Kamis, 15 September 2011

Kota Solok Mantapkan Komitmen Kota Perdagangan dan Jasa

Kota Solok tidak memiliki potensi sumber daya Alam (SDA) yang bisa diandalkan. Kota kecil ini tidak punya tambang batubara, minyak bumi, emas, biji besi ataupun lahan yang luas untuk digarap untuk perkebunan, kehutanan ataupun pertanian. Namun di balik keterbatasan itu, kota yang berpenduduk kurang dari 60 riu jiwa tersebut diuntungkan oleh letaknya yang strategis. Kota ini secara alami menjadi perlintasan dan persinggahan berbagai daerah. Baik di provinsi Sumbar maupun provinsi tetangga.


Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025, daerah ini memantapkan diri sebagai kota perdagangan dan jasa. RPJP ini disusun setelah melalui kajian matang tentang kondisi geografis, topografis, ekonomi, budaya dan fasilitas yang dikembangkan di Kota Solok. Secara geografis Kota Solok terletak di tengah-tengah provinsi Sumbar. Hal ini menjadikan kota yang dijuluki Kota Beras ini menjadi kota perlintasan. 


Kondisi geografis ini turut ditunjang oleh peluang sumberdaya manusia (SDM) yang harus "dibangunkan". Dengan jumlah penduduk 59.162 jiwa, masyarakat usia produktif (15-65 tahun) mencapai 36.716 jiwa. Dari jumlah ini, 90,41 persen (24.592 jiwa) merupakan mereka yang sedang bekerja di berbagai sektor. Sehingga jumlah pengangguran hanya 2.608 jiwa (9,59 persen). Jumlah pengangguran itupun hanyalah mereka mereka yang bekerja serabutan atau tidak bekerja tidak sesuai keahlian.


Kedua potensi menjadi tantangan bagi Pemko Solok. Pada tahun 2008, tercatat pendapat perkapita penduduk "baru" Rp675.089,6 per orang. Dengan tingkat pertumbuhan pendapatan sebesar 3,95 persen atau masih rendah dari pertumbuhan Sumbar yang 4,91 persen. Ini tentu menjadi sebuah tantangan! Karena jumlah rumah tangga miskin masih di persentase 20,39 persen.


Wali Kota Solok Irzal Ilyas menyatakan sektor perdagangan dan jasa ini memiliki peran sentral membangun daerah. Sektor perdagangan menurutnya menempati posisi tertinggi pada jenis pekerjaan di Kota Solok, yaitu 32,91 persen. Kemudian sektor jasa (25,47 persen), transportasi dan komunikasi (13,27 persen dan pertanian (12,3 persen). 


"Berangkat dari data dan potensi tersebut, sektor perdagangan dan jasa tersebut menjadi tumpuan kita membangun daerah ini. Tentu saja hal itu tidak berarti melemahkan sektor lainnya. Kita tetap memberikan perhatian besar, namun sektor yang telah kita matangkan ini akan mendapatkan perhatian khusus. Khusus untuk sektor perdagangan dan jasa yang mencapai persentase 71,65 persen. Karena itu, fasilitas untuk hal itu adalah sebuah hal yang mutlak," ujarnya.


Lebih lanjut, Irzal menyatakan bahwa fasilitas untuk perdagangan dan jasa ini yang paling utama adalah penyediaan pasar yang representatif dan mampu menjadi sentra perekonomian. Namun ia mengingatkan bahwa "pasar" bukan sekadar dalam artian berbentuk fisik. Tapi juga pasar yang berarti luas seperti fasilitas perekonomian dan kondisi kondusif, menyenangkan dan memiliki akses terbaik untuk berusaha. 


"Pasar di sini tidak hanya berarti kondisi fisik pasar sebagai tempat orang berdagang. Namun juga berarti segala fasilitas yang memudahkan masyarakat untuk berusaha. Artinya seluruh elemen masyarakat mampu menciptakan kondisi kondusif. Sehingga, tujuan akhir kita adalah bagaimana paradigma atau pola fikir masyarakat berubah menjadi masyarakat yang proaktif di sektor perekonomian. Mari kita jadikan Kota Solok sebagai surga bagi perdagangan," ujarnya. 


Irzal juga menyatakan pengoptimalan potensi perdagangan dan jasa ini juga ditujukan untuk mampu menampung warga pada wilayah sekitar yang melaksanakan aktivitas ekonomi di Kota Solok. Baik investor besar, maupun investor bermodal cekak. Di samping itu, Kota Solok juga harus bisa merebut peluang berbelanja warga yang biasa ke Padang dan Bukittinggi. Keberadaan Pasaraya Solok saat ini ini menurutnya telah mampu meningkatkan PAD kota Solok hingga di atas rata-rata sebelumnya.


"Untuk mampu mengakomodir semua itu, Kota Solok di-setting untuk menjadi pasar semua produk. Peluang grosir misalnya, sejak dulu kita menawarkan para perantau dan investor lainnya. Tawaran ini juga kita sertai dengan pemberian fasilitas kemudahan dan regulasi yang tidak bertele-tele. Karena itu, kami mengimbau kepada calon investor untuk tidak ragu lagi menanamkan modalnya di kota ini," ajaknya.


Di samping fasilitas perdagangan dan jasa, Pemko Solok juga meningkatkan fungsi fasilitas pendukung. Seperti fasilitas transportasi dengan mengoptimalkan fungsi Terminal Regional Bareh Solok (TRBS). Hal yang sama juga dilakukan untuk penambahan dan perbaikan fasilitas penerangan seperti lampu Penerangan Jalan Umum (PJU). Sejalan dengan hal itu, juga dilakukan perbaikan fasilitas yang telah ada seperti pengendalian banjir, normalisasi Batang Lembang dan fasilitas lainnya.


"Dengan beragam fasilitas dan kemudahan regulasi tersebut, kita optimistis sektor perdagangan dan jasa ini akan mampu menjadi lompatan ekonomi bagi masyarakat Kota Solok dan daerah sekitarnya. Apakah bisa? Tentu saja bisa kalau kita bekerja ikhlas bersama-sama. Karena bersama kita bisa," ujarnya penuh semangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar