Selasa, 22 Februari 2011

Umat Islam Diharapkan Tiru Keteladanan Nabi Muhammad

 Medan,  Umat Islam di Tanah Air, khususnya kalangan penyelenggara pemerintahan, harus mampu meniru perilaku Nabi Muhammad yang selalu memberikan keteladanan bagi pengikutnya.

“Sifat dan sikap Nabi Muhammad yang selalu memberikan keteledanan itu yang harus ditiru umat Islam,” kata pengamat sosial dari IAIN Sumatera Utara Ansari Yamamah, MA di Medan, Selasa terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1432 Hijriyah.
Selama ini, kata Ansari, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu sering diselenggarakan dan dirayakan setiap tahun dengan berbagai kegiatan.
Namun sayangnya, peringatan tersebut masih sebatas seremonial belaka tanpa memaknai keberadaan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.
“Dengan petunjuk Allah SWT, Nabi Muhammad SAW merupakan teladan dari dunia hingga akhirat,” katanya.
Ansari menjelaskan, keteladanan yang dipertunjukkan Nabi Muhammad SAW dapat dilihat dari sikapnya yang jujur dan adil dalam setiap perbuatan.
Keteladanan itu dapat dilihat dari pemberlakuan hukuman yang sama terhadap siapa pun yang melanggar aturan yang ditetapkan, termasuk orang terdekatnya.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri yang menegakan akan memberikan hukuman jika puterinya Fatimah yang melakukan sebuah kesalahan atau kejahatan.
Sifat adil dan jujur mendapatkan pengakuan semua pihak, termasuk lawan politiknya yang tetap memberikan gelar “Al Amin” atau terpecaya kepada Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW juga perlu ditiru sebagai pemimpin yang visioner dan mampu membuat kebijakan yang dapat dterima semua pihak, bahkan dipergunakan sepanjang masa.
“Nabi Muhammad SAW seolah-olah mampu membuat ‘grand design’ kebijakan,” kata alumni Leiden University Belanda itu.
Ansari mencontohkan pembuatan perjanjian “Hudaibiyah” yang digagas Nabi Muhammad SAW dan disepakati semua pihak yang berbeda keyakinan.
Dalam perjanjian itu, dicantumkan bahwa seluruh umat beragama di tanah Arab berhak dan tidak akan diganngu untuk mengamalkan agama dan kepercayaannya.
Isi perjanjian itu disambuk baik semua pihak, bahkan diadopsi menjadi kesepakatan di dunia internasional. “Karenanya, Nabi Muhammad SAW juga diakui sebagai salah satu pemimpin dunia,” katanya.
Menurut Ansari, kemampuan para penyelenggara pemerintahan untuk meniru pola kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dengan memberikan keteladanan bagi masyarakat sangat diperlukan.
“Saat ini, aturan sudah banyak. Namun, keteladanan yang susah didapatkan,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar