pencapaiannya.

Wabup berharap, kedisiplinan hari ini bisa dipertahankan kalau bisa lagi ditingkatkan, agar pelayan publik pemerintah daerah ke masyarakat bisa meningkat sehingga tidak ada lagi keluhan yang dirasakan baik dari yang melayani maupun yang dilayani.

60 Bal Kain Bekas Diamankan

LUBUKPAKAM-Sebanyak 60 bal pakaian bekas diamankan Polsek Lubukpakam, dari Kereta Api (KA). Penyitaan dilakukan di Stasiun KA Jalan Wahidin Lubukpakam, Senin (5/8).

Kapolsek Lubukpakam, AKP Yasir Ahmadi, penangkapan 60 bal pakaian bekas itu berawal kecurigaan polisi ketika melihat pelastik ukuran besar diturunkan seorang ekspedisi KA dari atas KA, yang datang dari Tanjungbalai menuju Medan. “Personel kita berada di posko pengamanan lebaran. Antara jarak pos dengan lokasi ditemukan 60 bal itu, hanya sekitar 30 meter,” ucap AKP Yasir Ahmadi.
Saat ditanya Narul tidak mampu menjawab pertanyaan petugas. Karena merasa tidak bertanggungjawab dengan barang barang tersebut Narul masuk ke KA yang hendak berangkat.

Takut buruanya kabur, beberapa personel Polsek Lubukpakam mengejarnya dnegan menaiki KA yang membawa 60 bal kain bekas itu. Mereka petugas dapat mengejarnya dan turun bersama Narul di KA Batangkuis.

“Kejadianya pukul 11.30 WIB, kita belum mengetahui siapa pemilik barang pakaian bekas ini. Kita masih melakukan pemeriksaan,” bilang AKP Yasir.

Hutan Sibatuloting Simalungun Diselimuti Asap



SIMALUNGUN–Gumpalan asap menyelimuti hutan register II Sibatuloting, Kecamatan Pematang Sidamanik terlihat dari Jalan Besar Siantar Parapat, Selasa (6/8). Belum diketahui penyebab pasti adanya gumpalan asap yang diduga membakar hutan register II Sibatuloting itu.

Rombongan Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM didampingi Sekretaris Daerah Drs Gidion Purba MSi, Kadis Perhubungan Komunikasi dan Informatika Mixnon A Simamora beserta beberapa Kepala Dinas seketika berhenti saat melintas dari Dolok Pardamean menuju Parapat untuk melihat gumpalan asap dari kebakaran kawasan hutan Sibatuloting.

Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM Kepada para wartawan yang turun mobil dinasnya mengatakan, untuk mengantisipasi kebakaran yang lebih luas lagi, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kehutanan.

Sementara salah seorang warga, marga Saragih yang ladangnya dekat dengan lokasi kawasan hutan mengatakan, dirinya tidak mengetahui dari mana asal api. “Saya sudah melihat ada gumpalan asap di sekitar daerah ini sejak seminggu terakhir,” ujarnya singkat. Intensitas asap Gunung Sinabung Desa Kutagugung Kecamatan Namanteran meningkat sejak 2 minggu terakhir. Namun demikian status Gunung Sinabung masih pada tahap level I- waspada, tetapi khusus bagi Desa-desa yang memiliki radius 2 kilometer dari Sinabung warganya dihimbau untuk mengggunakan masker guna terhindar dari dampak buruk yang bias mengganggu kesehatan.


Gunung Sinabung, Karo
Pernyataan ini diungkapkan Staf Posko Pemantauan Gunung Api Sinabung dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG),Muhammad Nabawi di kantornya Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat, Senin ( 5/8). Menurutnya, naiknya asap di Gunung Sinabung karena adanya tenaga yang sedang bekerja, walau begitu hal ini belum menampakkan aktivitas yang lebih buruk.

“ Sesuai pantauan Seismik dan visual tingkat keasapan memang naik, bahkan sejak awal bulan puasa kemarin. Hal ini yang terlihat turun ke Desa sekitar Gunung,” ujar pria yang akrab disapa Ahmad itu.

Ungkapan Ahmad pun diamini salah seorang warga Desa Simacem Kecamatan Namanteran bermarga Ginting Munte. Ia mengatakan telah mencium bau belerang yang cukup menyengat, biar merasa was was Muthe tetap menjalankan aktivitas sehari harinya tanpa mau banyak terganggu oleh keadaan Sinabung.

Berbeda dengan Ginting, Kepala Desa Bakerah Kecamatan Naman Teran, Tani Sitepu melalui selularnya belum ada merasakan bau belerang, dari amatannya Desa Bakerah sendiri luput dari asap dan bau belerang Gunung Sinabung itu . Ia tidak menampik jika di Desa tetangga, Simacem sebahagian rumput dan areal pertanian warga telah layu dan hangus akibat terkena asap dari Sinabung.

Tidak meratanya dampak asap Sinabung ini papar Ahmad lebih lanjut dipengaruhi oleh tekanan angin, hingga untuk sementara mengenai Desa Simacem, Sukanalu dan sebagian Sigarang-garang. Untuk lebih memastikan keadaan, Tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Bandung beberapa hari lalu telah tiba guna melakukan investigasi terkait kandungan asap yang kini keluar. Tapi sampai kini belum ada laporan hasil kerja, karena memang hal itu membutuhkan proses.

Menyangkut adanya keresahan di tengah tengah masyarakat, Ahmad meminta agar hal ini disikapi dengan bijak. Karena bila aktivitas Gunung Sinabung meningkat terus, tentu pihaknya akan memberikan himbauan. Warga diharapkan tetap tenang dan jangan terpancing oleh beragam informasi yang berasal bukan dari mereka.

“Setiap perkembangan yang ada kita sampaikan ke Pemkab Karo, kita berharap agar disampaikan tanpa akhirnya malah membuat keresahan. Contohnya kini, ada informasi yang menyebut Sinabung Siaga I, padahal kita tidak mengenal adanya istilah Siaga I. Status gunung itu masing – masing berada di level aktif normal-waspada-siaga- dan awas. Untuk Gunung yang telah pernah meletus tentu diterapkan status waspada,” paparnya.

Terkait intensitas kegempaan di Gunung Sinabung masih berlangsung fluktuatif ( naik turun-red), tetapi ini berada di tingkat yang tidak terhitung oleh ukuran besaran gempa yang disebut MMI (Modified Mercally Intensity) dan berada pada hitungan kecil dan masih berada di area Vulkanik A. Kalaupun kemarin di Sigarang Garang sempat terjadi gempa kecil, itu sifatnya tektonik yang juga tidak besar, hingga kemudian tidak sampai dirilis. Biasanya gempa baru disebar luas ketika berada di atas 5 SKR. “Kegempaan itu terjadi di dalam perut gunung, belum di permukaan,” terangnya.

Penumpang Keluhkan Minimnya Troli

LUBUK PAKAM-Pelayanan terhadap penumpang di Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) dinilai masih minim. Pasalnya, banyak warga yang mengeluhkan kurangnya fasilitas di KNIA. Mulai persoalan troli, toilet, tempat duduk, dan tempat makan masih menjadi keluhan.

Aminah (65) calon penumpang asal Medan yang hendak berangkat ke Jakarta, menggerutu saat turun dari Kereta Api.
Ia kecewa lantaran tidak ada satupun troli yang bisa dipakai untuk mengangkut barang bawaannya yang lumayan banyak. Aminah yang datang menggunakan kereta api terpaksa menenteng barang bawaannya dari lantai dasar menuju lantai tiga tempat keberangkatan. “Kalau begini, tak cocok lagi harga airport tax dinaikkan. Kalau dilihat memang bandara ini megah, tapi masak troli aja gak ada yang bisa dipakai,” gerutu Aminah.

Hal serupa juga dikeluhkan Yuni (45), warga asal Aceh yang hendak pulang. Ia mengaku sangat keberatan dengan minimnya troli di KNIA ini. “Troli itu maunya disediakan di penjuru kedatangan. Masak troli aja rebut-rebutan di Bandara ini. Kalau seperti ini, apa tak malu pihak Bandara mau menaikkan harga Airport Tax,” kata Yuni.

Humas Angkasa Pura II Kristanto yang dihubungi melalui telepon selulernya, berharap agar masyarakat bisa memaklumi kekurangan yang saat ini masih terjadi di Bandara Kualanamu.

Kata dia, Airpor Tex berbeda dengan Passenger Service Charge (PSC). “Airport Tex itu untuk bandara dikelola oleh pemerintah, sedangkan PSC itu dikelola Angkasa Pura. Intinya saat ini harganya masih Rp35 ribu. Kalau penerapan harga PSC masih dalam kajian,” kata Kristanto.

Untuk rencana kenaikan, lanjutnya, ia mengaku belum mengetahui secara pasti kapan akan diberlakukan penerapannya. “Bandara Kualanamu inikan lebih besar dari Polonia, semuanya juga baru yang merupakan investasi dari Angkasa Pura. Semuanya itu mahal termasuk biaya perawatan dan pemeliharaan, jadi untuk keluhan yang selama ini masih terjadi, kita targetkan bisa diselesaikan sebelum bandara diresmikan,” janji Kristanto

Hari Libur Padang Lawas Utara

MEDAN-Rabu (14/8) merupakan hari pemungutan suara di Padang Lawas Utara (Paluta). Makanya Pemprovsu resmi meliburkan segala aktivitas di sana.

“Ya, kita sudah tetapkan dan berlaku resmi di seluruh wilayah kabupaten itu,” ujar Gubsu, H Gatot Pujo Nugroho didampingi Sekdaprovsu H Nurdin Lubis menjawab wartawan di sela-sela halalbi halal dan Silaturrahmi Pegawai Negeri Sipil (PNS) jajaran Pemprovsu di Gubernuran Jalan Sudirman Medan, Senin (12/8).

Dijelaskan keputusan ini sehubungan pada hari dimaksud di kabupaten itu akan digelar pesta demokrasi pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati) sehingga seluruh masyarakat yang berhak memilih dapat memberikan hak suaranya tanpa dibebani kewajiban bekerja.

“Kita berharap partisipasi pemilih dapat meningkat ditandai dengan berduyun-duyunnya para pemilih menggunakan hak pilihnya di tempat-tempat pemungutan suara (TPS),” ujar Gubsu seperti dikutip dari humas gubsu.

Kepada daerah tetangga seperti Kabupaten Padang Lawas (Palas), Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Kota Padangsidempuan diminta agar memberi kesempatan atau toleransi kepada warga Paluta yang bekerja di kabupaten tetangga ini (pekerja yang ber-KTP Paluta) dapat menggunakan hak pilihnya di Paluta pada hari pemungutan suara dimaksud

Puluhan PNS Pemko Medan Absen

MEDAN-Hari pertama masuk kerja, pasca sepekan libur Lebaran Idul Fitri 1434 H, Senin (12/8), puluhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Medan mangkir. Meski secara keseluruhan tingkat kehadiran pegawai mencapai 90 persen, namun di beberapa instansi banyak pegawai yang masih mangkir tanpa alasan.

Pada apel pagi yang dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin MSi di Kantor Wali Kota Medan, dari 627 PNS, tercatat 5 orang absen tanpa alasan yang jelas, 17 orang cuti, 6 orang sakit, 2 orang tugas belajar dan 1 orang tugas di luar. Artinya yang hadir hanya 596 orang.

“Terhadap 5 pegawai yang absen tanpa keterangan tersebut, kita akan berikan sanksi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang disiplin pegawai. Sementara untuk pegawai yang izin, kita juga akan melihat dan menyelidiki alasan izinnya, apakah karena sakit atau ada urusan mendesak yang bisa kita maklumi. Kalau tidak, maka kita juga akan menerapkan sanksi sesuai dengan aturan disiplin pegawai,” kata Plt Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin.

Untuk memantau tingkat kehadiran PNS di lingkungan Pemko Medan, telah dibentuk 10 tim guna melakukan sidak langsung ke lapangan. Tim tersebut mendatangi Kantor SKPD, Kantor Camat dan Kantor Badan lainnya. Data yang diperoleh tersebut akan diserahkan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Medan.

Tim yang dipimpin Kepala Inspektorat Farid Wajedi bersama Sekretaris BKD Riswan, Kabag Orta Amran Rambe dan Kabag Perekonomian Danhar Siregar sidak ke Kantor Camat Medan Tembung, Medan Denai, Medan Area, Medan Amplas dan Kantor Dinas Pertanian dan Kelautan.
Di Kantor Camat Medan Tembung terdapat 1 orang PNS yang absen. Di Kantor Camat Medan Denai, tidak ada absen, tapi 1 orang berhalangan hadir karena sakit. Lalu di Medan Area, 6 orang absen dan 2 orang izin. Sedangkan di Kecamatan Medan Amplas terdapat 5 orang absen, 1 orang sakit dan 1 orang izin. Sementara di Distanla, 1 orang sakit dan 1 orang izin.

Tim yang dipimpin Kepala BKD Kota Medan Affan Siregar didampingi Inspektur Pembantu I Waskito Daulay, Kabid Kesdip BKD Ismail Sitompul dan Kasubbid Disiplin BKD Khairul Ahmad melakukan sidak ke Kantor Badan Pelayan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, Dinas Pendapatan (Dispenmda), Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB), Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Medan.

Di Kantor BPPT, dari keseluruhan pegawai 84 orang, yang hadir hanya 78 orang. Terdapat 3 orang absen dan 3 orang izin. Di Kantor Dispenda, dari jumlah pegawai 344 orang, hadir 318, izin 20 orang dan mangkir 6 orang. Begitu juga di Dinas TRTB, jumlah pegawai seluruhnya 138 orang, hadir 129 orang, izin 2 orang dan mangkir 7 orang. Dinas Perkim, jumlah pegawai 77 orang, hadir 68 orang, izin 5 orang dan mangkir 4 orang. Disperindag, jumlah pegawai 95 orang, hadir 82 orang, izin 9 orang dan mangkir 4 orang. Sedangkan di BPM, jumlah pegawai 29 orang, mangkir 1 orang.

“Tingkat kehadiran pegawai dari 6 SKPD yang kami lakukan sidak tadi mencapai mencapai 90 persen. Bagi pegawai yang tidak masuk kerja tanpa alasan alias mangkir akan segera kita berikan surat peringatan,” ujar BKD Medan, Affan Siregar kepada Sumut Pos, Senin (12/8).

Untuk data sementara, PNS yang paling banyak mangkir pasca libur Lebaran ada di Dinas TRTB Medan. “Untuk sementara memang yang paling banyak itu saat ini Dinas TRTB Medan yang paling banyak mangkir ada 7 orang. Kita belum tahu apa penyebab PNS di TRTB banyak yang mangkir,” paparnya.

Dijelaskannya, Pemko Medan sudah membentuk 10 tim guna melakukan sidak langsung ke lapangan. Data tersebut masih dari tiga tim, sedangkan sisanya masih ditunggu. “Kita membentuk 10 tim. Yang baru masuk tiga tim, yang lainnya belum. Mungkin besok (hari ini,Red) baru lengkap berapa PNS yang mangkir di seluruh instansi jajaran Pemko Medan. Seperti yang ke Belawan, kita belum tahu kapan mereka menyerahkan data,” ucapnya.

Terpisah, Camat Medan Selayang Zulfakhri Ahmadi, S.Sos
mengatakan, seluruh pegawai di kecamatannya hadir seluruhnya. “Tadi pagi (kemarin,Red) kita lakukan apel dikantor kecamatan .Setelah apel kita lakukan absensi. Hasilnya dari absensi itu ternyata semua pegawai masuk kerja,” kata Zulfakhri Ahmadi, S.Sos, Senin (12/8).
Hal senada juga diungkapkan Camat Medan Sunggal Syahrul Effendi Rambe, sejauh ini pegawai kecamatan Medan Sunggal baik kelurahan, hadir semua. “Jadi, hadir semua para pegawai kita,” katanya.

Sedangkan Camat Medan Barat Sutan Tolang Lubis, S.STP, MSP, mengatakan, ada empat orang pegawai kecamatan yang tidak hadir. Dirinya telah melaporkan keempat pegawainya tersebut ke pihak Tim Sidak Pemko Medan.

Sementara itu, tingkat kehadiran PNS DPRD Medan cukup tinggi. Dari 45 PNS di sekretariat tersebut, hanya 3 orang yang tidak hadir, dengan alasan sakit. Sebaliknya, hingga pukul 12.00 WIB, banyak para anggota DPRD Medan yang tidak masuk kerja, termasuk Amiruddin, sebagai Ketua DPRD Medan.

Pada hari pertama kerja ini, PNS sekretariat DPRD Medan langsung menggelar apel pagi pukul 8.00 WIB yang dipimpin Sekwan MHD Azwarlin Nasution SH. Usai apel, seluruh PNS dan tenaga honor menggelar silaturahmi. Acara salaman dimulai dari Sekwan dengan kabag dan selanjutnya tingkat kasubbag hingga tenaga honor.

Tiket KA ke Kualanamu 60 Ribu

PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan menurunkan harga tiket kereta api dari Lapangan Merdeka Medan menuju Bandara Kualanamu dari Rp80 ribu menjadi Rp60 ribu. Menurut Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan, harga khusus ini berlaku 11 Agustus hingga 31 Agustus, dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Indonesia.

“Itu Promosi kemerdekaan, setelah itu normal lagi (Rp80.000),” jelas kepada wartawan di Stasiun Tanah Abang, Tanah Abang, Jakarta, Senin (12/8).

Ignasius Jonan melihat prospek angkutan KA dari dan menuju Kualanamu sangat bagus. Karena itu, KAI akan mendatangkan 2 rangkaian kereta diesel dari Korea Selatan untuk menambah armada layanan.

Selama ini, kereta Bandara Kualanamu masih memakai rangkaian kereta diesel pinjaman dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Diharapkan, pada September 2 rangkaian kereta tersebut akan mulai beroperasi.

“Sehari penumpang di Kereta Bandara Kualanamu penuh terus. 80 persen hingga 100 persen setiap hari. Jumlahnya 2.500 orang, kita ingin tingkatkan menjadi 6.000 orang dalam sehari,” tutur Jonan.

Alasan Jonan memilih kereta dari Korea tersebut karena produknya bagus dan harganya terjangkau. Namun sayangnya, Jonan tidak menyebutkan berapa PT KAI harus merogoh kocek demi mendatangkan kereta tersebut. “Nanti datang 2 minggu lagi,” katanya.

Selasa, 21 Mei 2013

Diwarnai Rentetan Tembakan, Seorang Pemuda Diamankan

BANDA ACEH - Warga Desa Lampulo Baru, Kecamatan Kuta Alam, dihebohkan sedikitnya rentetan lima tembakan, Senin (13/5) sekira pukul 01.15 WIB dinihari kemarin. Belakangan, seorang pemuda, Ay (20) yang mengaku warga Lamseupung Kecamatan Luengbata, Banda Aceh, diamankan warga. Dikira maling, tubuh pemuda itu, sempat dihujani bogem mentah warga yang emosi.

Belakangan diketahui jika, Ay spooring (lari-red) dari Mapolsek Kuta Alam, sejenak dia diamankan anggota Polsek setempat, setelah ditemukan mojok di kegelapan bersama seorang temannya. Sang teman akhirnya melarikan diri menerobos ke gelapan malam.

Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Moffan MK SH, melalui Kapolsek Kuta Alam, Iptu Andri Permana Amd IK, yang dihubungi kemarin, mengakui insiden tersebut. Menurutnya, sebelum berusaha lari dengan menaiki sejumlah atap rumah warga, Ay sempat diamankan polisi setelah dicurigai berdiri di pinggir Jalan T Diblang, Gampong Lampulo, Banda Aceh.

Ay yang bersama temannya berinisial Ri yang berhasil kabur saat itu dipergoki oleh personel Polsek Kuta Alam, yang baru kembali dari arah Jalan Syiah Kuala, Banda Aceh.

Karena curiga dengan kedua remaja yang berhenti di tempat gelap pinggir jalan Tgk Diblang, sekira pukul 01.15 WIB dini hari, anggota Polsek pun berhenti dan mendekati Ay dan Ri. “Ri, yang pertama ditanyai anggota, berdalih mereka berhenti untuk buang air kecil. Namun, dia tiba-tiba langsung kabur dengan membawa serta bungkusan yang kami yakini sebuah tas.”

Ay, yang juga berencana lari dengan sepeda motor Supra 125 dikendarainya berhasil dicegah personel dan langsung dibawa ke Mapolsek. “Kalau mereka tidak melakukan sesuatu yang salah, untuk apa lari. Kan itu yang jadi pertanyaannya,” kata Andri.

Kapolsek Kuta Alam itu menjelaskan saat personel mau memintai keterangan, tiba tiba remaja itu kabur dengan memanjat atap rumah warga. Sehingga tindakannya itupun membangunkan seisi rumah. Polisi akhirnya meminta Ay menyerahkan diri dengan cara melepaskan sejumlah tembakan ke udara dan hal itu cukup mengejutkan warga. “Kami mendengar sekitar lima tembakan,” ujar seorang warga tak jauh dari lokasi itu, kemarin.

Belakangan puluhan warga tanpa dikomandoi keluar rumah berusaha mencari tahu apa yang terjadi. “Melihat ada seseorang lari di atap rumah warga langsung mengejar. Mungkin di pikiran warga, Ay itu seorang pencuri, sehingga warga pun akhirnya menangkap Ay dan sempat menghaidiahi runtunan bogem mentah. Anggota berhasil menarik Ay dari kerumunan massa,” sebut Andri.

Ay bersama sepeda motor (sepmor) Supra X 125 miliknya yang tanpa pelat belakang serta bagian spare part lainnya yang telah dibuka, diamankan di Polsek Kuta Alam. Namun, remaja itu memilih bungkam, terkait apa yang telah dilakukan bersama Ri, rekannya yang berhasil kabur tersebut.

Kecurigaan polisi pun mengkerucut ke sepmor milik Ay yang turut diamankan. Tapi, jok sepmor Ay sulit untuk dibuka. Sehingga berbagai usaha dilakukan, jok itu pun berhasil dibuka dan bersama-sama dengan wartawan polisi mengeluarkan isinya. Di paling sudut jok sepmor itu, polisi mencurigai sebuah bungkusan yang dibalut koran. Begitu dibuka ternyata isinya daun ganja.

Pemuda Ay bersikukuh itu bukan miliknya, bahkan ibu pemuda itu yang juga ada di kantor polisi balik bersitegang menuduh polisi menjebak.

Wanita itu baru tak berkutik ketika polisi memperlihatkan semua isi sms dari hp anaknya yang dikirimkan oleh rekan-rekannya yang menjelaskan bahwa Ay tengah merencanakan sebuah transaksi ganja. “Dari tes urine yang dilakukan di RS Bhayangkara, Banda Aceh, Ay juga positif menggunakan narkoba,” demikian Kapolsek Kuta Alam.

Kakak Saifullah: Dewi Masih Istri Adik Saya

BANDA ACEH - Mariani (45), kakak kandung Saifullah Sarong (35), yang tewas diduga akibat ditikam Suryadi Marzuki (28) di Gampong Pucok Geumpang, Kecamatan Geumpang, Pidie, Minggu (28/5) pagi, menyatakan Saifullah masih suami Dewi, meski mereka sedang pisah rumah karena cekcok rumah tangga. Mariani mengklaim Suryadi belum menjadi suami Dewi.

Mariani menyampaikan hal itu kemarin menanggapi pemberitaan di koran ini, Senin (29/4) yang menyebutkan Saifullah, mantan suami Dewi tewas ditikam Suryadi, warga Peulanggahan, Banda Aceh. “Rumah tangga adik saya Saifullah dengan Dewi sedang cekcok, sehingga mereka berpisah rumah, adik saya tinggal di Gampong Baroe Cot Kumbang, Tangse dan Dewi di Pucok Geumpang. Tetapi mereka masih suami istri yang sah,” kata Mariani.

Mariani menjelaskan dirinya juga sudah mengecek ke Keuchik Pucok Geumpang bahwa Suryadi belum pernah menikah dengan Dewi. Adapun kronologis peristiwa naas itu, Mariani mengatakan sudah bertanya ke Kepala Dusun (Kadus) Pucok, Azhar, saksi mata yang tinggal di rumah masih satu pekarangan dengan SD Pucok Geumpang tempat Dewi berhonor sebagai guru. “Jadi pada pagi hari itu, Dewi menghubungi suaminya Saifullah untuk menjemput anak mereka di SD tersebut. Ketika Saifullah datang, adik saya itu dan Dewi bertengkar sehingga Azhar melerai dan mengambil pisau dari Saifullah, kemudian Azhar membuang pisau itu ke belakang sekolah,” cerita Mariani mengutip keterangan Azhar.

Kata Mariani pada saat itu, Saifullah melihat Suryadi di dalam rumah Azhar sehingga adiknya tersebut masuk ke rumah dimaksud yang diikuti istrinya di belakang. Sesampai di dalam rumah, tiba-tiba ada yang memukul Saifullah dengan balok di belakang kepalanya, tetapi belum diketahui siapa. Kemudian Suryadi menusuk dada Saifullah. Kini pisau itu sudah diamankan polisi sebagai barang bukti. “Saifullah mencabut sendiri pisau itu sebelum ia meninggal di teras rumah Azhar. Pisau tersebut juga belum diketahui sumbernya. Sedangkan pisau dari Saifullah, kan sudah dibuang Azhar ke belakang sekolah. Tetapi saya juga belum bisa pastikan apakah itu pisau yang dibuang Azhar atau ada pisau lain. Sedangkan Azhar, saat itu lari keluar rumah meminta tolong pada warga dan sesaat dia kembali bersama warga, adik saya meninggal,” jelas Mariani.

Kini, Mariani mengatakan menyerahkan proses hukum perkara itu ke polisi yang kini sudah menahan Suryadi dan Dewi. Adapun kronologis diceritakannya mengklarifikasi kejadian diberitakan, Senin (29/4).

Versi sebelumnya menyebutkan, korban Saifullah sempat terlibat pertengkaran hebat dengan Dewi yang kala itu diakui Dewi sudah menjadi mantan istri Saifullah. Belakangan disebutkan, terjadi perkelahian antara Saifullah dengan Suryadi yang diakui sudah menjadi suami Dewi. Duel itu berakhir dengan kematian Saifullah.

Janda dan Bocah Terbakar

LHOKSEUMAWE - Kebakaran yang terjadi di Bireuen dan Lhokseumawe menyebabkan seorang bocah dan seorang janda terbakar. di Bireuen, bocah perempuan berusia empat tahun terbakar. Sementara di Lhokseumawe, janda asal Desa Hagu Barat Laut Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe, terbakar saat hendak mengisi bensin ke tangki mobil menggunakan gembor.

Bocah yang terbakar di Lhokseumawe yakni Zahwa. Putri kelima pasangan Husni Harun dan Balqis, warga Meunasah Blang, Kecamatan Kota Juang, Bireuen, itu disambar api saat menemani abangnya di depan rumah makan desa setempat, Senin (13/5), sekira pukul 16.15 WIB.

Kala itu, Madrikas (11), abang kandung Zahwa, membakar arang di angklung untuk bara bakar jagung di depan rumah makan dimaksud. Tanpa diduga, ketika Madrikas menyiramkan minyak tanah, api menyambar ke tubuh Zahwa. Akibatnya, sekujur tubuh bocah perempuan itu terbakar.

Sore itu juga, Zahwa dilarikan ke RSUD dr Fauziah. Beberapa jam setelah dirawat di rumah sakit tersebut, sekira pukul 19.30 WIB, Zahwa dirujuk ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

Sementara terbakar di Lhokseumawe bernama Rohani (60). Tangan dan kaki janda ini terbakar saat hendak mengisi bensin ke tangki mobil menggunakan gembor.

Mulanya, Rohani hendak mengisi bensin menggunakan gembor. Karena mati lampu, Rohani menggunakan lilin sebagai penerang. Tiba-tiba, saat mengangkat minyak dalam gembor untuk diisi ke dalam tangki mobil, lilin yang ditaruh di rak jatuh ke dalam gembor tersebut.

Dalam waktu bersamaan, api langsung menyambar ke jeriken besar tempat penampungan bensin. Tangan serta kakinya langsung terbakar karena terkena tumpahan minyak. Warga yang duduk di teras rumah tetangga Rohani langsung menolong ketika mendengar Rohani menjerit kesakitan.

Sebagian warga langsung mengeluarkan barang dalam ruko Rohani. Sebagian lagi membawa Rohani ke tempat praktik mantri untuk mendapat pertolongan. Warga baru berhasil memadamkan api setelah dibantu dua armada Pemadam Kebakaran (Damkar) dari Pemko Lhokseumawe.

“Setelah itu, ketika kami hendak menyimpan barang ke tempat lain, satu tabung gas 3 kilogram sudah dicuri,” kata Muhammad, keponakan Rohani, kemarin. Akibat kejadian itu, Rohani harus mengungsi ke rumah saudaranya untuk mendapat perawatan luka bakar.

Selain itu, di Aceh Utara, rumah berkontruksi kayu Maknawiyah (42) di Seulunyok, Kecamatan Nibong, ludes terbakar. Peristiwa itu terjadi sekira pukul 23.30 WIB. Diduga, api berasal dari korslet listrik.

Peristiwa itu terjadi ketika Maknawiyah tertidur pulas. Tiba-tiba, warga yang melintasi rumah tersebut melihat api membesar. Saat itu juga, warga menyelamatkan janda tersebut. “Tak ada yang sempat diselamatkan. Semua perabotan dalam rumah korban ludes,” kata Jafar, warga Nibong, kemarin

Avanza Seruduk Sepeda Motor, Satu Tewas

IDI - Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di Jalan Medan-Banda Aceh. Kemarin, satu unit mobil Avanza BK 1356 ZD menyeruduk sepeda motor Honda Supra X 125 BL 4983 DW di kawasan Darul Aman, Idi Cut. Akibat kejadian itu, pengendara sepeda motor, Ibnu Wahidi, tewas sesaat dilarikan ke Puskemas Idi Cut.

Pangkal kejadian itu ketika mobil Avanza yang dikemudikan Sukri Ismail, warga Julok, Aceh Timur, melaju dari arah Banda Aceh dengan kecepatan sedang. Setiba di lokasi kejadian, seorang anak penduduk sekitar, Tasya Nadira (7), menyeberang jalan. Melihat bolah melintasi jalanan, Sukri segera membanting stir ke arah kanan.

Tanpa disadari, Ibnu Wahidi, warga sama, yang membonceng Husnatul Arifa (26) dengan Honda Supra, melaju dari arah berlawanan. Sekejap itu juga, Avanza dimaksud langsung menghantam sepeda motor itu.

“Tabrakan tak terelakkan. Warga yang melihat dan mengetahui kejadian itu, segera memberikan pertolongan dengan cara mengevakuasi korban ke Puskesmas terdekat,” ujar Kasatlantas Polres Aceh Timu, Iptu Tesyar, kemarin.

Pascakejadian, warga sekitar memberikan pertolongan pada Ibnu Wahidi dan Tasya Nadira. Namun, saat Ibnu menghembuskan napas terakhirnya saat dalam perjalanan menuju Puskesmas. Sedangkan Husnul Arifa dan Tasya Nadira, mengalami luka-luka.

“Permasalahan tersebut kini dalam penanganan Satlantas Aceh Timur,” pungkas Tesyar

Empat Bom Rakitan Meledak di Parit

MEDAN - Empat bom rakitan yang dibalut pipa paralon meledak di sebuah parit Jalan Platina I, Gang Syukur, Titipapan, Medan Deli, Sabtu (2/2) dini hari. Tim Jihandak Polda Sumut yang dikerahkan ke lokasi kembali menemukan empat bom sejenis yang belum meledak.

Waka Polda Sumut Brigjen Cornelis Hutagaol memastikan ledakan pada pukul 02.30 WIB itu tidak menimbulkan korban jiwa, maupun kerusakan apapun. Selain lokasinya tergolong jauh dari pemukiman penduduk, bom tersebut berjenis low explosive. “Low explosive. Jadi hanya mengeluarkan suara dan asap. Tidak sampai merusak,” kata Cornelis ketika memantau penyisiran Jihandak di lokasi kejadian, Sabtu (2/2) pagi.

Keberadaan delapan bom itu awalnya sudah diketahui tiga warga, Suyoto, Umar, dan Budiman pada pukul 01.00 WIB. Seluruh bom diletakkan pelaku di dalam parit berair dengan dibungkus karung goni. Namun sebelum petugas datang untuk mengevakuasi, empat bom tersebut meledak.

Bom tersebut terbuat dari pipa paralon berdiameter 10 centimeter dengan panjang bervariasi antara 25 hingga 30 centimeter. Polisi belum berani mengaitkan keberadaan bom itu dengan aktivitas kelompok garis keras tertentu.

Menurut Cornelis, bom jenis itu sering digunakan nelayan berburu ikan. Dugaan awal, bom itu meledak karena terjadi gesekan saat terendam air parit. “Bom seperti ini memang sering dijumpai, karena digunakan nelayan. Ini bom ikan,” lanjut Cornelis.

Kepala Lingkungan 10 Titipapan, Umar (52) mengatakan ledakan itu terjadi dua kali. Ledakan pertama menurutnya lebih besar dengan ketinggian api mencapai 1,5 meter. Sedangkan ledakan kedua terjadi saat warga berusaha mengangkat karung berisi bom dari parit ke tanah. “Pas kami angkat bomnya meledak. Untungnya tidak besar,” kata Umar.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Heru Prakoso menambahkan, keempat bom yang belum meledak mengandung tiga senar nilon besar warna kuning yang menyerupai kabel. Masing-masing kabel itu disebutnya berukuran 30 centimeter. “Tidak ada rangkaian berbahaya di dalamnya. Dan kayaknya memang untuk ikan,” kata Heru.

Meski begitu, penyelidikan terus dilakukan dengan melibatkan Direktorat Intelkam Polda Sumut, Direktorat Reskrim Umum Polda Sumut, dan Polres Pelabuhan Belawan. Seluruh rangkaian bom itu sendiri sudah diamankan di Makosat Berimob Polda Sumut.(

Pasir Ditambang Bom Didapat

SIGLI - Rizal Abdullah (20) menemukan bom di dalam sungai Krueng Baroe Rabu (6/3), sekira pukul 17.00 WIB. Bahan peledak yang diduga peninggalan masa kolonial Belanda itu ditemukan saat warga Pante Garot, Kecamatan Indra Jaya, Pidie, itu menambang pasir galian C secara manual di sungai tersebut.

“Ketika itu, saya menyelam untuk mengambil pasir. Tiba-tiba saja terbentur benda keras yang tak lazim. Setelah diangkat, ternyata benda karatan itu bom,” ujar Rizal

Saat menemukan bom dimaksud, Rizal belum mengetahui benda yang berkarat itu adalah bahan peledak. Belakangan diketahui, benda dimaksud bom peninggalan masa penjajahan.

Khawatir keberadaan benda tersebut, Rizal bersama warga Pante Garot menyepakati membawa bom dimaksud kepada keuchik gampong itu. Selanjutnya, diserahkan kepada aparat kepolisian.

Kapolres Pidie, AKBP Dumadi, mengatakan aparat Gampong Pante Raja telah menyerahkan bom dimaksud ke polisi. “Bom yang diduga kuat peninggalan Belanda itu telah kami amankan di Mapolres,” ujarnya, singkat.

Bom 25 Kilogram di Bawah Jembatan

LHOKSUKON – Warga Desa Blang Poroh, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara menemukan bom rakitan yang ditaksir mencapai berat 25 kilogram, di bawah jembatan desa itu, Sabtu (18/5) sore. Bom tersebut diduga peninggalan masa konflik yang terjadi di Aceh beberapa tahun lalu.

Keuchik Desa Blang Poroh, Nisam Antara, Yahya, kemarin menyebutkan, bom itu ditemukan saat mobil escavator membersihkan saluran parit di desa tersebut. “Saat escavator mengorek saluran, ditemukan bom. Memang sedang ada pembangunan jembatan di desa kami. Letak bom itu di bawah jembatan,” terang Yahya. Setelah itu, Yahya dan warga lainnya langsung melaporkan kasus itu ke Pos Polisi Nisam Antara dan Polsek Nisam.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Kukuh Santoso melalui Kapolsek Nisam Ipda Latif, menyebutkan pihaknya sudah melaporkan temuan bom itu ke tim penjinak bom (Jibom) Detasemen B Jeulikat, Brimobda Aceh. “Bom itu akan dibawa Tim Jibom ke markas mereka di Jeulikat. Setelah itu Jibom akan mendisposal bom tersebut,” pungkas Ipda Latif seraya mengucapkan terimakasih kepada warga yang dalam kesempatan pertama melaporkan temuan amunisi berdaya ledak itu kepada pihak polisi.

Isap Sabu-sabu di Bengkel, Dua Pria Dicokok Polisi

IDI - Aparat Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur menciduk Muliadi (29) dan Musliadi (25), Minggu (19/5), sekira pukul 02.00 WIB. Kedua pria asal Julok dan Darul Aman, Idi Cut itu ketangkap basah mengisap sabu-sabu pada sebuah bengkel di Idi Cut. Bersama mereka, polisi mengamankan satu paket sabu-sabu beserta alat isap.

Mus dan Mul ditangkap setelah polisi mendapatkan informasi dari masyarakat. Warga melaporkan, di sebuah bengkel di Idi Cut terdapat dua pria yang sedang asyik mengisap sabu-sabu. Berdasarkan laporan tersebut, polisi segera bergerak menuju lokasi.

Setiba di sebuah bengkel sepeda motor, polisi mendapati keduanya tengah asyik mengisap sabu-sabu. “Mereka langsung kami cokok di lokasi. Bersama mereka, ikut diamankan barang bukti satu paket sabu-sabu dan alat isap,” ungkap Kasat Narkoba Polres Aceh Timur, AKP Adi Sofyan,


Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya serta penyelidikan lebih lanjut, Mus dan Mul beserta satu paket sabu-sabu dan alat isap, diamankan di Mapolres Aceh Timur.

Laptop dan Ponsel Ustaz Digondol Maling

KUTACANE - Sejak dua bulan terakhir, aksi pencurian marak di Aceh Tenggara. Kasus terakhir terjadi pada Minggu (19/5). Laptop Acer dan telepon seluler milik Ibni Ali, Imam Masjid At-Takwa Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala-gala, digondol maling.

Saat kejadian, Ibni tak berada di rumah. Sejak kemarin pagi, dia beserta istri dan anaknya pergi ke Kutacane. Mereka membeli perbekalan anak-anaknya untuk masuk ke Taman Kanak-kanak (TK). Keluarga ini baru pulang ke rumahnya sekira pukul 11.30 WIB.

Saat membuka pintu depan rumahnya, Ibni tak melihat ada keanehan. Ketika hendak masuk ke kamar, Ibni sempat melihat dapur yang ditutup dengan selembar seng, terbuka. Dia pun kian terkejut melihat pintu tengah dapur terbuka.

Kemudian, Ibni langsung memeriksa. Ternyata, laptop merek acer 14 inci dan ponsel yang terletak di tempat tidurnya, raib dibawa maling. “Data-data dalam laptop itu sangat penting bagi saya. Di sana ada tafsir-tafsir dan pengetahuan tentang Agama Islam serta Bahasa Arab. Selain itu, ada juga data pribadi lainnya,” ungkap Ibni, kemarin.

Kasus itu pun telah ia laporkan ke Kepolisian Resor (Polres) Aceh Tenggara

Dituduh Mesum, Sejoli Diserahkan ke Polisi

BANDA ACEH - Warga Lampaseh Kota, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh menangkap sejoli yang dituduh berkhalwat dalam salah satu rumah di gampong itu, Senin (20/5), sekitar pukul 00.00 WIB. Kemudian, pria berinisial AI (24) dan wanita berinisial NH (25), diserahkan ke Mapolsek Kutaraja. Selanjutnya pihak polsek menyerahkan pasangan ini ke Kantor Satpol PP dan WH Banda Aceh.

Informasi ini awalnya diperoleh dari warga Lampaseh Kota. Kasubbag Tata Usaha Satpol PP dan WH Banda Aceh, Reza Karmilin, mengatakan AI yang merupakan duda beranak satu itu membawa wanita berinisial NH ke rumahnya di Lampaseh Kota, Minggu (19/5) malam. Namun, di rumah itu juga ada ibunda AI dan adik perempuannya.

Saat ditangkap warga, mereka berempat lagi di ruang tamu. Bahkan, tidak terbukti bermesum. Akan tetapi, kecurigaan warga ini cukup beralasan karena sekitar seminggu lalu, AI juga membawa perempuan tersebut ke rumahnya, saat ada ibunda dan adiknya juga di rumah.

“Diakui AI dan NH, ketika itu mereka sudah sempat bermesum di dalam kamar. Pada 2011, AI juga pernah ditangkap bersama perempuan lain di rumah itu. Akhirnya juga berurusan dengan Satpol PP dan WH Banda Aceh,” kata Reza, didampingi penyidik WH, Zahkwan.

Menurut Karmilin, setelah sekitar satu jam ditangkap dan diintrogasi warga, keduanya diserahkan ke Mapolsek Kutaraja. Kemudian, sekira pukul 10.00 WIB, pihak Mapolsek menyerahkan pasangan nonmuhrim ini ke Kantor Satpol PP dan WH Banda Aceh.

Hingga kemarin sore, kata Tarmilin, keduanya masih diamankan dalam ruang terpisah di Kantor Satpol PP dan WH Banda Aceh, sambil menunggu dijemput pihak keluarga masing-masing untuk diberikan pembinaan lebih intensif.

“Akan tetapi, kami agak sulit menghubungi keluarga perempuan yang jauh tinggal di kampung halaman. Dia anak baru tamat SMA yang ngekos di Banda Aceh sambil mencari kerja. Dia juga baru pacaran dengan AI sudah enam bulan. Kami juga akan menyerahkan dia ke orang tua AI,” jelas Reza.

Reza menambahkan, perbuatan keduanya yang dituduh bermesum juga melanggar Qanun Nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat. Ancamannya, hukuman maksimal masing-masing 11 kali cambuk.

Karyawan asal Medan Tewas Tanpa Busana

BANDA ACEH - Gito (49), warga Medan, Sumatera Utara, ditemukan tewas dalam posisi telungkup Senin (20/5), sekira pukul 08.30 WIB. Pria yang tercatat sebagai Karyawan Chec yang berkantor di Kompleks PT Lafarge Cement Indonesia (LCI), Mon Ikeun, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, itu ditemukan tewas dalam kamarnya di mess karyawan perusahaan yang bergerak di bidang kelistrikan. Saat ditemukan, tak ada busana melekat di tubuhnya.

Kapolres Aceh Besar, AKBP Djadjuli, mengatakan peristiwa itu cukup menggegerkan para pekerja yang akan menjalankan tugas masing-masing. Djadjuli memperkirakan, Gito telah meninggal dunia beberapa jam sebelum ditemukan.

Kapolsek Lhoknga, Iptu Iwan Haji, menjelaskan Gito pertama kali ditemukan oleh rekan kerjanya, Suandi. Kemarin pagi, Suandi berulang kali menggedor pintu kamar Gito. Namun, tidak ada jawaban. Suardi pun berinisiatif membuka pintu kamar mess tersebut. Di dekat ranjang tidur, dia melihat Gitu terbujur kaku dalam kondisi telungkup, tanpa busana yang dikenakan.

“Hasil olah tempat kejadian perkara, tidak ada benda-benda mencurigakan yang ditemukan di dekat korban. Meski demikian, lokasi penemuan korban tetap dipasang police line,” kata Iwan.

Pria asal Medan itupun dibawa ke kamar jenazah RSU Zainoel Abidin, Banda Aceh, untuk divisum. Atas permintaan keluarga, jenazah tidak diautopsi. Dari hasil visum luar yang dilakukan oleh dr Khatab, disimpulkan Gito mengalami serangan jantung. Diduga, dia meninggal dunia 6 jam sebelum ditemukan.

“Hari ini (kemarin-red), jenazah langsung diberangkatkan ke Medan menggunakan pesawat udara. Meski dugaan korban meninggal akibat serangan jantung, kami tetap menyelidiki kasus ini,” papar Iwan.

Hantam Sapi, Pikap Ringsek

Mobil Carry pikap BL 8433 PW ringsek di bagian depan setelah menghantam sapi di tengah jalan Banda Aceh-Medan di Meureudu. Peristiwa itu pada Minggu (19/5), sekira pukul 22.30 WIB.

Tak ada korban jiwa pada peristiwa itu. Hanya bagian depan mobil rusak parah. “Banyak warga mengeluhkan kondisi jalan di Pidie Jaya karena ternak berkeliaran. Karena itu, Satpol PP harus cepat menertibkan keliaran lembu sebelum menelan korban jiwa,” ujar Erwin (39), warga Keude Lueng Putu, Bandarbaru, Pidie Jaya.

Dia mengatakan, ekses tiadanya penertiban selama ini, telah menimbulkan kecelakaan lalu lintas yang berpotensi memakan korban, rusaknya sepeda motor, serta mobil pelintas.

Tak hanya Erwin, sebagian warga lain juga mengakui mengaku resah lantaran sejumlah sapi dan kerbau berkeliaran di sepanjang ruas jalan negara. Akibatnya, arus lalu lintas siang dan malam hari menjadi gangguan bagi pelintas.

Pemandangan semacam itu sudah berlangsung lebih dua bulan. Sebelumnya, hewan berkaki empat itu sudah jarang ditemui di tempat-tempat umum, termasuk jalan raya. Belakangan, sapi bagaikan tak bertuan. Di depan pendapa Pijay, setiap hari sapi mangkal di sana.

Sejumlah camat di tak habis pikir dengan kondisi demikian. Mereka membernarkan, usai panen (musem luah blang) seperti sekarang ini, pemilik sengaja melepaskan ternaknya untuk mencari makan sendiri. Tak mengherankan, bila kebanyakan ruas jalan di gampong-gampong dipenuhi kotoran ternak. “Itu pertanda sapi tidur-tiduran (meudu dom) di badan jalan,” kata seorang camat.

Di Meureudu, sapi sering mangkal di ujung jembatan layang, depan Dinkes/RSU, depan Cafee Cot Trieng/depan BPKP (Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan), depan puskesmas, jembatan Krueng Meureudu, kawasan Beuriweuh dan Bunot, kawasan Simpangtiga, serta jalan depan meuligoue. Sementara Meurahdua, di jalan Simpang Empat-Seunong dan sepanjang jalan Simpang Peuet-Kota Meureudu.

Begitu halnya Bandarbaru, Panteraja, Trienggadeng, Ulim, Bandardua dan Jangkabuya. Lintas Jangkabuya hingga ke perbatasan dengan Samalanga-Bireuen atau Jangkabuya arah ke Ulim dan arah ke Ulee Gle Bandardua, setiap hari puluhan ekor sapi dengan leluasa berparade sepanjang jalan. Lintas utara Meureudu ke Trienggadeng juga demikian.

Kasat Pol PP dan WH Pidie Jaya, Syukri mengatakan, sejak kemarin, timnya telah menertibkan ternak. Penertiban itu dimulai di sepanjang jalan yang kini dikosentrasikan di Trienggadeng.

“Selanjutnya kami teruskan ke tujuh kecamatan lain, termasuk Bandarbaru,” katanya.

Sebagai institusi perangkat daerah dalam penegakan Qanun, imbuh dia, Satpol PP dan WH berkomitmen penuh melakukan penertiban untuk kenyamanan warga. Termasuk sapi-sapi yang berkeliaran.

“Kami mengimbau kepada warga yang memili ternak, tidak melepaskan secara liar karena dapat mengusik kenyamanan bagi ketertiban umum, khhususnya pengguna jalan raya,” pintanya.

Nyabu, Ibu Hamil dan Menyusui Ditangkap

BANDA ACEH - Ibu rumah tangga (IRT) yang hamil enam bulan, Ita Purnama (24), Minggu (19/5) siang, ditangkap aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Kuta Alam, Banda Aceh. Selain dia, polisi juga menangkap Ita Yulianti (25), yang juga masih menyusui bayinya berusia 47 hari.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Moffan MK SH, mengatakan keduanya kini ditahan di sel Mapolsek Kuta Alam. Bersama mereka, polisi juga menyita sabu-sabu, bong, dan alat isap lainnya.

Kapolsek Kuta Alam, Iptu Andri Permana, menjelaskan Ita Yulianti didapati mengisap sabu-sabu di kamar rumah kontrakannya di Lambaro Skep, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, sekira pukul 12.00 WIB. Dari pengakuan dia, terungkap nama Ita Purnama yang ikut serta bersamanya mengisap sabu-sabu siang itu di kamar rumahnya.

“Ita Purnama sedang hamil enam bulan. Saat ditangkap dia memang berada di rumah kontrakannya. Kebetulan, kedua IRT ini tinggal bersebelahan di rumah kontrakan mereka di Lambaro Skep,” ujar Andri, kemarin.

Berdasarkan pengakutan Ita Yulianti kepada penyidik, sabu-sabu tersebut dibeli oleh ibu kandungnya di salah satu pengedar di Montasik, Aceh Besar. “Sejauh ini, kami masih mencari keberadaan ibu Ita Yuliati,” demikian Andri.

Saat ditanyai wartawan, Ita Purnama mengaku terpengaruh sabu-sabu akibat persoalan keluarga yang ia alami. “Awalnya saya hanya ikut-ikutan ketika ada masalah dengan suami. Lama-lama saya sudah sering mengisapnya kalau menghadapi masalah dalam keluarga,” ujarnya.

Ita Purnama menyebutkan, suaminya tidak pernah tahu tentang kebiasaannya yang suka mengisap sabu-sabu di rumah Ita Yulianti. Pun demikian, Ita Purnama merasa cukup sadar dirinya hamil dan berdampak bagi calon bayinya.

Ita Yulianti juga mengakui sama. Ibu yang tengah menyusui bayinya yang masih berumur 47 hari mengaku telah bercerai dengan suaminya, saat bayi yang dilahirkan itu masih dalam kandungan. Dia merasa sangat terpukul dan sedih ketika mengetahui suaminya nikah dengan perempuan lain dan menceraikan dia.

“Makanya yang terpikir pada saya saat itu hanya nyabu. Padahal, saya juga sadar waktu itu berdampak bagi bayi. Apalagi sekarang saya lagi menyusuinya dan masih mengisap sabu-sabu,” ungkap Ita Yulianti saat menceritakan hal tersebut.

Dusun Dijadikan Lapak Judi, Ibu-Ibu Sibayak Demo



Puluhan ibu-ibu majelis taklim dusun Sibayak, Gampong Seutui, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh menggelar aksi damai di depan pos kamling desa setempat, Senin (13/5/2013). Puluhan warga ini terpaksa turun ke jalan setelah dusun tempat tinggalnya kerap dijadikan lapak judi.

Dari hasil pantauan, puluhan ibu-ibu majelis taklim ini menggelar aksi damai sekitar pukul 16.00 WIB atau bakda salat asar. Sebagian di antara ibu-ibu ini terlihat masih menggunakan mukena dan ada juga yang menggendong anak-anak mereka. Dalam aksinya, mereka membawa sejumlah poster dan spanduk yang di antaranya bertuliskan “Stop! Judi, zina dan narkoba” dan ada juga yang bertuliskan “Kutuk penjudi dan penzina di dusun kami”.

Aksi yang digelar ibu-ibu paruh baya ini menyedot perhatian dari warga dusun lain di gampong Seutui. Sehingga, aksi menjelang sore itu menjadi tontonan warga dan anak-anak. Setelah menggelar aksi selama 30 menit, ibu-ibu ini kemudian mengakhiri aksinya dengan berjalan kaki melewati Jalan Teuku Umar Setui dan kembali ke rumah mereka masing-masing.

Perwakilan Ibu-ibu Majelis Taklim Dusun Sibayak, Syarifah Munira, mengatakan, aksi damai yang digelar ibu-ibu dari dusun itu disebabkan karena warga sudah merasa geram dengan perjudian yang telah berlangsung sejak beberapa tahun di dusun mereka.

“Kami ingin desa kami bersih dari maksiat. Jangan ada lagi judi, zina dan narkoba di dusun kami ini,” kata Syarifah disela-sela aksinya.

Menurutnya, dusun dari desa yang terletak di tengah kota Banda Aceh itu kerap dijadikan lapak judi oleh sejumlah orang dari luar kampung mereka. “Yang main di sini rata-rata orang dari luar kampung kami. Tapi orang di sini ada juga,” jelasnya.

Untuk itu, ia mengharapkan agar Pemerintah Kota Banda Aceh lebih serius untuk membarantas perjudian di kampung yang sudah dikenal sebagai lapak judi itu. Jika setelah aksi itu perjudian tetap dilakukan, ia bersama puluhan ibu-ibu lainnya akan menggelar aksi dengan massa yang lebih banyak.

“Dan akan kami berantas dengan cara kami sendiri nantinya. Tapi kami mohon agar tidak ada lagi jugi di kampung kami ini,” ungkapnya

Cuaca Buruk Ancam Pemukiman Warga

Cuaca ekstrem yang melanda Aceh sejak sepekan terakhir menyebabkan sejumlah warga di Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh khawatir. Pasalnya, tanggul penahan ombak di desa mereka belum rampung dan air laut dikhawatirkan masuk rumah warga.

Salah seoarang warga Desa Deah, Zaiduddin, mengatakan, tanggul penahan ombak yang dibangun pemerintah Aceh pascatsunami 2004 silam sudah mulai terkikis akibat abrasi. Selain itu, juga ada tiga tanggul penahan ombak yang belum rampung dikerjakan.

“Kalau terjadi gelombang tinggi airnya bisa masuk ke rumah. Hari ini sudah mulai melewati tanggul penahan ombak,” kata Zainuddin, Selasa (14/5/2013).

Warga desa itu, jelah Zainuddin, berharap kepada kepada Pemerintah agar segera memperbaiki tanggul penahan ombak yang mulai terkikis.”Jika tidak segera diselesaikan ini akan semakin parah. Apalagi sekarang sedang musim barat dan biasannya angin akan bertiup kencang,” ungkap Zainuddin.

Sementara itu, Koordinator Analisis Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banda Aceh, Khairul Akbar, mengatakan, cuaca ekstrim yang melanda kawasan Aceh ini disebabkan oleh dampak badai tropis yang terjadi di Teluk Benggala, bagian timur lautan Hindia.

“Tinggi gelombang laut diperkirakan mencapai 3,5 meter di Perairan laut Aceh,” kata Khairul saat dihubungi secara terpisah

Awas, Gelombang Laut Capai Tujuh Meter


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banda Aceh, mengimbau agar nelayan tetap mewaspadai gelombang tinggi saat melaut. BMKG memperkirakan, gelombang tinggi mencapai tujuh meter bakal terjadi di Aceh dalam empat hari ke depan.

Staf analisis Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banda Aceh, Rahmat Tauladani, mengatakan, cuaca ekstrim akan terus melanda Aceh hingga empat hari ke depan. Berdasarkan cacatan BMKG, kecepatan angin mencapai 54 hingga 50 Kilometer perjam.

Kondisi ini, jelas Rahmat, disebabkan badai topis yang terjadi di Samudera Hindia khususnya bagian barat Aceh. Akibatnya berdampak pada tingginya gelombang laut.

“Ini juga menimbulkan gelombang dengan ketinggian enam hingga tujuh meter di seluruh perairan Aceh,” kata Rahmat saat dihubungi wartawan, Senin (14/5/2013).

Menurut Rahmat, kondisi tersebut juga mengakibatkan curah hujan dengan intensitas lebat dan petir yang terjadi hampir diseluruh wilayah Aceh seperti wilayah Timur, Utara dan Tengah.

“Untuk itu, Kami mengimbau kepada masyarakat untuk dapat waspada menghadapi kondisi ini baik nelayan maupun mereka yang berdomisili di sekitar pegunungan,” ungkapnya

Cuaca Ekstrim, KMP BRR Tetap Berlayar

Meski cuaca ekstrem, Kapal Motor Pelayaran (KMP) BRR tetap melayani penumpang yang hendak berangkat ke Sabang. Hingga hari ini, pelayaran dari Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh menuju Sabang belum ada kendala.

Dari pantauan di pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, KMP BRR berangkat menuju Sabangsekitar pukul 10.30 WIB. Kapal itu mengangkut penumpang seperti biasa meski BMKG memprediksi gelombang tinggi melanda Aceh hingga empat hari ke depan.

Kepala UPTD Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh, T. Naziruddin, mengatakan, cuaca buruk yang sedang melanda Aceh sejak beberapa hari terakhir ini masih memungkinkan kapal untuk berangkat menuju Sabang maupun sebaliknya.

“Hingga hari ini belum ada kendala. Kapal tetap berlayar,” kata Naziruddin, Rabu (16/5/2013).

Menurutnya, cuaca buruk sangat berpengaruh terhadap pelayaran. “Tapi kapal masih memungkinkan untuk berangkat karena ombak tidak terlalu tinggi,” ungkapnya.

Ushuluddin Gelar Gerakan Wakaf Buku

Sebanyak 91 judul buku terkumpul dalam aksi gerakan wakaf buku yang digelar di lingkungan Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry, Rabu (15/5).

Dekan Fakultas Ushuluddin Syamsul Rijal mengatakan kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan antara dosen, karyawan, dan mahasiswa untuk pendidikan Aceh.

“Jumlah buku yang terkumpul sebanyak 91 judul dalam berbagai disiplin ilmu, hampir semua dosen dan karyawan ikut menyumbang, serta beberapa buku juga disembang oleh mahasiswa yang serahkan oleh Gubernur BEM Ushuluddin,” ujarnya

Menurut Dekan, buku yang diwakafkan adalah buku karya dosen Fakultas Ushuluddin, buku koleksi pribadi yang telah dibaca, dan buku-buku terbitan yang terbaru.

Secara internal Pimpinan Fakultas Ushuluddin mendorong semua sivitas akademika dan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam aksi mewakafkan buku kepada perpustakaan. “Event wakaf buku ini akan menimbulkan kepedulian terhadap pengembangan ilmu,” tambah Syamsul Rizal.

Menurutnya, buku adalah sumber bacaan. Sementara membaca merupakan perintah Allah dalam wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw.

“Apa yang dibaca tidak terbatas, buku yang terkumpul akan diwakafkan ke perpustakaan Fakultas, diharapkan gerakan ini akan berlanjut dan tidak terhenti pada sekali saja,” kata dia.

16 Negara Ikut Konferensi Internasional di Unimal

Universitas Malikussaleh bekerjasama dengan Harvard University Amerika Serikat terus melakukan persiapan penyelenggaraan konferensi internasional tentang Aceh dan Kawasan Lautan Hindia ke-4. Konferensi ini bakal digelar di Kampus Unimal, Lhokseumawe, pada 8-10 Juni mendatang.

“Konferensi ke-4 ICAIOS kali ini akan menampilkan 60 makalah dari 16 negara dan rencananya akan dibuka secara resmi oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah,“ jelas Ketua Panitia Mohd Heikal dalam keterangan pers.

Pada konferensi ini panitia akan menghadirkan 4 orang keynote speaker (pembicara kunci) dari 3 negara. Dari Indonesia ada dua yakni Menkopolhukam RI Djoko Suyanto dan Kepala UKP4 RI Kuntoro Mangkusubroto. Selanjutnya Prof Mary Jo dari Amerika Serikat dan Prof Michael Feener dari National University of Singapore.

“Selain keynote speaker, juga ada pembicara tamu seperti Adnan Ganto sebagai Komisaris Morgan Bank Ltd Zurich Swiss yang juga dewan penasehat Unimal, Prof. Kamaruzzaman Askandar dari?Universiti Sains Malaysia, Prof. Byron J. Good dari ?Harvard University Amerika Serikat, Prof. Yusny Saby? dari IAIN Ar-Raniry dan Dr. Saleh Sjafei? dari Syiah Kuala University,” sebutnya.

Konferensi ICAIOS ke-4 ini mengambil tema Beyond Reconstruction: Social Recovery on Post-Conflict and Post-Disaster Society, dengan membahas tentang perubahan sosial politik pemerintahan dan hukum, rekonsiliasi budaya dan agama, psikososial, gender keterwakilan dan partisipasi, sosial ekonomi lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.

Selain kegiatan inti tersebut, sebut Heikal, juga ada tambahan kegiatan yang sifatnya mendukung program pemerintah Aceh tentang Aceh Visit Year dengan memanjakan sebagian peserta dengan Aceh Historical Tour (wisata sejarah Aceh) dan poster exhibition on ‘Islam, Trade and Politics across the Indian Ocean’ dan pemutaran film dokumenter berbasis antropologi.

Pendaftaran Peserta

Konferensi ICAIOS ini terbuka untuk umum. “Siapa saja bisa menjadi peserta, baik dari kalangan birokrat, pengusaha, dosen, guru, mahasiswa, dan masyarakat umum lainnya dengan cara mendaftar di sekretariat ICAIOS pada Pascasarjana Unimal Lhokseumawe maupun di kantor ICAIOS Banda Aceh hingga 25 Mei ini,” jelas Heikal. Dan untuk informasi lebih lanjut bisa diakses di www.icaios2013.acehresearch.org.[

Tikar Pandan Gelar Kuliah Umum Berseri



Liga Kebudayaan Komunitas Tikar Pandan menggelar kuliah umum berseri. Kuliah umum yang bertajuk “Imran T. Abdullah Lecture Series” tersebut digelar setiap dua pekan sekali dengan membahas tema-tema tertentu dan menghadirkan pakar di bidangnya.

Rizki, pengelola kuliah umum menyebutkan tema hikayat diambil untuk kelas perdana karena sosok Prof. Imran yang meninggal pada Agustus 2012 lalu adalah salah satu peneliti hikayat. “Sebelum sakit parah yang menyebabkan gerak beliau terbatas, Prof. Imran masih mengkaji dan membaca manuskrip hikayat, bahkan mentransliterasinya,” jelasnya dalam keterangan pers.

Untuk kuliah umum seri perdana pada Jumat 17 Mei 2013 pukul 16:10 WIB membahas tentang “Hikayat” dengan menghadirkan Agus Nur Amal atau lebih dikenal dengan nama panggung Agus PMTOH sebagai pensyarah. Agus akan membahas tentang hikayat mulai dari sejarah hingga cara membaca dan memahaminya.

Agus selama ini dikenal di lingkup Aceh, nasional, bahkan internasional sebagai tukang cerita (troubador) atau penghikayat, aktor teater, serta peneliti hikayat dan folklor Aceh.

Kuliah umum tersebut dilaksanakan di Kantor Komunitas Tikar Pandan, Jl. Lamrabo, No. 4, Lamteumen Timur, Setui (Belakang Terminal Lama).

“Kuliah umum ini terbuka untuk berbagai elemen masyarakat dan sifatnya gratis, kecuali jika nantinya diperlukan biaya untuk fotokopi atau mencetak bahan kuliah. Peserta diharapkan dapat mendaftar dirinya via email ke tikar_pandan@hotmail.com atau via Kiki di nomor HP +628116804252,” sebut Rizki.

Lebih lanjut dijelaskan, Komunitas Tikar Pandan sudah menyiapkan tema dan nama pensyarah hingga akhir tahun ini, dan rencananya juga akan mengundang pembicara tamu dari luar Aceh yang ahli sejarah dan budaya Aceh.

“Kita ingin generasi muda Aceh dan masyarakat Aceh umumnya lebih mengenal sejarah dan budayanya secara ilmiah dan otentik, bukan seperti sejarah tidak ilmiah yang mengatakan Aceh adalah sebuah akronim dari beberapa nama bangsa sebagaimana sering dilafalkan dan dihafal oleh generasi muda Aceh sekarang,” jelas Rizki.

Digelarnya kuliah umum berseri ini, sebut Rizki, bertujuan untuk mengkaji dan membahas perihal sejarah dan budaya Aceh, serta lebih memperkenalkannya kepada khalayak umum.

Azhari, Direktur Komunitas Tikar Pandan menyebutkan program kuliah umum berseri tersebut merupakan transformasi dari Diskusi Sabtu Sore yang sejak sepuluh tahun lalu telah digagas dan dilaksanakan oleh Komunitas Tikar Pandan.

“Pada tahun 2013 ini, kita memakai nama salah satu profesor sastra Aceh, Prof. Dr. Imran T. Abdullah untuk nama seri kuliah umum sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas kerja dan karya beliau dalam memajukan dan meneliti sejarah Aceh terutama dalam kajian naskah (filologi),” jelasnya.

Lebih lanjut disebutkan sekarang Komunitas Tikar Pandan juga membuka pustaka publik dan baru saja mendapatkan tambahan ribuan koleksi yang merupakan hibah dari keluarga Prof. Imran di Yogyakarta.

Sejumlah Kapolsek di Aceh Besar Dirolling



Kepolisian Resort Aceh Besar menggelar acara serah terima jabatan di Mapolres setempat, Rabu (15/5/2013). Sertijab ini dilakukan untuk regenerasi kepemimpinan dan pengembangan karir di tubuh personel kepolisian.

Hadir pada acara sertijab ini di antaranya Kepala Bagian, Kepala Satuan, Kapolsek dan personel Polres Aceh Besar itu. Adapun jabatan yang diserahterimakan masing-masing Kasat Bimmas Iptu Elputri kepada Iptu Chairuddin dan Kasat Sabhara yang sebelumnya dijabat Iptu H Yulizar Lubis diserahterimakan kepada AKP Ramlan SE.

Selanjutnya Kapolsek Selimum AKP Edy Febriadi SH kepada Iptu Yulizar Lubis, Kapolsek Montasik, AKP Ramlan SE diserahterimakan kepada AKP Edi febriadi SH dan Kapolsek Pulo Aceh yang sebelumnya dijabat Ipda Zarkani diserahterimakan kepada Iptu Khairil Anwar. Sementara itu Kapolsek Lhong yang sebelum dijabat Ipda Burhanuddin diserahterimakan kepada Ipda Zulkifli Daud.

Kapolres Aceh Besar AKBP Djajuli, mengatakan, keberhasilan melaksanakan tugas bukan hanya ditentukan dengan keseriusan bekerja tapi bagaimana masyarakat mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Peran masyarakat sangat diharapkan terutama tokoh masyarakat, Adat, Agama dan Perempuan agar situasi yang baik dan kondusif dapat tercipta ditengah masyarakat.

“Tugas menuntut kita untuk mampu memberi rasa aman saya berharap saudara mampu mewujudkan ini. Harus diingat di era reformasi, kita dituntut mengutamakan pendekatan persuasif demi terciptanya demi terciptannya situasi Kamtibmas yang kondusif,” kata Djajuli.

Menurutnya, serahterima dalam organisasi kepolisian merupakan hal yang lumrah dan lazim. Melalui serah terima diharapkan terjadi regenerasi kepemimpinan dan pengembangan karir ditubuh personil kepolisian.

“Terima kasih atas kiprah saudara sejak dan hendaknya dapat berprestasi di tempat yang baru,” harapnya. “Terima kasih AKP Azarianto atas pengabdian dan dedikasinya dalam membantu pelaksanaan tugas sehari hari di Polres Aceh Besar sebagai Kabag Ops. Kepada Kompol Harlan Amir saya ucapkan selamat datang dan bertugas disini. Semoga dengan jabatan yang ini dapat saudara jadikan penyemangat dalam bertugas dan saya harap mampu menjadi contoh bagi yang lain.”

Dua Pelajar Jadi Kurir Sabu



Kepolisian Resort Aceh Besar meringkus dua pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang diduga kurir sabu. Keduanya ditangkap tim Satuan Narkoba Polres Aceh Besar pada Selasa (14/5/2013) kemarin. Kedua pelaku yang ditangkap itu berinisial IM (19) dan MM (18) merupakan warga Lhoknga.

Kasat Narkoba Polres Aceh Besar, Iptu Andi Cakra Putra, mengatakan, kedua pelaku itu ditangkap di tempat terpisah setelah petugas kepolisian melakukan penyamaran dengan berpura-pura sebagai pembeli sabu.

“Pertama kita tangkap IM sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah kita periksa, kemudian dia mengaku mendapatkan barang haram itu dari MM,” kata Andi, Rabu (15/5/2013).

Dari tangan tersangka, polisi berhasil menyita barang bukti sabu sebanyak 0.5 gram atau seharga Rp300.000 dan satu unit telepon genggam. Akibat perbutannnya kedua pelajar yang terlibat kurir sabu itu dijerat undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika pasal 112, 114, 127 dengan ancaman penjara minimal empat tahun.

Sementara itu, MD (25), warga Kecamatan Lhoknga Aceh Besar, satu tersangka lain yang diduga sebagai bandar sabu berhasil melarikan diri.

“MD hingga kini masih buron dan kami terus melakukan pengejaran. Dia berhasil kabur saat hendak kami tangkap karena sudah bocor bahwa kedua pelajar itu sudah kami tangkap,” jelasnya.

Balita Penderita Hidrochepalus Butuh Bantuan

Aqlima Zahra, seorang anak balita berusia 15 bulan menderita penyakit hidrochepalus dan kini mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Dr Zainal Abidin Banda Aceh.

Anak pasangan Muhammad Aqli (28) dan Irawati, warga asal Desa Buket Teukueh, Kecamatan Idi Tunong, Aceh Timur ini telah dirawat di kamar Juempa 3 No 5 RSUZA sejak Senin malam. Dia dirujuk dari Rumah Sakit Umum Idi Rayeuk untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

“Waktu pertama lahir kepalanya tidak sebesar sekarang. Kini semakin hari kepalanya semakin membesar,” kata Irawati, ibu kandung Aqlima, saat ditemui Rabu (15/6).

Rencananya dokter hendak mengoperasi korban esok hari (Kamis, 16/5/2013 –red.). Saat ini pihak keluarga sedang mencari darah untuk transfusi operasinya.

“Golongan darahnya kita belum tahu, sekarang suami saya sedang mengurusnya di PMI,” katanya.

Iqlima Zahra dirawat dan tercatat sebagai pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Mereka tercatat sebagai salah satu warga miskin di Kecamatan Idi Tunong.

Bagi anda yang hendak membantu Iqlima, dapat menghubingi ayahnya di nomor handphone 0852-7031-7003.

Banda Aceh Ajukan Qanun Kawasan Tanpa Rokok

Pemerintah Kota Banda Aceh menggelar rapat dengar pendapat membahas Rancangan Qanun Kawasan Tanpa Rokok di Banda Aceh, Kamis (16/5/2013). Qanun ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak bahaya rokok.

Sekretaris Kota Banda Aceh Teuku Saifuddin menyebutkan, upaya Pemko Banda Aceh mewujudkan kawasan tanpa rokok telah dimulai sejak 2011 lalu. Melalui peraturan walikota, Pemko menetapkan kantor pemerintahan sebagai kawasan tanpa asap rokok.

Tiga kampus juga ditetapkan sebagai daerah tanpa rokok, yaitu Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Serambi Mekkah, dan Politeknik Aceh.

Saifuddin menyatakan, qanun ini dirancang untuk mengurangi bahaya yang ditimbulkan rokok. “Qanun ini diharapkan dapat mengeleminir bahaya rokok pada orang yang tidak merokok,” kata Sekda Teuku Saifuddin saat membuka rapat dengar pendapat rancangan qanun kawasan tanpa rokok di Grand Nanggroe Hotel Banda Aceh, Kamis.

Rancangan ini nantinya akan diserahkan ke DPRK untuk dibahas dan ditetapkan sebagai qanun. “Qanun ini untuk memprotek (melindungi) orang-orang yang tidak merokok, bukan melarang orang merokok,” ujarnya.

Merokok di Tempat Ini, Terancam Dipenjara

Pemerintah Kota Banda Aceh akan segera mengajukan Rancangan Qanun Kawasan Tanpa Rokok untuk dibahas DPRK. Ada delapan tempat yang sama sekali tidak boleh merokok. Jika melanggar, perokok terancam hukuman pidana.

Pemerintah Kota Banda Aceh menetapkan delapan kawasan tanpa rokok, yaitu sarana kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah, tempat kerja, sarana olahraga, angkutan umum, dan tempat umum yang tertutup.

Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh Media Yulizar menyebutkan, di kawasan tanpa rokok tersebut tidak diperkenankan merokok, mempromosikan, mengiklankan, menjual, dan membeli rokok. Larangan menjual dan membeli dikecualikan untuk tempat umum yang memiliki izin untuk menjual rokok.

Pengawasan terhadap kawasan tanpa rokok, sebut Media, dibebankan kepada pimpinan atau pengelola tempat tersebut.

Jika ada yang merokok di delapan kawasan tersebut, kata Media Yulizar, bisa dijatuhkan sanksi yang bersifat administrasi dan bahkan pidana.

“Setiap orang yang merokok di tempat yang dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok, dipidana dengan pidana penjara paling lama tiga hari dan atau denda paling banyak Rp50 ribu,” ujar Media Yulizar pada hearing Rancangan Qanun Kawasan Tanpa Rokok di Grand Nanggroe Hotel, Kamis (16/5/2013) siang.

Sanksi pidana juga berlaku bagi yang menjual, mempromosikan, membeli, dan mengiklankan rokok di delapan kawasan tersebut. Mereka diancam hukuman penjara tujuh hari atau denda Rp5 juta.

Bagi pengelola kawasan tanpa rokok yang tidak mengindahkan aturan ini, diancam pidana 15 hari kurungan penjara atau denda paling banyak Rp10 juta.

Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Teuku Saifuddin TA menyebutkan, Qanun Kawasan Tanpa Rokok ini dimaksudkan untuk melindungi warga Banda Aceh yang tidak merokok dari bahaya asap rokok.

“Kita bukan melarang orang merokok, tapi memprotek orang yang tidak merokok dari bahaya asap rokok,” ujar Saifuddin.

Saifuddin menyebutkan, rancangan qanun ini akan segera diajukan ke DPRK Banda Aceh untuk dibahas.

Soal Bendera, Aceh Tolak Tawaran Jakarta

Pertemuan membahas kisruh bendera antara delegasi Pemerintah Aceh dengan tim Pemerintah Pusat di Makassar, Sulawesi Selatan, tidak membuahkan hasil. Tawaran Pusat untuk memperpanjang masa jawaban terhadap klarifikasi Qanun Bendera dan Lambang ditepis delegasi Aceh.

Pertemuan mencari solusi atas kisruh bendera Aceh di Makassar berlangsung di Hotel Aryaduta, Pantai Losari, Makassar, Kamis (16/5/2013). Ini merupakan pertemuan lanjutan setelah pada awal bulan ini bertemu di Batam.

Kepala Biro Hukum Pemerintah Aceh, Edrian, menyatakan, kedua pihak membahas poin-poin yang disepakati di Batam, Kepulauan Riau. Poin-poin itu antara lain: klarifikasi terhadap Qanun No 3/2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh, perubahan desain bendera yang menyerupai atribut Gerakan Aceh Merdeka, dan peraturan pemerintah yang mengatur soal Aceh.

Edrian menyebutkan, Aceh masih tetap tidak mau mengubah bentuk bendera yang telah disahkan DPRA pada 25 Maret lalu. “Tim Aceh masih berpegang pada qanun dan Undang-undang Pemerintahan Aceh,” kata Edrian, Kamis sore. “Jadi belum ada titik temu soal perubahan ini.”

Pada pertemuan Makassar, kata Edrian, delegasi Pemerintah Pusat juga mengajukan tawaran untuk memperpanjang masa klarifikasi yang sebelumnya telah diberikan hingga 60 hari sejak klarifikasi Menteri Dalam Negeri disampaikan pada 1 April lalu. Namun, tawaran itu ditepis delegasi Aceh.

Pemerintah Aceh beralasan, penolakan tawaran perpanjangan masa klarifikasi ini karena bisa melanggara aturan perundang-undangan. Menurut Edrian, jika tenggat yang diberikan habis, maka permintaan klarifikasi yang diberikan Kementerian Dalam Negeri otomatis tidak berlaku lagi. Imbasnya, bisa saja Presiden membatalkan qanun tersebut.

“Tapi pembatalan itu tidak bisa sembrono,” sebut Edrian. “Kalau sembrono pasti menimbulkan masalah lain.”

Meski begitu, sebut Edrian, tim Aceh bersepakat untuk membahas poin ini pada pertemuan lanjutan yang rencananya digelar di Bogor, Jawa Barat, pada 23 Mei nanti.

Hari Ini, Sepuluh Tahun Lalu di Jambo Keupok

Pukul 07.00 WIB, 17 Mei 2003. Hari itu, ratusan petugas TNI bersenjata lengkap diangkut ke Kecamatan Bakongan, Aceh Selatan dengan menggunakan tiga truk reo. Mereka mendatangi Desa Jambo Keupok, dan memaksa seluruh pemilik rumah keluar. Lelaki, perempuan, dan anak-anak dikumpulkan di depan rumah seorang warga.

Peristiwa yang dikenal dengan tragedi Jambo Keupok itu bermula dari informasi yang diberikan seorang informan (cuak) kepada anggota TNI yang menyebutkan bahwa pada tahun 2001-2002, Desa Jambo Keupok termasuk salah satu daerah basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Informasi itu kemudian ditindaklanjuti oleh aparat keamanan dengan melakukan razia dan menyisir kampung-kampung yang berada di Kecamatan Bakongan.

Para pelaku yang diduga merupakan anggota TNI Para Komando (Parako) dan Satuan Gabungan Intelijen (SGI), menginterogasi warga satu persatu untuk menanyakan keberadaan orang-orang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang mereka cari. “Ketika warga menjawab tidak tahu, pelaku langsung memukul dan menendang warga,” kata Koordinator Badan Pekerja Kontra Haris Azhar.

Akibat peristiwa tersebut, empat warga sipil tewas dengan cara disiksa dan ditembak. 12 warga sipil tewas dengan cara disiksa, ditembak, dan dibakar hidup-hidup. Tiga rumah warga dibakar, satu orang perempuan terluka dan pingsan terkena serpihan senjata, serta empat orang perempuan ditendang dan dipopor dengan senjata.

“Peristiwa itu juga membuat warga harus mengungsi selama 44 hari ke sebuah Masjid karena takut anggota TNI akan kembali datang ke desa Jambo Keupok,” jelasnya.

Menurut Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), tragedi Jambo Keupok pada 17 Mei 2003 silam merupakan sebuah peristiwa pelanggaran HAM berat yang terjadi di Desa Jambo Keupok, Kec. Kota Bahagia, Aceh Selatan. Sebanyak 16 orang penduduk sipil tak berdosa mengalami penyiksaan, penembakan, pembunuhan di luar proses hukum (extrajudicial killing) dan pembakaran serta lima orang lainnya turut mengalami kekerasan oleh anggota TNI para komando dan Satuan Gabungan Intelijen (SGI).

Sepuluh tahun sudah peristiwa itu terjadi. Namun hingga kini warga Jambo Kepuok belum memperoleh keadilan dari negara. Bahkan mereka hingga saat ini masih mengalami trauma. Banyak anak-anak korban tidak mampu melanjutkan pendidikan karena tidak memiliki biaya melanjutkan sekolah. Bahkan diantara mereka ada yang harus berhenti pada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

“Sementara proses hukum terhadap para pelaku belum juga dilakukan,” jelasnya.

Untuk itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mendesak kepada Komnas HAM untuk segera melakukan penyelidikan terhadap peristiwa itu termasuk memeriksa para pelaku yang terlibat secara akuntabel dan transparan.

“Kami juga mendorong Pemerintah Aceh dan DPRA segera membahas dan membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) yang merupakan amanat dari MoU Helsinki tahun 2005,” harap Haris.

11 Instansi Teken MoU Perlindungan Perempuan dan Anak

Perempuan dan anak-anak acap memperoleh tindak kekerasan dalam kehidupan sehari-hari, baik di kalangan masyarakat maupun perkantoran. Untuk meminimalisasi kekerasan terhadap perempuan dan anak, 11 lembaga pemerintah di Bireuen menandatangani naskah kesepahaman untuk memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak, Jumat (17/5/2013).

Ke-11 instansi yang menandatangani naskah MoU adalah Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, RSUD Dr Fauziah/Puskemas, Dinas Syariat Islam, Mahkamah Syar’iyah, Kantor Kementerian Agama, Polres Bireuen, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), LSM/LBH, PPT Mawar.

Menurut Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Sejahtera Bireuen, Amir Addani, dengan ditandatanganinya Memorandum of Unsdertanding (MoU) antarstakeholder ini akan mampu menjawab tantangan yang ada selama ini dalam memformulasikan kajian, sistem, dan langkah-langkah apa saja yang akan ditempuh dalam memberikan pelayanan terpadu terhadap korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, di Kabupaten Bireuen nantinya.

“Seperti memberikan pelayanan pengaduan, indentifikasi, pendampingan korban, pelayanan kesehatan fisik, psikologis, bantuan hukum, rehabilitasi, dan reintegrasi sosial,” ujar Amir Addani .

Mawardi Minta Pembunuh Anaknya Dihukum Mati

Belasan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Banda Aceh menghadiri persidangan pembunuhan Diana di Pengadilan Negeri Banda Aceh, Senin (20/5/2013). Siswa SD ini datang sebagai bentuo solidaritas untuk Diana, bocah berusia enam tahun yang diperkosa dan dibunuh oleh pamannya beberapa waktu lalu.

Pantauan, belasan murid SD ini terlihat duduk di ruang belakang pengadilan untuk menunggu sidanh dimulai. Siswa ini hadir dengan ditemani oleh sejumlah guru mereka.

“Kami disuruh pigi sama ibu guru,” kata salah seorang murid SD.

Menurutnya, SD yang hadir hari ini merupakan siswa SDN 6 Banda Aceh yang terletak berdekatan dengan SD 17, tempat Diana bersekolah.

“Kami semua kelas 5,” jelasnya.

Seperti diketahui, Pengadilan Negeri Banda Aceh hari ini menggelar sidang perdana terhadap kedua tersangka pembunuhan Diana. Namun hingga berita ini diturunkan, sidang belum dimulai.



Sidang perdana pembunuhan Diana di Pengadilan Negeri Banda Aceh berlangsunh tertutup, Senin(20/5/2013). Sidang kali ini menghadirkan salah satu tersangka pembunuhan Diana.

Sidang perdana ini dihadiri oleh Mawardi, ayah Diana, dan salah seorang perangkat desa. Sidang berlangsung di ruang sidang anak.

Informasi yang dihimpun, sidang perdana ini hanya menghadirkan tersangka Hasbi, paman korban yang diduga ikut membunuh Diana. Sementara satu tersangka lainnya baru dilimpahkan berkasnya ke kejaksaan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Diana, bocah berusia enam tahun asal Peulanggahan, Banda Aceh ditemukan tewas setelah diperkosa dan kemudian dibunuh oleh pamannya sendiri dan salah seorang tersangka lainnya.

Pengadilan Negeri Banda Aceh hari ini mengelar sidang perdana terhadap Hasbi, salah satu terdakwa pemerkosaan dan pembunuhan Diana. Sidang yang berlangsung tertutup itu beragendakan pemeriksaan saksi.

Pantauan, sidang yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIB itu menghadirkan Hasbi sebagai salah satu pelaku pemerkosaan dan pembunuhan Diana. Setelah hakim yang diketuai Ainal Mardiah memeriksa Hasbi beberapa saat. Sidang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi. Saksi yang diperiksa hari ini adalah Mawardi yang tak lain adalah ayah korban.

Saat ayah Diana diperiksa sebagai saksi, Hasbi yang duduk di samping kuasa hukumnya telihat menangis. Bahkan ia terlihat beberapa kali berusaha mengusap air matanya.

Salah seorang Jaksa Penuntut Umum, Syarifah Rosnizar, mengatakan, terdakwa Hasbi didakwakan untuk pertama yaitu dakwaan primer dengan pasal 340, subsidernya pasal 338, dan lebih subsider pasal 80 ayat 3 Undang-undang perlindungan anak dan dakwaan keduanya yaitu dakwaan primernya pasal 81 ayat 1, dan subsidernya pasal 82 Undang-undang Perlindungan Anak.

“Yang kena ini dua-duanya. Inikan kumulatif. Karena ada dua perbuatan yang ia lakukan yaitu pembunuhan dan pemerkosaan,” kata Syarifah kepada wartawan usai persidangan.

Sidang, jelas Syarifah akan dilanjutkan Kamis 23 Mei mendatang dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi.

Ayah Diana, Mawardi meminta dua pelaku pemerkosaan dan pembunuhan anaknya beberapa waktu lalu agar dihukum dengan hukuman yang seberat-beratnya. Bahkan, ia meminta agar pelaku dihukum mati.

“Hukuman mati aja. Biar gak ada lagi korban-korban lainnya. Atau kalau tidak, hukuman seumur hidup agar mereka tidak keluar lagi,” kata Mawardi kepada wartawan usai sidang, Senin (20/5/2013).

Seperti diberitakan sebelumnya, Pengadilan Negeri Banda Aceh hari ini menggelar sidang perdana terhadap Hasbi, salah satu pelaku pembunuhan dan pemerkosaan Diana. Sidang dengan agenda pemeriksaan saksi ini berlangsung tertutup.

Dalam sidang perdana ini, jelas Mawardi, dirinya diperiksa sebagai saksi dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadapnya. “Cuma ditanya tentang pembunuhan itu aja,” jelasnya.

Untuk sidang lanjutan, ungkap Mawardi, hakim rencananya akan memeriksa nenek korban yang merupakan salah satu saksi pemerkosaan dan pembunuhan bocah berusia enam tahun itu.

“Saksinya ada dua orang. Satu ibunya tapi ibunya kan telah meninggal. Jadi hanya neneknya yang akan diperiksa sebagai saksi,” ujarnya.

Sidang itu akan dilanjutkan Kamis 23 Mei mendatang dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi.




TNI AU Tahan Pesawat Amerika di Bandara SIM

Sebuah pesawat Amerika Serikat jenis Dornier 328 ditahan oleh TNI AU di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Senin (20/5/2013). Pesawat itu ditahan karena tidak mengantongi izin memasuki wilayah Indonesia.

Informasi yang dihimpun, , pesawat tersebut terbang dari Maldives, Srilanka menuju Singapura. Namun dalam perjalanan, mereka memasuki wilayah Indonesia dan kemudian terdeteksi oleh radar. Pesawat itu kemudian diminta untuk mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda sekitar pukul 14.00 WIB.

“Pesawat ini kita tahan dan tidak boleh melanjutkan perjalanan sebelum ada surat izin,” kata Komandan Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Kolonel Supri Abu, kepada wartawan di Bandara.

Menurut Supri, pesawat itu mendarat di SIM setelah diminta turun sehingga pihak TNI AU tidak perlu menerbangkan pesawat tempur untuk memaksa pesawat itu mendarat.

“Kebetulan setelah kita minta untuk turun pesawat itu langsung turun. Sehingga kita tidak perlu menerbangkan pesawat tempur,” jelasnya.

Saat diminta turun oleh TNI AU, jelas Supri, pilot pesawat tersebut mengungkapkan hendak mendarat di Bandara SIM untuk isi bahan bakar.

Pesawat yang kini ditahan di Bandara SIM itu mengangkut lima awak kapal. Kelimanya itu yaitu Tutle Colton Timothy (pilot), Priest Chyntia Ellizabeth (Co-pilot), Faire Loren Mattjew (teknisi), Moreno David Antonio dan Sanchez Gaona Diego.

“Dalam pesawat itu terdapat tiga militer dan dua sipil. Kebetulan pilot pesawat ini berpangkat kapten,” ujarnya.

Komandan Pangkalan Udara TNI AU Sultan Iskandar Muda, Kolonel Supri Abu, mengatakan, pesawat militer Amerika Serikat yang kini ditahan di Bandara Sultan Iskandar Muda itu baru dibolehkan melanjutkan penerbangan setelah melengkapi surat-surat yang diperlukan.

“Untuk masuk ke suatu wilayah itu harus ada dua clearance (izin-red). Tapi pesawat ini tidak memiliki itu,” kata Supri Abu, Senin (20/5/2013).

Kedua izin yang dimaksudkan Supri yaitu izin diplomatik yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri dan militery clearance yang dikeluarkan oleh Mabes TNI AU. “Tanpa kedua izin itu, sebuah pesawat tidak boleh mendarat di suatu negara,” jelasnya.

Menurut pilot pesawat, jelas Supri, terjadi kesalahan informasi antara awak pesawat saat terbang dari Srilanka menuju Singapura sehingga mereka tidak melengkapi kedua izin tersebut.

“Kami mengambil tindakan tegas, dia (pesawat itu) tidak boleh melanjutkan penerbangan tanpa ada kedua izin tersebut,” ujarnya.

Untuk sementara, awak pesawat beserta pesawat tersebut ditahan di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar. “Sekarang terserah mereka mau melapor ke keduataannya untuk mengurus izin-izin tersebut,” kata Supri.

Supri menambahkan, kelima awak pesawat itu tidak boleh meninggalkan pesawat hingga kedua izin-izin yang diperlukan itu keluar. “Mau sampai besok atau sampai kapan. Mereka tetap di sini tidak boleh kemana-mana sebelum izin keluar,” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah pesawat militer Amerika Serikat jenis Dornier 328 ditahan oleh TNI AU di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Senin (20/5/2013). Pesawat itu ditahan karena tidak mengantongi izin memasuki wilayah Indonesia



Komandan Pangkalan Udara TNI AU Sultan Iskandar Muda, Kolonel Supri Abu, mengatakan, pihaknya akan menerbangkan pesawat tempur jika pesawat itu tetap melanjutkan perjalanan.

“Tapi setelah kita minta turun, pesawat itu langsung turun,” kata Supri Abu, Senin (20/5/2013).

Menurutnya, pesawat yang melintasi suatu negara atau mendarat di suatu negara harus melengkapi semua surat izin, apalagi pesawat militer. “Ini memang pesawat transport, tetapi bagi militer, kan semua harus sesuai ketentuan karena mana tau di pesawat itu ada sesuatu yang kita tidak tau,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah pesawat militer Amerika Serikat jenis Dornier 328 ditahan oleh TNI AU di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Senin (20/5/2013). Pesawat itu ditahan karena tidak mengantongi izin memasuki wilayah Indonesia.

Supri menambahkan, pesawat itu memang hendak mendarat di Bandara SIM. Namun, sebagai pilot militer harus melengkapi semua izin-izin yang diperlukan. “Kita kalau ke luar negeri juga begitu. Semua izin-izinnya harus ada,” ungkapnya.

Pesawat militer Amerika Serikat itu, jelas Supri, mendarat di Bandara SIM untuk mengisi bahan bakar. “Tapi tetap tidak bisa dilayani sebelum surat-suratnya lengkap,” pungkasnya

Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda akhirnya memperbolehkan pesawat Amerika Serikat jenis Dornier 328 terbang kembali, setelah sehari sebelumnya sempat ditahan karena tidak memiliki izin terbang di wilayah Indonesia.

Komandan Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda Kolonel PNB Supri Abu menyebutkan pesawat Dornier 328 lepas landas pada pukul 07.15 WIB tadi.

“Mereka sudah airborne tadi karena sudah ada diplomatic clearance (izin) dari Kementerian Luar Negeri dan security clearance dari Mabes TNI,” kata Danlanud Supri Abu.

Pesawat tersebut mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda pada pukul 14.00 WIB kemarin. Lanud Iskandar Muda akhirnya menahan Dornier yang berawak berkebangsaan Amerika itu karena terbang tanpa izin.

Menurut Supri Abu, pilot pada awalnya beralasan izin perbanganan di Indonesia telah diurus. “Mereka berpikir sudah ada yang mengurus izin (di darat). Tapi ternyata gak ada. Bagi seorang pilot yang baik seharusnya membawa copian clearance,” ujarnya.




Rabu, 15 Mei 2013

Penderita Paru Makin Meningkat

Dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan perkembangan penyakit paru obstruktif kronik (Chronic Obstructive Pulmonary Disease/COPD) yang ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan (RSUPM).

Jika tahun-tahun sebelumnya pasien Poli Paru didominasi penderita tuberkolosis atau asma, kini dari sekitar 120 pasien yang memeriksakan diri di Poli Paru setiap harinya, sekitar 50 persen menderita COPD.

Dokter spesialis paru RSUPM Prof Tamsil Syafiuddin menerangkan COPD adalah penyakit sistem pernapasan yang saat ini mendapat perhatian lebih serius dalam bidang kesehatan.

Penyakit ini terjadi disebabkan penyempitan saluran pernafasan yang kronis atau saluran pernapasan bekerja terlampau aktif hingga bisa menyebabkan kematian. Rokok merupakan penyebab utama COPD.

"Sekarang ini, penyakit COPD lebih sering menyerang pria dibandingkan wanita. Jika dipersentasekan, sekitar 80 persen penderita COPD adalah pria," katanya, di Poli Paru RSUPM, Selasa (14/5).

Menurutnya, bukan hanya di RSUPM, perkembangan penyakit COPD ini semakin hari semakin banyak di seluruh dunia. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan tahun 2007, sebanyak 210 juta orang didiagnosis terkena COPD dan 3 juta diantaranya menyebabkan kematian.

"Diprediksi pada tahun 2030, penyakit ini akan menjadi penyakit ketiga terbesar penyebab kematian setelah kanker dan jantung," ujarnya.

Penyakit COPD ini, jelasnya, tidak bisa disembuhkan karena menyebabkan kerusakan pada elektrik fiber paru sehingga fungsi paru-paru rusak. Karena kerusakan ini, kemampuan paru-paru menyerap oksigen berkurang.

Sehingga, seseorang yang terdeteksi mengidap COPD kesulitan bernapas saat melakukan aktivitas atau beristirahat. Selain itu, penderita juga akan mengalami batuk berdahak berkepanjangan, bunyi seperti berdehik saat menghembus nafas dan kaki bengkak.

"Agar tidak terpapar penyakit ini, sebaiknya jaga lingkungan udara agar bersih, berhenti merokok, dan menerapkan gaya hidup sehat," saranya.

Sebelumnya, Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abdillah Ahsan mengatakan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 58.588.607 jiwa. Dari jumlah tersebut, kelompok umur 15 hingga 19 tahun yang merokok aktif dan kadang-kadang mencapai 3.875.597 jiwa. Sedangkan, kelompok umur 20 hingga 24 tahun mencapai 5.772.359 jiwa.

"Jumlah masyarakat yang merokok kini semakin banyak, kita juga tidak susah mencari anak tingkat SMP yang merokok. Mereka yang merokok tadi seharusnya memasuki usia produktif untuk bekerja saat 10 hingga 20 tahun mendatang. Namun dapat dipastikan lantaran rokok ini, bukannya produktif, mereka akan panen penyakit," katanya.

Pelindo: Ketua DPW APBMI Sumut Keliru

Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Sumut Herbin Polin Marpaung mempersoalkan kutipan kontribusi perusahaan bongkar muat (PBM) yang dilakukan Pelindo I Cabang Belawan, sebesar Rp2.500 per ton yang telah berlangsung selama dua tahun, karena dituding tidak memiliki payung hukum.

Meski disoal, GM Pelindo I Cabang Belawan Syahputra Sembiring malah balik menuding Herbin Polin Marpaung keliru. Katanya, tidak ada kutipan konstribusi, melainkan yang diberlakukan adalah jasa
pemeliharaan fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat di lingkungan Pelindo I Cabang Belawan yang dibuat berdasarkan kesepakatan antara DPW APBMI Sumut dan Pelindo I Cabang Belawan.

Asisten Manajer Hukum dan Humas Pelindo I Cabang Belawan M Azmi Jauhari, Selasa (14/5) mengatakan, apa yang disoal oleh Ketua DPW APBMI Sumut terkait dengan permintaan pembatalan kesepakan bersama tentang jasa pemeliharaan fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat sangat keliru.

Penyampaian pembatalan tersebut, kata Azmi, menunjukkan DPW APBMI tidak menunjukan itikad baik dan mengarah kepada wanprestasi, karena tidak hanya mencederai kesepakatan bersama itu sendiri, tetapi juga mencederai kepercayaan para pihak terkait.

Dikatakan Azmi, penerapan kesepakatan bersama antara DPW APBMI dan Pelindo I Cabang Belawan perihal jasa pemeliharaan fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat telah telah berjalan dengan baik selama lebih kurang dua tahun yang memiliki dasar hukum dan memiliki dasar prosedur yang benar dengan melibatkan pengguna jasa pelabuhan.

"Pelindo I sebagai Badan Usaha Pelabuhan telah diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 133 Tahun 2011," ujar Azmi.

Sebelumnya, Ketua APBMI Sumut Herbin Polin Marpaung mengirim surat kepada GM Pelindo I Cabang Belawan untuk membatalkan kesepakatan bersama antara DPW APBMI dan Pelindo I Cabang Belawan perihal jasa pemeliharaan fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat.

Permohonan pembatalan merupakan salah satu butir hasil rapat kerja (Raker) DPW APBMI Sumut yang berlangsung di Brastagi 17-18 November 2012. Para peserta Raker yang merupakan pemilik PBM menyimpulkan pembayaran jasa pemeliharaan fasilitas pelabuhan memberatkan bagi mereka dan tidak memiliki dasar hukum yang kuat.

Sementara, GM Pelindo I Syahputra Sembiring bersikukuh menilai kesepakatan jasa pemeliharaan fasilitas pelabuhan punya payung hukum. Secara tertulis pada 4 April 2013 Syahputra menolak permohonan pemutusan kesepakatan tersebut.

"Tidak benar Ketua DPW APBMI Sumut mengajukan permintaan pembatalan kesepakanan, yang ada justru sebaliknya, Ketua DPW APBMI melalui suratnya kepada GM Pelindo I Cabang Belawan menyampaikan pembatalan sepihak atas kesepakatan bersama tersebut, sehingga Pelindo I Cabang Belawan menduga Ketua DPW APBMI saat ini tidak memiliki itikad baik yang mencederai kepercayaan para para pihak terkait," timpal Azmi.

Masyarakat Pantai Timur Sumut Akan Gelar Kongres

Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dijadwalkan membuka Kongres Masyarakat Pantai Timur di Siba Island, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, pada 21-23 Mei 2013.

Terkait persiapan pelaksanaan kongres, Selasa (14/5) Panitia Kongres Masyarakat Pantai Timur diterima beraudiensi ke Gubsu.

Dalam audiensi yang berlangsung di Gubernuran Jalan Sudirman, Medan, panitia dipimpin Ketua SC Prof dr H Fakhruddin Azmi MA dan Sekretaris Syarifuddin Siba.

Syarifuddin Siba kepada gubernur menjelaskan, kongres bertujuan mendukung kebijakan pemerintah untuk memajukan masyarakat pesisir pantai timur Sumatera Utara (Sumut).

Wilayah pantai timur Sumut terbentang sepanjang 500 Km mulai dari Langkat hingga Labuhan Bilik (Labuhan Batu Selatan).

Menurut Syarifuddin Siba kawasan ini juga masih banyak yang tertinggal dan miskin. Dari bentangan pantai sejauh 500 Km itu misalnya hanya terdapat 14 dermaga sehingga menyulitkan warga terhubung dengan daerah lain.

"Mohon dukungan, membantu warga di pinggir pantai dan bisa sinergi dengan program Gubsu," kata Syarifuddin.

Dengan kongres ini, Syarifuddin berharap adanya kesatuan visi untuk membangun kawasan pantai timur.

Dijelaskan, kongres akan digelar di Sultan Convention, Siba Island Resort ini nanti melibatkan ratusan warga dan tokoh masyarakat pesisir timur Sumut.

Sementara Gatot yang didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumut OK Zulkarnain menyatakan kesediaannya hadir membuka acara kongres tersebut.

Apalagi dalam programnya, Gatot mengaku sangat konsern ingin memajukan warga pantai dan laut di Sumut. "Kita sudah canangkan optimalisasi pantai timur dan transportasi laut. Semoga ada sinergi pemikiran ke depan," harap Gatot.