Jumat, 04 Maret 2011

Bahas Masalah Kebakaraan Pasar Dwikora


Siantar - Sumatra Utara.  Dua anggota DPRD Kota Siantar dari Komisi II Tumpal Sitorus dan Saud Simanjuntak saling  gebrak meja, adu mulut  dan nyaris adu jotos pada rapat dengar pendapat membahas kebakaran Pasar Dwikora. Akibat emosi keduanya, rapat terpaksa diundur hingga Selasa (8/3).
Keduanya terlibat adu mulut dan saling gebrak meja saat mendapat giliran memberikan tanggapan usai perwakilan dari Pemko Siantar memberikan pemaparan tentang kebakaran di Pasar Dwikora. Rapat sendiri dipimpin Ketua Komisi II Kennedy Parapat.
Saat berlangsung rapat, Saud memberikan tanggapan, dia tidak setuju dengan nota kesepakatan yang dibuat Pemko dengan perwakilan pedagang Pasar Dwikora Senin lalu (28/2) di Kantor Wali Kota.
Pemko dianggapnya tidak menghargai lembaga DPRD, sementara yang menjalankan roda pemerintahan di Kota Siantar ini lembaga DPRD dan Pemko Siantar.
“DPRD tidak difungsikan, tidak ada lagi harmonisasi dengan DPRD. Kenapa Pemko tidak melibatkan DPRD dalam membuat kesepakatan ini. Kebakaran itu bukan masalah wali kota, kalau mau buat kesepakatan harusnya  libatkan  muspida yang lain,” terangnya.
“Kalau memang tujuan Pemko membuat nota itu bagaimana supaya suasana diantara pedagang sejuk, harusnya libatkan DPRD. Kebakaran itu bukan tanggungjawab Hulman saja,” tegas Saud lagi.
Giliran Tumpal memberikan tanggapan, dia malah memberikan kritik terhadap Saud yang dinilainya melebarkan masalah dan tidak sesuai dengan agenda yang akan dibahas antara Pemko dengan DPRD. “Mohon maaf Pak Saud dan Pak Rudolf, saya minta supaya rapat ini jangan mengambang dan melebar kemana-mana. Yang perlu kita bahas sekarang bagaimana memperhatikan nasib 15.000 pedagang pasca kebakaran, tidak perlu kita bahas lagi nota kesepakatan itu,” jelas Tumpal dengan suara yang meninggi.
“Saya juga tidak setuju pernyataan pak Rudolf, masak pak Rudolf bilang status Pasar Parluasan tidak jelas. Status pasar itu jelas dikelola kecamatan, marah nanti bapak-bapak ini (Perwakilan Pemko, red)  kalau dibilang tidak jelas,” tegasnya lagi. “Izin pimpinan, kok jadi sesama kita yang berdebat, saya tidak setuju kalau tanggapan anggota yang lain diprotes,” teriak Saud.
“Izin pimpinan, itu hak saya mau ngomong apapun di Indonesia ini, saya juga anggota dewan,” balas Tumpal dengan muka merah.
“Izin pimpinan, hak saya juga ngomong apapun,” balas Saud dengan nada emosi. Tiba-tiba Saud menggebrak meja, braak. Dan Tumpal pun tidak mau kalah, Tumpal balas memukul meja. “Harusnya yang kita bahas sekarang bagaimana kedepan nasib 15.000 pedagang,” tambah Tumpal lagi melalui pengeras suara.
Disebabkan situasi panas antara dua orang ini, anggota dewan yang lain dari Komisi II yakni Fauzi Siagawan dan Christina Novelindah yang duduk  satu meja dengan kedua orang ini pun meminta supaya sidang di skor. Begitu juga dengan beberapa pejabat Pemko yang hadir meminta supaya rapat diskor. Dan Kennedy Parapat pun cepat tanggap. “Sidang kita skor 1 jam,”jelas Kennedy seraya mengetuk palu satu kali.
”Kenapa diskor, saya tidak emosi coba cek tensi darah saya dan saya juga tidak mabuk,” sanggah Tumpal seraya menunjukkan lengan tangannya. “Tapi bapak tadi emosi,” jawab Kennedy lagi. Usai rapat dinyatakan diskor, Saud lebih dulu keluar dari ruang rapat, disusul beberapa anggota DPRD yang  lain. Sementara di dalam ruangan Tumpal masih terus berbicara dengan beberapa orang yang ada di ruang rapat itu. Kemudian rapat diskor  hingga Selasa (8/3).
Belum sampai setengah jam sesudah rapat di skor, rapat kembali dibuka oleh Kennedy Parapat. Dan tidak lama kemudian palu diketuk lagi, rapat kembali di skor  hingga Selasa (8/3).
Sementara itu Asisten I Pemko Siantar Jumadi memimpin rombongan Pemko Siantar dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD Kota Siantar. Terlihat ikut hadir Kadispenda Setiawan Girsang,  Kepala Bappeda Herowin TF Sinaga, dan Camat Siantar Utara Junaidi Sitanggang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar