Jumat, 25 Januari 2013

Penertiban Bangunan di Lahan Cadika Medan Berujung Bentrok


Medan-Penertiban bangunan tanpa izin oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Medan di lahan Cadika, Gedong Johor Medan, berujung bentrok. Dua anggota DPRD Medan dari Fraksi PDI P kena pukul. Ketua DPC PDIP Medan pun terluka. Akibatnya, kader PDI P balas menyerang Balai Kota Medan.

HISTERIS: Seorang warga berteriak histeris setelah melihat rumahnya hancur saat eksekusi bangunan di Lapangan Cadika Jalan Karya Wisata Medan, Senin (21/1).

“Ya, tadi pukul 09.00 WIB kita mengadakan operasi penertiban bangunan yang tidak memiliki izin di tahan milik Pemerintah Kota Medan. Tim terdiri dari 250 orang PP, TRTB 10 orang, Camat Lurah Kepling 50, tim dari Sekretariat Pemko Medan, 10 anggota Polres, 10 anggota Kodim dan 30 Brimob. Dasar penertiban adalah Surat Wali Kota yang ditandatangani Sekda,” ungkap Kepala Satpol PP Kota Medan Muhammad Sofyan saat menggelar konferensi pers di Balai Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Senin (21/1) petang.

Sofyan menjelaskan, kemarin pihaknya merobohkan tiga rumah dan empat kandang hewan kaki empatn
Tapi, usaha mereka dihalang-halangi warga yang bermukim di tempat itu dan kader PDI P. “Tim dilempar ban terbakar yang disiram dengan bensin. Juga dilempar tabung gas LPG ukuran 12 kg dan 3 kg, namun bersyukur tidak meledak,” bebernya.

Sofyan pun menjelaskan usaha penertiban itu sudah dilakukan sesuai mekanisme. Sebelumnya ahli waris, Sarikat Ginting yang mendirikan bangunan di lahan sesuai HPL No 1 Pkl Masyhur, diminta dalam tempo 3×24 jam untuk membongkar dan mengosongkan bangunan dari lahan Pemko. “Jadi kita sudah meminta yang bersangkutan untuk mengosongkan lahan tersebut 3×24 jam,” ungkapnya.

Dari informasi yang didapat, keturunan Sarikat Ginting yang menguasai lahan tersebut aktif di PDI P. Itulah sebab keterlibatan tiga anggota DPRD Medan. Apalagi, di lahan tersebut pun ada papan nama atau plang partai berlambang banteng itu. Dan, plang yang berada sekitar seratus meter dari rumah yang akan dirobohkan itu pun dicabut Satpol PP. “Jadi kami datang dengan rombongan dan kedua anggota DPRD Kota Medan fraksi PDIP untuk melihat tindakan Satpol PP,” ucap Ketua DPC PDI-P Kota Medan Hendri John Hutagalung.

Anggota DPRD yang dimaksud Hendra Jhon adalah Porman Naibaho dan Daniel Pinem. Porman dan Daniel mengalami luka di tangan akibat pukulan Satpol PP. Sementara Hendri John mengalami luka bocor di kepala, tangan, dan badan memar. “Apa wewenang Pemko mengesekusi lahan, sementara belum ada putusan dari MA?” tanya Hendri John saat melakukan visum di RS Elisabeth Medan.

Saat mendatangi Mapolresta Medan Ketua Fraksi PDI-P DPRD Medan Hasyim SE menilai tindakan aparat Satpol PP sangat arogan. Ia mengatakan, persoalan pengosongan lahan ini telah dibicarakan dewan dan Pemko Medan. “Kita sudah pernah audiensi dengan Pemko Medan minta supaya pengosongan lahan itu jangan dulu dilakukan. Kenapa? Karena ini masih berproses di MA. Belum ada putusan hukumnya,” katanya.

Setelah terjadi bentrok, pihak warga dan ketiga politisi PDI-P membuat laporan Mapolresta Medan. Mereka melaporkan Satpol PP atas pemukul saat terjadi bentrokan pembongkaran bangunan di Lapangan Cadika.

Menariknya, Satpol PP juga membuat laporan. “Anggota kita juga mengalami luka-luka. Akibat itu, saya suruh membuat laporan ke Polsek Delitua beserta barang bukti yang kita amankan berupa tabung gas ukuran 12 kilo,” balas Sofyan.
Sofyan pun langsung menceritakan kronologi bentrok tersebut. Sebelum menuju ke titik lokasi penertiban, pihaknya mengadakan apel dan memberikan arahan. Di antaranya skenario dalam tindakan penertiban dan memerintahkan pengamanan apabila terjadi benturan fisik. “Namun saat di lokasi kejadian kami melihat massa melakukan bakar ban, kami juga melihat ada dua tabung gas, dan ada mobil dinas BK 1280 L yang belakangan diketahui merupakan kendaraan dinas Ketua Fraksi PDIP Kota Medan. Kami juga melihat ada dua anggota DPRD Medan, Porman Naibaho dan Daniel Pinem,” ungkapnya.

Saat di lokasi kejadian itu, Satpol PP masuk ke lokasi penertiban dan terjadi perlawanan secara fisik oleh masyarakat penggarap dan dari Jhon Hendi Hutagalung. “Dalam peristiwa tersebut tiga orang satpol PP terluka akibat bara api yang dilemparkan dan berhasil mengamankan tabung gas,” tegasnya.


Perseteruan tidak sampai di situ saja. Setelah siang, Seratusan kader PDIP mendadak ‘menyerang’ Kantor Wali Kota Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis. Seorang petugas Satpol PP mengalami luka dibagian wajah.
“Namanya Fahmi Ramadhan. Dia kena pukul di bagian Kepala saat menjaga pintu gerbang,” ujar Surya Syahputra, seorang petugas Satpol PP lainnya.

Beberapa fasilitas di kantor Wali Kota Medan dirusak massa. Pagar, beberapa kaca dilempari batu, lampu taman dirusak, pot bunga dan beberapa fasilitas lain ikut menjadi sasaran amuk massa.
“Kami dikejar sama orang PDIP itu. Kami langsung lari ke parkiran belakang,” ujarnya.

Seratusan kader PDI Perjuangan itu juga nyaris bentrok dengan ratusan PNS yang sedang berada di Kantor Pemko Medan. Massa sempat hendak mengejar para PNS yang juga tersulut emosinya dan berkerumun di pintu masuk kantor Pemko Medan itu.

Hasyim yang juga Bendahara DPC PDIP Medan mengaku aksi anarkis yang dilakukan massa dari kader PDIP tidak ada dikomandoi. Karena aksi tersebut dilakukan spontan dimana massa terpanggil untuk membela Ketua DPC PDIP Medan Henry Jhon Hutagalung yang sebelumnya dipukuli oleh Satpol PP.

“Begini, itu kenapa bisa terjadi? Karena ada sebab-sebabnya. Itu spontan dilakukan oleh massa. Jadi nggak ada itu dikomandoi. Mereka terpanggil untuk membela ketua partai. Mereka nggak tega melihat ketuanya disakiti. Anggota mana yang tega ketua mereka dipukuli orang. Kedatangan massa ke Kantor Wali ZKota sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap Satpol PP yang melukai ketua,” ujarnya.
Apakah sebagai pelampiasan dibenarkan melakukan pengrusakan? “Ya, itu kan karena massa yang tidak bisa mengontrol emosinya.,” ungkapnya.

Lantas apa bedanya dengan perlakuan massa yang anarkis dengan melakukan pengrusakan terhadap Kantor Wali Kota? “Ini bentuk kekecewaan. Lagian nggak ada upaya Wali Kota yang melakukan komunikasi dengan kita,” kata Hasyim berkali-kali.

Disebutkan Hasyim, upaya selanjutnya, mereka menempuh jalur hukum terhadap aksi pemukulan Ketua DPC PDIP Medan Henry Jhon. “Kita sudah laporkan ke Polresta Medan. Saya juga ada bukti-bukti rekaman pemukulan itu. Silahkan saja kalau mereka lapor balik. Inikan proses hukum. Harus dilihat dan dipelajari dulu asal mula kejadian itu. Karena Satpol PP tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Mereka ini (Satpol PP) SDM nya nggak ada. Jadi kepolisian juga harus melihat akar permasalahannya,” beber Hasyim.

Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Yoris Marzuki mengatakan, mereka telah menerima laporan penganiayaan para korban beserta sejumlah barang bukti berupa batu dan sejumlah kayu. “Kita sudah menerima laporan perwakilan korban dan akan ditindaklanjuti. Akan kita cek apa dasar Satpol PP melakukan penggusuran, kalau penggusuran kan diatur Perda. Tapi kalau penganiayaannya, itu yang akan kita tindaklanjuti,” kata Yoris. (gus/ial/far/mag-2/mag-19)


Pukul 10.30 WIB

Personel Satpol PP Kota Medan yang dipimpin oleh Kasat Pol PP Kota Medan, M Syofyan, tiba di kawasan Cadika, Jalan Karya Wisata, Medan Johor

Pukul 11.00 WIB
Warga yang berada di lokasi dan sudah menunggu langsung menghadang personel Satpol PP Kota Medan

Pukul 11.10 WIB

Terjadi adu debat dan saling mengotot yang berakhir dengan aksi saling serang. Tiga anggota DPRD Medan fraksi PDIP yang berada di lokasi ikut terlibat. Beberapa orang luka, termasuk anggota DPRD Kota Medan itu

Pukul 14.00 WIB

Kader PDIP bersama dengan 3 Anggota DPRD Kota Medan mendatangi Mapolresta Medan untuk membuat laporan penganiayaan

Pukul 14.30 WIB

Kader PDIP Kota Medan mendatangi Kantor Wali Kota Medan dan terjadi bentrok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar