Selasa, 21 Mei 2013

Diwarnai Rentetan Tembakan, Seorang Pemuda Diamankan

BANDA ACEH - Warga Desa Lampulo Baru, Kecamatan Kuta Alam, dihebohkan sedikitnya rentetan lima tembakan, Senin (13/5) sekira pukul 01.15 WIB dinihari kemarin. Belakangan, seorang pemuda, Ay (20) yang mengaku warga Lamseupung Kecamatan Luengbata, Banda Aceh, diamankan warga. Dikira maling, tubuh pemuda itu, sempat dihujani bogem mentah warga yang emosi.

Belakangan diketahui jika, Ay spooring (lari-red) dari Mapolsek Kuta Alam, sejenak dia diamankan anggota Polsek setempat, setelah ditemukan mojok di kegelapan bersama seorang temannya. Sang teman akhirnya melarikan diri menerobos ke gelapan malam.

Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Moffan MK SH, melalui Kapolsek Kuta Alam, Iptu Andri Permana Amd IK, yang dihubungi kemarin, mengakui insiden tersebut. Menurutnya, sebelum berusaha lari dengan menaiki sejumlah atap rumah warga, Ay sempat diamankan polisi setelah dicurigai berdiri di pinggir Jalan T Diblang, Gampong Lampulo, Banda Aceh.

Ay yang bersama temannya berinisial Ri yang berhasil kabur saat itu dipergoki oleh personel Polsek Kuta Alam, yang baru kembali dari arah Jalan Syiah Kuala, Banda Aceh.

Karena curiga dengan kedua remaja yang berhenti di tempat gelap pinggir jalan Tgk Diblang, sekira pukul 01.15 WIB dini hari, anggota Polsek pun berhenti dan mendekati Ay dan Ri. “Ri, yang pertama ditanyai anggota, berdalih mereka berhenti untuk buang air kecil. Namun, dia tiba-tiba langsung kabur dengan membawa serta bungkusan yang kami yakini sebuah tas.”

Ay, yang juga berencana lari dengan sepeda motor Supra 125 dikendarainya berhasil dicegah personel dan langsung dibawa ke Mapolsek. “Kalau mereka tidak melakukan sesuatu yang salah, untuk apa lari. Kan itu yang jadi pertanyaannya,” kata Andri.

Kapolsek Kuta Alam itu menjelaskan saat personel mau memintai keterangan, tiba tiba remaja itu kabur dengan memanjat atap rumah warga. Sehingga tindakannya itupun membangunkan seisi rumah. Polisi akhirnya meminta Ay menyerahkan diri dengan cara melepaskan sejumlah tembakan ke udara dan hal itu cukup mengejutkan warga. “Kami mendengar sekitar lima tembakan,” ujar seorang warga tak jauh dari lokasi itu, kemarin.

Belakangan puluhan warga tanpa dikomandoi keluar rumah berusaha mencari tahu apa yang terjadi. “Melihat ada seseorang lari di atap rumah warga langsung mengejar. Mungkin di pikiran warga, Ay itu seorang pencuri, sehingga warga pun akhirnya menangkap Ay dan sempat menghaidiahi runtunan bogem mentah. Anggota berhasil menarik Ay dari kerumunan massa,” sebut Andri.

Ay bersama sepeda motor (sepmor) Supra X 125 miliknya yang tanpa pelat belakang serta bagian spare part lainnya yang telah dibuka, diamankan di Polsek Kuta Alam. Namun, remaja itu memilih bungkam, terkait apa yang telah dilakukan bersama Ri, rekannya yang berhasil kabur tersebut.

Kecurigaan polisi pun mengkerucut ke sepmor milik Ay yang turut diamankan. Tapi, jok sepmor Ay sulit untuk dibuka. Sehingga berbagai usaha dilakukan, jok itu pun berhasil dibuka dan bersama-sama dengan wartawan polisi mengeluarkan isinya. Di paling sudut jok sepmor itu, polisi mencurigai sebuah bungkusan yang dibalut koran. Begitu dibuka ternyata isinya daun ganja.

Pemuda Ay bersikukuh itu bukan miliknya, bahkan ibu pemuda itu yang juga ada di kantor polisi balik bersitegang menuduh polisi menjebak.

Wanita itu baru tak berkutik ketika polisi memperlihatkan semua isi sms dari hp anaknya yang dikirimkan oleh rekan-rekannya yang menjelaskan bahwa Ay tengah merencanakan sebuah transaksi ganja. “Dari tes urine yang dilakukan di RS Bhayangkara, Banda Aceh, Ay juga positif menggunakan narkoba,” demikian Kapolsek Kuta Alam.

Kakak Saifullah: Dewi Masih Istri Adik Saya

BANDA ACEH - Mariani (45), kakak kandung Saifullah Sarong (35), yang tewas diduga akibat ditikam Suryadi Marzuki (28) di Gampong Pucok Geumpang, Kecamatan Geumpang, Pidie, Minggu (28/5) pagi, menyatakan Saifullah masih suami Dewi, meski mereka sedang pisah rumah karena cekcok rumah tangga. Mariani mengklaim Suryadi belum menjadi suami Dewi.

Mariani menyampaikan hal itu kemarin menanggapi pemberitaan di koran ini, Senin (29/4) yang menyebutkan Saifullah, mantan suami Dewi tewas ditikam Suryadi, warga Peulanggahan, Banda Aceh. “Rumah tangga adik saya Saifullah dengan Dewi sedang cekcok, sehingga mereka berpisah rumah, adik saya tinggal di Gampong Baroe Cot Kumbang, Tangse dan Dewi di Pucok Geumpang. Tetapi mereka masih suami istri yang sah,” kata Mariani.

Mariani menjelaskan dirinya juga sudah mengecek ke Keuchik Pucok Geumpang bahwa Suryadi belum pernah menikah dengan Dewi. Adapun kronologis peristiwa naas itu, Mariani mengatakan sudah bertanya ke Kepala Dusun (Kadus) Pucok, Azhar, saksi mata yang tinggal di rumah masih satu pekarangan dengan SD Pucok Geumpang tempat Dewi berhonor sebagai guru. “Jadi pada pagi hari itu, Dewi menghubungi suaminya Saifullah untuk menjemput anak mereka di SD tersebut. Ketika Saifullah datang, adik saya itu dan Dewi bertengkar sehingga Azhar melerai dan mengambil pisau dari Saifullah, kemudian Azhar membuang pisau itu ke belakang sekolah,” cerita Mariani mengutip keterangan Azhar.

Kata Mariani pada saat itu, Saifullah melihat Suryadi di dalam rumah Azhar sehingga adiknya tersebut masuk ke rumah dimaksud yang diikuti istrinya di belakang. Sesampai di dalam rumah, tiba-tiba ada yang memukul Saifullah dengan balok di belakang kepalanya, tetapi belum diketahui siapa. Kemudian Suryadi menusuk dada Saifullah. Kini pisau itu sudah diamankan polisi sebagai barang bukti. “Saifullah mencabut sendiri pisau itu sebelum ia meninggal di teras rumah Azhar. Pisau tersebut juga belum diketahui sumbernya. Sedangkan pisau dari Saifullah, kan sudah dibuang Azhar ke belakang sekolah. Tetapi saya juga belum bisa pastikan apakah itu pisau yang dibuang Azhar atau ada pisau lain. Sedangkan Azhar, saat itu lari keluar rumah meminta tolong pada warga dan sesaat dia kembali bersama warga, adik saya meninggal,” jelas Mariani.

Kini, Mariani mengatakan menyerahkan proses hukum perkara itu ke polisi yang kini sudah menahan Suryadi dan Dewi. Adapun kronologis diceritakannya mengklarifikasi kejadian diberitakan, Senin (29/4).

Versi sebelumnya menyebutkan, korban Saifullah sempat terlibat pertengkaran hebat dengan Dewi yang kala itu diakui Dewi sudah menjadi mantan istri Saifullah. Belakangan disebutkan, terjadi perkelahian antara Saifullah dengan Suryadi yang diakui sudah menjadi suami Dewi. Duel itu berakhir dengan kematian Saifullah.

Janda dan Bocah Terbakar

LHOKSEUMAWE - Kebakaran yang terjadi di Bireuen dan Lhokseumawe menyebabkan seorang bocah dan seorang janda terbakar. di Bireuen, bocah perempuan berusia empat tahun terbakar. Sementara di Lhokseumawe, janda asal Desa Hagu Barat Laut Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe, terbakar saat hendak mengisi bensin ke tangki mobil menggunakan gembor.

Bocah yang terbakar di Lhokseumawe yakni Zahwa. Putri kelima pasangan Husni Harun dan Balqis, warga Meunasah Blang, Kecamatan Kota Juang, Bireuen, itu disambar api saat menemani abangnya di depan rumah makan desa setempat, Senin (13/5), sekira pukul 16.15 WIB.

Kala itu, Madrikas (11), abang kandung Zahwa, membakar arang di angklung untuk bara bakar jagung di depan rumah makan dimaksud. Tanpa diduga, ketika Madrikas menyiramkan minyak tanah, api menyambar ke tubuh Zahwa. Akibatnya, sekujur tubuh bocah perempuan itu terbakar.

Sore itu juga, Zahwa dilarikan ke RSUD dr Fauziah. Beberapa jam setelah dirawat di rumah sakit tersebut, sekira pukul 19.30 WIB, Zahwa dirujuk ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

Sementara terbakar di Lhokseumawe bernama Rohani (60). Tangan dan kaki janda ini terbakar saat hendak mengisi bensin ke tangki mobil menggunakan gembor.

Mulanya, Rohani hendak mengisi bensin menggunakan gembor. Karena mati lampu, Rohani menggunakan lilin sebagai penerang. Tiba-tiba, saat mengangkat minyak dalam gembor untuk diisi ke dalam tangki mobil, lilin yang ditaruh di rak jatuh ke dalam gembor tersebut.

Dalam waktu bersamaan, api langsung menyambar ke jeriken besar tempat penampungan bensin. Tangan serta kakinya langsung terbakar karena terkena tumpahan minyak. Warga yang duduk di teras rumah tetangga Rohani langsung menolong ketika mendengar Rohani menjerit kesakitan.

Sebagian warga langsung mengeluarkan barang dalam ruko Rohani. Sebagian lagi membawa Rohani ke tempat praktik mantri untuk mendapat pertolongan. Warga baru berhasil memadamkan api setelah dibantu dua armada Pemadam Kebakaran (Damkar) dari Pemko Lhokseumawe.

“Setelah itu, ketika kami hendak menyimpan barang ke tempat lain, satu tabung gas 3 kilogram sudah dicuri,” kata Muhammad, keponakan Rohani, kemarin. Akibat kejadian itu, Rohani harus mengungsi ke rumah saudaranya untuk mendapat perawatan luka bakar.

Selain itu, di Aceh Utara, rumah berkontruksi kayu Maknawiyah (42) di Seulunyok, Kecamatan Nibong, ludes terbakar. Peristiwa itu terjadi sekira pukul 23.30 WIB. Diduga, api berasal dari korslet listrik.

Peristiwa itu terjadi ketika Maknawiyah tertidur pulas. Tiba-tiba, warga yang melintasi rumah tersebut melihat api membesar. Saat itu juga, warga menyelamatkan janda tersebut. “Tak ada yang sempat diselamatkan. Semua perabotan dalam rumah korban ludes,” kata Jafar, warga Nibong, kemarin

Avanza Seruduk Sepeda Motor, Satu Tewas

IDI - Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di Jalan Medan-Banda Aceh. Kemarin, satu unit mobil Avanza BK 1356 ZD menyeruduk sepeda motor Honda Supra X 125 BL 4983 DW di kawasan Darul Aman, Idi Cut. Akibat kejadian itu, pengendara sepeda motor, Ibnu Wahidi, tewas sesaat dilarikan ke Puskemas Idi Cut.

Pangkal kejadian itu ketika mobil Avanza yang dikemudikan Sukri Ismail, warga Julok, Aceh Timur, melaju dari arah Banda Aceh dengan kecepatan sedang. Setiba di lokasi kejadian, seorang anak penduduk sekitar, Tasya Nadira (7), menyeberang jalan. Melihat bolah melintasi jalanan, Sukri segera membanting stir ke arah kanan.

Tanpa disadari, Ibnu Wahidi, warga sama, yang membonceng Husnatul Arifa (26) dengan Honda Supra, melaju dari arah berlawanan. Sekejap itu juga, Avanza dimaksud langsung menghantam sepeda motor itu.

“Tabrakan tak terelakkan. Warga yang melihat dan mengetahui kejadian itu, segera memberikan pertolongan dengan cara mengevakuasi korban ke Puskesmas terdekat,” ujar Kasatlantas Polres Aceh Timu, Iptu Tesyar, kemarin.

Pascakejadian, warga sekitar memberikan pertolongan pada Ibnu Wahidi dan Tasya Nadira. Namun, saat Ibnu menghembuskan napas terakhirnya saat dalam perjalanan menuju Puskesmas. Sedangkan Husnul Arifa dan Tasya Nadira, mengalami luka-luka.

“Permasalahan tersebut kini dalam penanganan Satlantas Aceh Timur,” pungkas Tesyar

Empat Bom Rakitan Meledak di Parit

MEDAN - Empat bom rakitan yang dibalut pipa paralon meledak di sebuah parit Jalan Platina I, Gang Syukur, Titipapan, Medan Deli, Sabtu (2/2) dini hari. Tim Jihandak Polda Sumut yang dikerahkan ke lokasi kembali menemukan empat bom sejenis yang belum meledak.

Waka Polda Sumut Brigjen Cornelis Hutagaol memastikan ledakan pada pukul 02.30 WIB itu tidak menimbulkan korban jiwa, maupun kerusakan apapun. Selain lokasinya tergolong jauh dari pemukiman penduduk, bom tersebut berjenis low explosive. “Low explosive. Jadi hanya mengeluarkan suara dan asap. Tidak sampai merusak,” kata Cornelis ketika memantau penyisiran Jihandak di lokasi kejadian, Sabtu (2/2) pagi.

Keberadaan delapan bom itu awalnya sudah diketahui tiga warga, Suyoto, Umar, dan Budiman pada pukul 01.00 WIB. Seluruh bom diletakkan pelaku di dalam parit berair dengan dibungkus karung goni. Namun sebelum petugas datang untuk mengevakuasi, empat bom tersebut meledak.

Bom tersebut terbuat dari pipa paralon berdiameter 10 centimeter dengan panjang bervariasi antara 25 hingga 30 centimeter. Polisi belum berani mengaitkan keberadaan bom itu dengan aktivitas kelompok garis keras tertentu.

Menurut Cornelis, bom jenis itu sering digunakan nelayan berburu ikan. Dugaan awal, bom itu meledak karena terjadi gesekan saat terendam air parit. “Bom seperti ini memang sering dijumpai, karena digunakan nelayan. Ini bom ikan,” lanjut Cornelis.

Kepala Lingkungan 10 Titipapan, Umar (52) mengatakan ledakan itu terjadi dua kali. Ledakan pertama menurutnya lebih besar dengan ketinggian api mencapai 1,5 meter. Sedangkan ledakan kedua terjadi saat warga berusaha mengangkat karung berisi bom dari parit ke tanah. “Pas kami angkat bomnya meledak. Untungnya tidak besar,” kata Umar.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Heru Prakoso menambahkan, keempat bom yang belum meledak mengandung tiga senar nilon besar warna kuning yang menyerupai kabel. Masing-masing kabel itu disebutnya berukuran 30 centimeter. “Tidak ada rangkaian berbahaya di dalamnya. Dan kayaknya memang untuk ikan,” kata Heru.

Meski begitu, penyelidikan terus dilakukan dengan melibatkan Direktorat Intelkam Polda Sumut, Direktorat Reskrim Umum Polda Sumut, dan Polres Pelabuhan Belawan. Seluruh rangkaian bom itu sendiri sudah diamankan di Makosat Berimob Polda Sumut.(

Pasir Ditambang Bom Didapat

SIGLI - Rizal Abdullah (20) menemukan bom di dalam sungai Krueng Baroe Rabu (6/3), sekira pukul 17.00 WIB. Bahan peledak yang diduga peninggalan masa kolonial Belanda itu ditemukan saat warga Pante Garot, Kecamatan Indra Jaya, Pidie, itu menambang pasir galian C secara manual di sungai tersebut.

“Ketika itu, saya menyelam untuk mengambil pasir. Tiba-tiba saja terbentur benda keras yang tak lazim. Setelah diangkat, ternyata benda karatan itu bom,” ujar Rizal

Saat menemukan bom dimaksud, Rizal belum mengetahui benda yang berkarat itu adalah bahan peledak. Belakangan diketahui, benda dimaksud bom peninggalan masa penjajahan.

Khawatir keberadaan benda tersebut, Rizal bersama warga Pante Garot menyepakati membawa bom dimaksud kepada keuchik gampong itu. Selanjutnya, diserahkan kepada aparat kepolisian.

Kapolres Pidie, AKBP Dumadi, mengatakan aparat Gampong Pante Raja telah menyerahkan bom dimaksud ke polisi. “Bom yang diduga kuat peninggalan Belanda itu telah kami amankan di Mapolres,” ujarnya, singkat.

Bom 25 Kilogram di Bawah Jembatan

LHOKSUKON – Warga Desa Blang Poroh, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara menemukan bom rakitan yang ditaksir mencapai berat 25 kilogram, di bawah jembatan desa itu, Sabtu (18/5) sore. Bom tersebut diduga peninggalan masa konflik yang terjadi di Aceh beberapa tahun lalu.

Keuchik Desa Blang Poroh, Nisam Antara, Yahya, kemarin menyebutkan, bom itu ditemukan saat mobil escavator membersihkan saluran parit di desa tersebut. “Saat escavator mengorek saluran, ditemukan bom. Memang sedang ada pembangunan jembatan di desa kami. Letak bom itu di bawah jembatan,” terang Yahya. Setelah itu, Yahya dan warga lainnya langsung melaporkan kasus itu ke Pos Polisi Nisam Antara dan Polsek Nisam.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Kukuh Santoso melalui Kapolsek Nisam Ipda Latif, menyebutkan pihaknya sudah melaporkan temuan bom itu ke tim penjinak bom (Jibom) Detasemen B Jeulikat, Brimobda Aceh. “Bom itu akan dibawa Tim Jibom ke markas mereka di Jeulikat. Setelah itu Jibom akan mendisposal bom tersebut,” pungkas Ipda Latif seraya mengucapkan terimakasih kepada warga yang dalam kesempatan pertama melaporkan temuan amunisi berdaya ledak itu kepada pihak polisi.

Isap Sabu-sabu di Bengkel, Dua Pria Dicokok Polisi

IDI - Aparat Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur menciduk Muliadi (29) dan Musliadi (25), Minggu (19/5), sekira pukul 02.00 WIB. Kedua pria asal Julok dan Darul Aman, Idi Cut itu ketangkap basah mengisap sabu-sabu pada sebuah bengkel di Idi Cut. Bersama mereka, polisi mengamankan satu paket sabu-sabu beserta alat isap.

Mus dan Mul ditangkap setelah polisi mendapatkan informasi dari masyarakat. Warga melaporkan, di sebuah bengkel di Idi Cut terdapat dua pria yang sedang asyik mengisap sabu-sabu. Berdasarkan laporan tersebut, polisi segera bergerak menuju lokasi.

Setiba di sebuah bengkel sepeda motor, polisi mendapati keduanya tengah asyik mengisap sabu-sabu. “Mereka langsung kami cokok di lokasi. Bersama mereka, ikut diamankan barang bukti satu paket sabu-sabu dan alat isap,” ungkap Kasat Narkoba Polres Aceh Timur, AKP Adi Sofyan,


Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya serta penyelidikan lebih lanjut, Mus dan Mul beserta satu paket sabu-sabu dan alat isap, diamankan di Mapolres Aceh Timur.

Laptop dan Ponsel Ustaz Digondol Maling

KUTACANE - Sejak dua bulan terakhir, aksi pencurian marak di Aceh Tenggara. Kasus terakhir terjadi pada Minggu (19/5). Laptop Acer dan telepon seluler milik Ibni Ali, Imam Masjid At-Takwa Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala-gala, digondol maling.

Saat kejadian, Ibni tak berada di rumah. Sejak kemarin pagi, dia beserta istri dan anaknya pergi ke Kutacane. Mereka membeli perbekalan anak-anaknya untuk masuk ke Taman Kanak-kanak (TK). Keluarga ini baru pulang ke rumahnya sekira pukul 11.30 WIB.

Saat membuka pintu depan rumahnya, Ibni tak melihat ada keanehan. Ketika hendak masuk ke kamar, Ibni sempat melihat dapur yang ditutup dengan selembar seng, terbuka. Dia pun kian terkejut melihat pintu tengah dapur terbuka.

Kemudian, Ibni langsung memeriksa. Ternyata, laptop merek acer 14 inci dan ponsel yang terletak di tempat tidurnya, raib dibawa maling. “Data-data dalam laptop itu sangat penting bagi saya. Di sana ada tafsir-tafsir dan pengetahuan tentang Agama Islam serta Bahasa Arab. Selain itu, ada juga data pribadi lainnya,” ungkap Ibni, kemarin.

Kasus itu pun telah ia laporkan ke Kepolisian Resor (Polres) Aceh Tenggara

Dituduh Mesum, Sejoli Diserahkan ke Polisi

BANDA ACEH - Warga Lampaseh Kota, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh menangkap sejoli yang dituduh berkhalwat dalam salah satu rumah di gampong itu, Senin (20/5), sekitar pukul 00.00 WIB. Kemudian, pria berinisial AI (24) dan wanita berinisial NH (25), diserahkan ke Mapolsek Kutaraja. Selanjutnya pihak polsek menyerahkan pasangan ini ke Kantor Satpol PP dan WH Banda Aceh.

Informasi ini awalnya diperoleh dari warga Lampaseh Kota. Kasubbag Tata Usaha Satpol PP dan WH Banda Aceh, Reza Karmilin, mengatakan AI yang merupakan duda beranak satu itu membawa wanita berinisial NH ke rumahnya di Lampaseh Kota, Minggu (19/5) malam. Namun, di rumah itu juga ada ibunda AI dan adik perempuannya.

Saat ditangkap warga, mereka berempat lagi di ruang tamu. Bahkan, tidak terbukti bermesum. Akan tetapi, kecurigaan warga ini cukup beralasan karena sekitar seminggu lalu, AI juga membawa perempuan tersebut ke rumahnya, saat ada ibunda dan adiknya juga di rumah.

“Diakui AI dan NH, ketika itu mereka sudah sempat bermesum di dalam kamar. Pada 2011, AI juga pernah ditangkap bersama perempuan lain di rumah itu. Akhirnya juga berurusan dengan Satpol PP dan WH Banda Aceh,” kata Reza, didampingi penyidik WH, Zahkwan.

Menurut Karmilin, setelah sekitar satu jam ditangkap dan diintrogasi warga, keduanya diserahkan ke Mapolsek Kutaraja. Kemudian, sekira pukul 10.00 WIB, pihak Mapolsek menyerahkan pasangan nonmuhrim ini ke Kantor Satpol PP dan WH Banda Aceh.

Hingga kemarin sore, kata Tarmilin, keduanya masih diamankan dalam ruang terpisah di Kantor Satpol PP dan WH Banda Aceh, sambil menunggu dijemput pihak keluarga masing-masing untuk diberikan pembinaan lebih intensif.

“Akan tetapi, kami agak sulit menghubungi keluarga perempuan yang jauh tinggal di kampung halaman. Dia anak baru tamat SMA yang ngekos di Banda Aceh sambil mencari kerja. Dia juga baru pacaran dengan AI sudah enam bulan. Kami juga akan menyerahkan dia ke orang tua AI,” jelas Reza.

Reza menambahkan, perbuatan keduanya yang dituduh bermesum juga melanggar Qanun Nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat. Ancamannya, hukuman maksimal masing-masing 11 kali cambuk.

Karyawan asal Medan Tewas Tanpa Busana

BANDA ACEH - Gito (49), warga Medan, Sumatera Utara, ditemukan tewas dalam posisi telungkup Senin (20/5), sekira pukul 08.30 WIB. Pria yang tercatat sebagai Karyawan Chec yang berkantor di Kompleks PT Lafarge Cement Indonesia (LCI), Mon Ikeun, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, itu ditemukan tewas dalam kamarnya di mess karyawan perusahaan yang bergerak di bidang kelistrikan. Saat ditemukan, tak ada busana melekat di tubuhnya.

Kapolres Aceh Besar, AKBP Djadjuli, mengatakan peristiwa itu cukup menggegerkan para pekerja yang akan menjalankan tugas masing-masing. Djadjuli memperkirakan, Gito telah meninggal dunia beberapa jam sebelum ditemukan.

Kapolsek Lhoknga, Iptu Iwan Haji, menjelaskan Gito pertama kali ditemukan oleh rekan kerjanya, Suandi. Kemarin pagi, Suandi berulang kali menggedor pintu kamar Gito. Namun, tidak ada jawaban. Suardi pun berinisiatif membuka pintu kamar mess tersebut. Di dekat ranjang tidur, dia melihat Gitu terbujur kaku dalam kondisi telungkup, tanpa busana yang dikenakan.

“Hasil olah tempat kejadian perkara, tidak ada benda-benda mencurigakan yang ditemukan di dekat korban. Meski demikian, lokasi penemuan korban tetap dipasang police line,” kata Iwan.

Pria asal Medan itupun dibawa ke kamar jenazah RSU Zainoel Abidin, Banda Aceh, untuk divisum. Atas permintaan keluarga, jenazah tidak diautopsi. Dari hasil visum luar yang dilakukan oleh dr Khatab, disimpulkan Gito mengalami serangan jantung. Diduga, dia meninggal dunia 6 jam sebelum ditemukan.

“Hari ini (kemarin-red), jenazah langsung diberangkatkan ke Medan menggunakan pesawat udara. Meski dugaan korban meninggal akibat serangan jantung, kami tetap menyelidiki kasus ini,” papar Iwan.

Hantam Sapi, Pikap Ringsek

Mobil Carry pikap BL 8433 PW ringsek di bagian depan setelah menghantam sapi di tengah jalan Banda Aceh-Medan di Meureudu. Peristiwa itu pada Minggu (19/5), sekira pukul 22.30 WIB.

Tak ada korban jiwa pada peristiwa itu. Hanya bagian depan mobil rusak parah. “Banyak warga mengeluhkan kondisi jalan di Pidie Jaya karena ternak berkeliaran. Karena itu, Satpol PP harus cepat menertibkan keliaran lembu sebelum menelan korban jiwa,” ujar Erwin (39), warga Keude Lueng Putu, Bandarbaru, Pidie Jaya.

Dia mengatakan, ekses tiadanya penertiban selama ini, telah menimbulkan kecelakaan lalu lintas yang berpotensi memakan korban, rusaknya sepeda motor, serta mobil pelintas.

Tak hanya Erwin, sebagian warga lain juga mengakui mengaku resah lantaran sejumlah sapi dan kerbau berkeliaran di sepanjang ruas jalan negara. Akibatnya, arus lalu lintas siang dan malam hari menjadi gangguan bagi pelintas.

Pemandangan semacam itu sudah berlangsung lebih dua bulan. Sebelumnya, hewan berkaki empat itu sudah jarang ditemui di tempat-tempat umum, termasuk jalan raya. Belakangan, sapi bagaikan tak bertuan. Di depan pendapa Pijay, setiap hari sapi mangkal di sana.

Sejumlah camat di tak habis pikir dengan kondisi demikian. Mereka membernarkan, usai panen (musem luah blang) seperti sekarang ini, pemilik sengaja melepaskan ternaknya untuk mencari makan sendiri. Tak mengherankan, bila kebanyakan ruas jalan di gampong-gampong dipenuhi kotoran ternak. “Itu pertanda sapi tidur-tiduran (meudu dom) di badan jalan,” kata seorang camat.

Di Meureudu, sapi sering mangkal di ujung jembatan layang, depan Dinkes/RSU, depan Cafee Cot Trieng/depan BPKP (Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan), depan puskesmas, jembatan Krueng Meureudu, kawasan Beuriweuh dan Bunot, kawasan Simpangtiga, serta jalan depan meuligoue. Sementara Meurahdua, di jalan Simpang Empat-Seunong dan sepanjang jalan Simpang Peuet-Kota Meureudu.

Begitu halnya Bandarbaru, Panteraja, Trienggadeng, Ulim, Bandardua dan Jangkabuya. Lintas Jangkabuya hingga ke perbatasan dengan Samalanga-Bireuen atau Jangkabuya arah ke Ulim dan arah ke Ulee Gle Bandardua, setiap hari puluhan ekor sapi dengan leluasa berparade sepanjang jalan. Lintas utara Meureudu ke Trienggadeng juga demikian.

Kasat Pol PP dan WH Pidie Jaya, Syukri mengatakan, sejak kemarin, timnya telah menertibkan ternak. Penertiban itu dimulai di sepanjang jalan yang kini dikosentrasikan di Trienggadeng.

“Selanjutnya kami teruskan ke tujuh kecamatan lain, termasuk Bandarbaru,” katanya.

Sebagai institusi perangkat daerah dalam penegakan Qanun, imbuh dia, Satpol PP dan WH berkomitmen penuh melakukan penertiban untuk kenyamanan warga. Termasuk sapi-sapi yang berkeliaran.

“Kami mengimbau kepada warga yang memili ternak, tidak melepaskan secara liar karena dapat mengusik kenyamanan bagi ketertiban umum, khhususnya pengguna jalan raya,” pintanya.

Nyabu, Ibu Hamil dan Menyusui Ditangkap

BANDA ACEH - Ibu rumah tangga (IRT) yang hamil enam bulan, Ita Purnama (24), Minggu (19/5) siang, ditangkap aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Kuta Alam, Banda Aceh. Selain dia, polisi juga menangkap Ita Yulianti (25), yang juga masih menyusui bayinya berusia 47 hari.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Moffan MK SH, mengatakan keduanya kini ditahan di sel Mapolsek Kuta Alam. Bersama mereka, polisi juga menyita sabu-sabu, bong, dan alat isap lainnya.

Kapolsek Kuta Alam, Iptu Andri Permana, menjelaskan Ita Yulianti didapati mengisap sabu-sabu di kamar rumah kontrakannya di Lambaro Skep, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, sekira pukul 12.00 WIB. Dari pengakuan dia, terungkap nama Ita Purnama yang ikut serta bersamanya mengisap sabu-sabu siang itu di kamar rumahnya.

“Ita Purnama sedang hamil enam bulan. Saat ditangkap dia memang berada di rumah kontrakannya. Kebetulan, kedua IRT ini tinggal bersebelahan di rumah kontrakan mereka di Lambaro Skep,” ujar Andri, kemarin.

Berdasarkan pengakutan Ita Yulianti kepada penyidik, sabu-sabu tersebut dibeli oleh ibu kandungnya di salah satu pengedar di Montasik, Aceh Besar. “Sejauh ini, kami masih mencari keberadaan ibu Ita Yuliati,” demikian Andri.

Saat ditanyai wartawan, Ita Purnama mengaku terpengaruh sabu-sabu akibat persoalan keluarga yang ia alami. “Awalnya saya hanya ikut-ikutan ketika ada masalah dengan suami. Lama-lama saya sudah sering mengisapnya kalau menghadapi masalah dalam keluarga,” ujarnya.

Ita Purnama menyebutkan, suaminya tidak pernah tahu tentang kebiasaannya yang suka mengisap sabu-sabu di rumah Ita Yulianti. Pun demikian, Ita Purnama merasa cukup sadar dirinya hamil dan berdampak bagi calon bayinya.

Ita Yulianti juga mengakui sama. Ibu yang tengah menyusui bayinya yang masih berumur 47 hari mengaku telah bercerai dengan suaminya, saat bayi yang dilahirkan itu masih dalam kandungan. Dia merasa sangat terpukul dan sedih ketika mengetahui suaminya nikah dengan perempuan lain dan menceraikan dia.

“Makanya yang terpikir pada saya saat itu hanya nyabu. Padahal, saya juga sadar waktu itu berdampak bagi bayi. Apalagi sekarang saya lagi menyusuinya dan masih mengisap sabu-sabu,” ungkap Ita Yulianti saat menceritakan hal tersebut.

Dusun Dijadikan Lapak Judi, Ibu-Ibu Sibayak Demo



Puluhan ibu-ibu majelis taklim dusun Sibayak, Gampong Seutui, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh menggelar aksi damai di depan pos kamling desa setempat, Senin (13/5/2013). Puluhan warga ini terpaksa turun ke jalan setelah dusun tempat tinggalnya kerap dijadikan lapak judi.

Dari hasil pantauan, puluhan ibu-ibu majelis taklim ini menggelar aksi damai sekitar pukul 16.00 WIB atau bakda salat asar. Sebagian di antara ibu-ibu ini terlihat masih menggunakan mukena dan ada juga yang menggendong anak-anak mereka. Dalam aksinya, mereka membawa sejumlah poster dan spanduk yang di antaranya bertuliskan “Stop! Judi, zina dan narkoba” dan ada juga yang bertuliskan “Kutuk penjudi dan penzina di dusun kami”.

Aksi yang digelar ibu-ibu paruh baya ini menyedot perhatian dari warga dusun lain di gampong Seutui. Sehingga, aksi menjelang sore itu menjadi tontonan warga dan anak-anak. Setelah menggelar aksi selama 30 menit, ibu-ibu ini kemudian mengakhiri aksinya dengan berjalan kaki melewati Jalan Teuku Umar Setui dan kembali ke rumah mereka masing-masing.

Perwakilan Ibu-ibu Majelis Taklim Dusun Sibayak, Syarifah Munira, mengatakan, aksi damai yang digelar ibu-ibu dari dusun itu disebabkan karena warga sudah merasa geram dengan perjudian yang telah berlangsung sejak beberapa tahun di dusun mereka.

“Kami ingin desa kami bersih dari maksiat. Jangan ada lagi judi, zina dan narkoba di dusun kami ini,” kata Syarifah disela-sela aksinya.

Menurutnya, dusun dari desa yang terletak di tengah kota Banda Aceh itu kerap dijadikan lapak judi oleh sejumlah orang dari luar kampung mereka. “Yang main di sini rata-rata orang dari luar kampung kami. Tapi orang di sini ada juga,” jelasnya.

Untuk itu, ia mengharapkan agar Pemerintah Kota Banda Aceh lebih serius untuk membarantas perjudian di kampung yang sudah dikenal sebagai lapak judi itu. Jika setelah aksi itu perjudian tetap dilakukan, ia bersama puluhan ibu-ibu lainnya akan menggelar aksi dengan massa yang lebih banyak.

“Dan akan kami berantas dengan cara kami sendiri nantinya. Tapi kami mohon agar tidak ada lagi jugi di kampung kami ini,” ungkapnya

Cuaca Buruk Ancam Pemukiman Warga

Cuaca ekstrem yang melanda Aceh sejak sepekan terakhir menyebabkan sejumlah warga di Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh khawatir. Pasalnya, tanggul penahan ombak di desa mereka belum rampung dan air laut dikhawatirkan masuk rumah warga.

Salah seoarang warga Desa Deah, Zaiduddin, mengatakan, tanggul penahan ombak yang dibangun pemerintah Aceh pascatsunami 2004 silam sudah mulai terkikis akibat abrasi. Selain itu, juga ada tiga tanggul penahan ombak yang belum rampung dikerjakan.

“Kalau terjadi gelombang tinggi airnya bisa masuk ke rumah. Hari ini sudah mulai melewati tanggul penahan ombak,” kata Zainuddin, Selasa (14/5/2013).

Warga desa itu, jelah Zainuddin, berharap kepada kepada Pemerintah agar segera memperbaiki tanggul penahan ombak yang mulai terkikis.”Jika tidak segera diselesaikan ini akan semakin parah. Apalagi sekarang sedang musim barat dan biasannya angin akan bertiup kencang,” ungkap Zainuddin.

Sementara itu, Koordinator Analisis Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banda Aceh, Khairul Akbar, mengatakan, cuaca ekstrim yang melanda kawasan Aceh ini disebabkan oleh dampak badai tropis yang terjadi di Teluk Benggala, bagian timur lautan Hindia.

“Tinggi gelombang laut diperkirakan mencapai 3,5 meter di Perairan laut Aceh,” kata Khairul saat dihubungi secara terpisah

Awas, Gelombang Laut Capai Tujuh Meter


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banda Aceh, mengimbau agar nelayan tetap mewaspadai gelombang tinggi saat melaut. BMKG memperkirakan, gelombang tinggi mencapai tujuh meter bakal terjadi di Aceh dalam empat hari ke depan.

Staf analisis Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banda Aceh, Rahmat Tauladani, mengatakan, cuaca ekstrim akan terus melanda Aceh hingga empat hari ke depan. Berdasarkan cacatan BMKG, kecepatan angin mencapai 54 hingga 50 Kilometer perjam.

Kondisi ini, jelas Rahmat, disebabkan badai topis yang terjadi di Samudera Hindia khususnya bagian barat Aceh. Akibatnya berdampak pada tingginya gelombang laut.

“Ini juga menimbulkan gelombang dengan ketinggian enam hingga tujuh meter di seluruh perairan Aceh,” kata Rahmat saat dihubungi wartawan, Senin (14/5/2013).

Menurut Rahmat, kondisi tersebut juga mengakibatkan curah hujan dengan intensitas lebat dan petir yang terjadi hampir diseluruh wilayah Aceh seperti wilayah Timur, Utara dan Tengah.

“Untuk itu, Kami mengimbau kepada masyarakat untuk dapat waspada menghadapi kondisi ini baik nelayan maupun mereka yang berdomisili di sekitar pegunungan,” ungkapnya

Cuaca Ekstrim, KMP BRR Tetap Berlayar

Meski cuaca ekstrem, Kapal Motor Pelayaran (KMP) BRR tetap melayani penumpang yang hendak berangkat ke Sabang. Hingga hari ini, pelayaran dari Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh menuju Sabang belum ada kendala.

Dari pantauan di pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, KMP BRR berangkat menuju Sabangsekitar pukul 10.30 WIB. Kapal itu mengangkut penumpang seperti biasa meski BMKG memprediksi gelombang tinggi melanda Aceh hingga empat hari ke depan.

Kepala UPTD Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh, T. Naziruddin, mengatakan, cuaca buruk yang sedang melanda Aceh sejak beberapa hari terakhir ini masih memungkinkan kapal untuk berangkat menuju Sabang maupun sebaliknya.

“Hingga hari ini belum ada kendala. Kapal tetap berlayar,” kata Naziruddin, Rabu (16/5/2013).

Menurutnya, cuaca buruk sangat berpengaruh terhadap pelayaran. “Tapi kapal masih memungkinkan untuk berangkat karena ombak tidak terlalu tinggi,” ungkapnya.

Ushuluddin Gelar Gerakan Wakaf Buku

Sebanyak 91 judul buku terkumpul dalam aksi gerakan wakaf buku yang digelar di lingkungan Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry, Rabu (15/5).

Dekan Fakultas Ushuluddin Syamsul Rijal mengatakan kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan antara dosen, karyawan, dan mahasiswa untuk pendidikan Aceh.

“Jumlah buku yang terkumpul sebanyak 91 judul dalam berbagai disiplin ilmu, hampir semua dosen dan karyawan ikut menyumbang, serta beberapa buku juga disembang oleh mahasiswa yang serahkan oleh Gubernur BEM Ushuluddin,” ujarnya

Menurut Dekan, buku yang diwakafkan adalah buku karya dosen Fakultas Ushuluddin, buku koleksi pribadi yang telah dibaca, dan buku-buku terbitan yang terbaru.

Secara internal Pimpinan Fakultas Ushuluddin mendorong semua sivitas akademika dan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam aksi mewakafkan buku kepada perpustakaan. “Event wakaf buku ini akan menimbulkan kepedulian terhadap pengembangan ilmu,” tambah Syamsul Rizal.

Menurutnya, buku adalah sumber bacaan. Sementara membaca merupakan perintah Allah dalam wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw.

“Apa yang dibaca tidak terbatas, buku yang terkumpul akan diwakafkan ke perpustakaan Fakultas, diharapkan gerakan ini akan berlanjut dan tidak terhenti pada sekali saja,” kata dia.

16 Negara Ikut Konferensi Internasional di Unimal

Universitas Malikussaleh bekerjasama dengan Harvard University Amerika Serikat terus melakukan persiapan penyelenggaraan konferensi internasional tentang Aceh dan Kawasan Lautan Hindia ke-4. Konferensi ini bakal digelar di Kampus Unimal, Lhokseumawe, pada 8-10 Juni mendatang.

“Konferensi ke-4 ICAIOS kali ini akan menampilkan 60 makalah dari 16 negara dan rencananya akan dibuka secara resmi oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah,“ jelas Ketua Panitia Mohd Heikal dalam keterangan pers.

Pada konferensi ini panitia akan menghadirkan 4 orang keynote speaker (pembicara kunci) dari 3 negara. Dari Indonesia ada dua yakni Menkopolhukam RI Djoko Suyanto dan Kepala UKP4 RI Kuntoro Mangkusubroto. Selanjutnya Prof Mary Jo dari Amerika Serikat dan Prof Michael Feener dari National University of Singapore.

“Selain keynote speaker, juga ada pembicara tamu seperti Adnan Ganto sebagai Komisaris Morgan Bank Ltd Zurich Swiss yang juga dewan penasehat Unimal, Prof. Kamaruzzaman Askandar dari?Universiti Sains Malaysia, Prof. Byron J. Good dari ?Harvard University Amerika Serikat, Prof. Yusny Saby? dari IAIN Ar-Raniry dan Dr. Saleh Sjafei? dari Syiah Kuala University,” sebutnya.

Konferensi ICAIOS ke-4 ini mengambil tema Beyond Reconstruction: Social Recovery on Post-Conflict and Post-Disaster Society, dengan membahas tentang perubahan sosial politik pemerintahan dan hukum, rekonsiliasi budaya dan agama, psikososial, gender keterwakilan dan partisipasi, sosial ekonomi lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.

Selain kegiatan inti tersebut, sebut Heikal, juga ada tambahan kegiatan yang sifatnya mendukung program pemerintah Aceh tentang Aceh Visit Year dengan memanjakan sebagian peserta dengan Aceh Historical Tour (wisata sejarah Aceh) dan poster exhibition on ‘Islam, Trade and Politics across the Indian Ocean’ dan pemutaran film dokumenter berbasis antropologi.

Pendaftaran Peserta

Konferensi ICAIOS ini terbuka untuk umum. “Siapa saja bisa menjadi peserta, baik dari kalangan birokrat, pengusaha, dosen, guru, mahasiswa, dan masyarakat umum lainnya dengan cara mendaftar di sekretariat ICAIOS pada Pascasarjana Unimal Lhokseumawe maupun di kantor ICAIOS Banda Aceh hingga 25 Mei ini,” jelas Heikal. Dan untuk informasi lebih lanjut bisa diakses di www.icaios2013.acehresearch.org.[

Tikar Pandan Gelar Kuliah Umum Berseri



Liga Kebudayaan Komunitas Tikar Pandan menggelar kuliah umum berseri. Kuliah umum yang bertajuk “Imran T. Abdullah Lecture Series” tersebut digelar setiap dua pekan sekali dengan membahas tema-tema tertentu dan menghadirkan pakar di bidangnya.

Rizki, pengelola kuliah umum menyebutkan tema hikayat diambil untuk kelas perdana karena sosok Prof. Imran yang meninggal pada Agustus 2012 lalu adalah salah satu peneliti hikayat. “Sebelum sakit parah yang menyebabkan gerak beliau terbatas, Prof. Imran masih mengkaji dan membaca manuskrip hikayat, bahkan mentransliterasinya,” jelasnya dalam keterangan pers.

Untuk kuliah umum seri perdana pada Jumat 17 Mei 2013 pukul 16:10 WIB membahas tentang “Hikayat” dengan menghadirkan Agus Nur Amal atau lebih dikenal dengan nama panggung Agus PMTOH sebagai pensyarah. Agus akan membahas tentang hikayat mulai dari sejarah hingga cara membaca dan memahaminya.

Agus selama ini dikenal di lingkup Aceh, nasional, bahkan internasional sebagai tukang cerita (troubador) atau penghikayat, aktor teater, serta peneliti hikayat dan folklor Aceh.

Kuliah umum tersebut dilaksanakan di Kantor Komunitas Tikar Pandan, Jl. Lamrabo, No. 4, Lamteumen Timur, Setui (Belakang Terminal Lama).

“Kuliah umum ini terbuka untuk berbagai elemen masyarakat dan sifatnya gratis, kecuali jika nantinya diperlukan biaya untuk fotokopi atau mencetak bahan kuliah. Peserta diharapkan dapat mendaftar dirinya via email ke tikar_pandan@hotmail.com atau via Kiki di nomor HP +628116804252,” sebut Rizki.

Lebih lanjut dijelaskan, Komunitas Tikar Pandan sudah menyiapkan tema dan nama pensyarah hingga akhir tahun ini, dan rencananya juga akan mengundang pembicara tamu dari luar Aceh yang ahli sejarah dan budaya Aceh.

“Kita ingin generasi muda Aceh dan masyarakat Aceh umumnya lebih mengenal sejarah dan budayanya secara ilmiah dan otentik, bukan seperti sejarah tidak ilmiah yang mengatakan Aceh adalah sebuah akronim dari beberapa nama bangsa sebagaimana sering dilafalkan dan dihafal oleh generasi muda Aceh sekarang,” jelas Rizki.

Digelarnya kuliah umum berseri ini, sebut Rizki, bertujuan untuk mengkaji dan membahas perihal sejarah dan budaya Aceh, serta lebih memperkenalkannya kepada khalayak umum.

Azhari, Direktur Komunitas Tikar Pandan menyebutkan program kuliah umum berseri tersebut merupakan transformasi dari Diskusi Sabtu Sore yang sejak sepuluh tahun lalu telah digagas dan dilaksanakan oleh Komunitas Tikar Pandan.

“Pada tahun 2013 ini, kita memakai nama salah satu profesor sastra Aceh, Prof. Dr. Imran T. Abdullah untuk nama seri kuliah umum sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas kerja dan karya beliau dalam memajukan dan meneliti sejarah Aceh terutama dalam kajian naskah (filologi),” jelasnya.

Lebih lanjut disebutkan sekarang Komunitas Tikar Pandan juga membuka pustaka publik dan baru saja mendapatkan tambahan ribuan koleksi yang merupakan hibah dari keluarga Prof. Imran di Yogyakarta.

Sejumlah Kapolsek di Aceh Besar Dirolling



Kepolisian Resort Aceh Besar menggelar acara serah terima jabatan di Mapolres setempat, Rabu (15/5/2013). Sertijab ini dilakukan untuk regenerasi kepemimpinan dan pengembangan karir di tubuh personel kepolisian.

Hadir pada acara sertijab ini di antaranya Kepala Bagian, Kepala Satuan, Kapolsek dan personel Polres Aceh Besar itu. Adapun jabatan yang diserahterimakan masing-masing Kasat Bimmas Iptu Elputri kepada Iptu Chairuddin dan Kasat Sabhara yang sebelumnya dijabat Iptu H Yulizar Lubis diserahterimakan kepada AKP Ramlan SE.

Selanjutnya Kapolsek Selimum AKP Edy Febriadi SH kepada Iptu Yulizar Lubis, Kapolsek Montasik, AKP Ramlan SE diserahterimakan kepada AKP Edi febriadi SH dan Kapolsek Pulo Aceh yang sebelumnya dijabat Ipda Zarkani diserahterimakan kepada Iptu Khairil Anwar. Sementara itu Kapolsek Lhong yang sebelum dijabat Ipda Burhanuddin diserahterimakan kepada Ipda Zulkifli Daud.

Kapolres Aceh Besar AKBP Djajuli, mengatakan, keberhasilan melaksanakan tugas bukan hanya ditentukan dengan keseriusan bekerja tapi bagaimana masyarakat mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Peran masyarakat sangat diharapkan terutama tokoh masyarakat, Adat, Agama dan Perempuan agar situasi yang baik dan kondusif dapat tercipta ditengah masyarakat.

“Tugas menuntut kita untuk mampu memberi rasa aman saya berharap saudara mampu mewujudkan ini. Harus diingat di era reformasi, kita dituntut mengutamakan pendekatan persuasif demi terciptanya demi terciptannya situasi Kamtibmas yang kondusif,” kata Djajuli.

Menurutnya, serahterima dalam organisasi kepolisian merupakan hal yang lumrah dan lazim. Melalui serah terima diharapkan terjadi regenerasi kepemimpinan dan pengembangan karir ditubuh personil kepolisian.

“Terima kasih atas kiprah saudara sejak dan hendaknya dapat berprestasi di tempat yang baru,” harapnya. “Terima kasih AKP Azarianto atas pengabdian dan dedikasinya dalam membantu pelaksanaan tugas sehari hari di Polres Aceh Besar sebagai Kabag Ops. Kepada Kompol Harlan Amir saya ucapkan selamat datang dan bertugas disini. Semoga dengan jabatan yang ini dapat saudara jadikan penyemangat dalam bertugas dan saya harap mampu menjadi contoh bagi yang lain.”

Dua Pelajar Jadi Kurir Sabu



Kepolisian Resort Aceh Besar meringkus dua pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang diduga kurir sabu. Keduanya ditangkap tim Satuan Narkoba Polres Aceh Besar pada Selasa (14/5/2013) kemarin. Kedua pelaku yang ditangkap itu berinisial IM (19) dan MM (18) merupakan warga Lhoknga.

Kasat Narkoba Polres Aceh Besar, Iptu Andi Cakra Putra, mengatakan, kedua pelaku itu ditangkap di tempat terpisah setelah petugas kepolisian melakukan penyamaran dengan berpura-pura sebagai pembeli sabu.

“Pertama kita tangkap IM sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah kita periksa, kemudian dia mengaku mendapatkan barang haram itu dari MM,” kata Andi, Rabu (15/5/2013).

Dari tangan tersangka, polisi berhasil menyita barang bukti sabu sebanyak 0.5 gram atau seharga Rp300.000 dan satu unit telepon genggam. Akibat perbutannnya kedua pelajar yang terlibat kurir sabu itu dijerat undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika pasal 112, 114, 127 dengan ancaman penjara minimal empat tahun.

Sementara itu, MD (25), warga Kecamatan Lhoknga Aceh Besar, satu tersangka lain yang diduga sebagai bandar sabu berhasil melarikan diri.

“MD hingga kini masih buron dan kami terus melakukan pengejaran. Dia berhasil kabur saat hendak kami tangkap karena sudah bocor bahwa kedua pelajar itu sudah kami tangkap,” jelasnya.

Balita Penderita Hidrochepalus Butuh Bantuan

Aqlima Zahra, seorang anak balita berusia 15 bulan menderita penyakit hidrochepalus dan kini mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Dr Zainal Abidin Banda Aceh.

Anak pasangan Muhammad Aqli (28) dan Irawati, warga asal Desa Buket Teukueh, Kecamatan Idi Tunong, Aceh Timur ini telah dirawat di kamar Juempa 3 No 5 RSUZA sejak Senin malam. Dia dirujuk dari Rumah Sakit Umum Idi Rayeuk untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

“Waktu pertama lahir kepalanya tidak sebesar sekarang. Kini semakin hari kepalanya semakin membesar,” kata Irawati, ibu kandung Aqlima, saat ditemui Rabu (15/6).

Rencananya dokter hendak mengoperasi korban esok hari (Kamis, 16/5/2013 –red.). Saat ini pihak keluarga sedang mencari darah untuk transfusi operasinya.

“Golongan darahnya kita belum tahu, sekarang suami saya sedang mengurusnya di PMI,” katanya.

Iqlima Zahra dirawat dan tercatat sebagai pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Mereka tercatat sebagai salah satu warga miskin di Kecamatan Idi Tunong.

Bagi anda yang hendak membantu Iqlima, dapat menghubingi ayahnya di nomor handphone 0852-7031-7003.

Banda Aceh Ajukan Qanun Kawasan Tanpa Rokok

Pemerintah Kota Banda Aceh menggelar rapat dengar pendapat membahas Rancangan Qanun Kawasan Tanpa Rokok di Banda Aceh, Kamis (16/5/2013). Qanun ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak bahaya rokok.

Sekretaris Kota Banda Aceh Teuku Saifuddin menyebutkan, upaya Pemko Banda Aceh mewujudkan kawasan tanpa rokok telah dimulai sejak 2011 lalu. Melalui peraturan walikota, Pemko menetapkan kantor pemerintahan sebagai kawasan tanpa asap rokok.

Tiga kampus juga ditetapkan sebagai daerah tanpa rokok, yaitu Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Serambi Mekkah, dan Politeknik Aceh.

Saifuddin menyatakan, qanun ini dirancang untuk mengurangi bahaya yang ditimbulkan rokok. “Qanun ini diharapkan dapat mengeleminir bahaya rokok pada orang yang tidak merokok,” kata Sekda Teuku Saifuddin saat membuka rapat dengar pendapat rancangan qanun kawasan tanpa rokok di Grand Nanggroe Hotel Banda Aceh, Kamis.

Rancangan ini nantinya akan diserahkan ke DPRK untuk dibahas dan ditetapkan sebagai qanun. “Qanun ini untuk memprotek (melindungi) orang-orang yang tidak merokok, bukan melarang orang merokok,” ujarnya.

Merokok di Tempat Ini, Terancam Dipenjara

Pemerintah Kota Banda Aceh akan segera mengajukan Rancangan Qanun Kawasan Tanpa Rokok untuk dibahas DPRK. Ada delapan tempat yang sama sekali tidak boleh merokok. Jika melanggar, perokok terancam hukuman pidana.

Pemerintah Kota Banda Aceh menetapkan delapan kawasan tanpa rokok, yaitu sarana kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah, tempat kerja, sarana olahraga, angkutan umum, dan tempat umum yang tertutup.

Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh Media Yulizar menyebutkan, di kawasan tanpa rokok tersebut tidak diperkenankan merokok, mempromosikan, mengiklankan, menjual, dan membeli rokok. Larangan menjual dan membeli dikecualikan untuk tempat umum yang memiliki izin untuk menjual rokok.

Pengawasan terhadap kawasan tanpa rokok, sebut Media, dibebankan kepada pimpinan atau pengelola tempat tersebut.

Jika ada yang merokok di delapan kawasan tersebut, kata Media Yulizar, bisa dijatuhkan sanksi yang bersifat administrasi dan bahkan pidana.

“Setiap orang yang merokok di tempat yang dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok, dipidana dengan pidana penjara paling lama tiga hari dan atau denda paling banyak Rp50 ribu,” ujar Media Yulizar pada hearing Rancangan Qanun Kawasan Tanpa Rokok di Grand Nanggroe Hotel, Kamis (16/5/2013) siang.

Sanksi pidana juga berlaku bagi yang menjual, mempromosikan, membeli, dan mengiklankan rokok di delapan kawasan tersebut. Mereka diancam hukuman penjara tujuh hari atau denda Rp5 juta.

Bagi pengelola kawasan tanpa rokok yang tidak mengindahkan aturan ini, diancam pidana 15 hari kurungan penjara atau denda paling banyak Rp10 juta.

Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Teuku Saifuddin TA menyebutkan, Qanun Kawasan Tanpa Rokok ini dimaksudkan untuk melindungi warga Banda Aceh yang tidak merokok dari bahaya asap rokok.

“Kita bukan melarang orang merokok, tapi memprotek orang yang tidak merokok dari bahaya asap rokok,” ujar Saifuddin.

Saifuddin menyebutkan, rancangan qanun ini akan segera diajukan ke DPRK Banda Aceh untuk dibahas.

Soal Bendera, Aceh Tolak Tawaran Jakarta

Pertemuan membahas kisruh bendera antara delegasi Pemerintah Aceh dengan tim Pemerintah Pusat di Makassar, Sulawesi Selatan, tidak membuahkan hasil. Tawaran Pusat untuk memperpanjang masa jawaban terhadap klarifikasi Qanun Bendera dan Lambang ditepis delegasi Aceh.

Pertemuan mencari solusi atas kisruh bendera Aceh di Makassar berlangsung di Hotel Aryaduta, Pantai Losari, Makassar, Kamis (16/5/2013). Ini merupakan pertemuan lanjutan setelah pada awal bulan ini bertemu di Batam.

Kepala Biro Hukum Pemerintah Aceh, Edrian, menyatakan, kedua pihak membahas poin-poin yang disepakati di Batam, Kepulauan Riau. Poin-poin itu antara lain: klarifikasi terhadap Qanun No 3/2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh, perubahan desain bendera yang menyerupai atribut Gerakan Aceh Merdeka, dan peraturan pemerintah yang mengatur soal Aceh.

Edrian menyebutkan, Aceh masih tetap tidak mau mengubah bentuk bendera yang telah disahkan DPRA pada 25 Maret lalu. “Tim Aceh masih berpegang pada qanun dan Undang-undang Pemerintahan Aceh,” kata Edrian, Kamis sore. “Jadi belum ada titik temu soal perubahan ini.”

Pada pertemuan Makassar, kata Edrian, delegasi Pemerintah Pusat juga mengajukan tawaran untuk memperpanjang masa klarifikasi yang sebelumnya telah diberikan hingga 60 hari sejak klarifikasi Menteri Dalam Negeri disampaikan pada 1 April lalu. Namun, tawaran itu ditepis delegasi Aceh.

Pemerintah Aceh beralasan, penolakan tawaran perpanjangan masa klarifikasi ini karena bisa melanggara aturan perundang-undangan. Menurut Edrian, jika tenggat yang diberikan habis, maka permintaan klarifikasi yang diberikan Kementerian Dalam Negeri otomatis tidak berlaku lagi. Imbasnya, bisa saja Presiden membatalkan qanun tersebut.

“Tapi pembatalan itu tidak bisa sembrono,” sebut Edrian. “Kalau sembrono pasti menimbulkan masalah lain.”

Meski begitu, sebut Edrian, tim Aceh bersepakat untuk membahas poin ini pada pertemuan lanjutan yang rencananya digelar di Bogor, Jawa Barat, pada 23 Mei nanti.

Hari Ini, Sepuluh Tahun Lalu di Jambo Keupok

Pukul 07.00 WIB, 17 Mei 2003. Hari itu, ratusan petugas TNI bersenjata lengkap diangkut ke Kecamatan Bakongan, Aceh Selatan dengan menggunakan tiga truk reo. Mereka mendatangi Desa Jambo Keupok, dan memaksa seluruh pemilik rumah keluar. Lelaki, perempuan, dan anak-anak dikumpulkan di depan rumah seorang warga.

Peristiwa yang dikenal dengan tragedi Jambo Keupok itu bermula dari informasi yang diberikan seorang informan (cuak) kepada anggota TNI yang menyebutkan bahwa pada tahun 2001-2002, Desa Jambo Keupok termasuk salah satu daerah basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Informasi itu kemudian ditindaklanjuti oleh aparat keamanan dengan melakukan razia dan menyisir kampung-kampung yang berada di Kecamatan Bakongan.

Para pelaku yang diduga merupakan anggota TNI Para Komando (Parako) dan Satuan Gabungan Intelijen (SGI), menginterogasi warga satu persatu untuk menanyakan keberadaan orang-orang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang mereka cari. “Ketika warga menjawab tidak tahu, pelaku langsung memukul dan menendang warga,” kata Koordinator Badan Pekerja Kontra Haris Azhar.

Akibat peristiwa tersebut, empat warga sipil tewas dengan cara disiksa dan ditembak. 12 warga sipil tewas dengan cara disiksa, ditembak, dan dibakar hidup-hidup. Tiga rumah warga dibakar, satu orang perempuan terluka dan pingsan terkena serpihan senjata, serta empat orang perempuan ditendang dan dipopor dengan senjata.

“Peristiwa itu juga membuat warga harus mengungsi selama 44 hari ke sebuah Masjid karena takut anggota TNI akan kembali datang ke desa Jambo Keupok,” jelasnya.

Menurut Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), tragedi Jambo Keupok pada 17 Mei 2003 silam merupakan sebuah peristiwa pelanggaran HAM berat yang terjadi di Desa Jambo Keupok, Kec. Kota Bahagia, Aceh Selatan. Sebanyak 16 orang penduduk sipil tak berdosa mengalami penyiksaan, penembakan, pembunuhan di luar proses hukum (extrajudicial killing) dan pembakaran serta lima orang lainnya turut mengalami kekerasan oleh anggota TNI para komando dan Satuan Gabungan Intelijen (SGI).

Sepuluh tahun sudah peristiwa itu terjadi. Namun hingga kini warga Jambo Kepuok belum memperoleh keadilan dari negara. Bahkan mereka hingga saat ini masih mengalami trauma. Banyak anak-anak korban tidak mampu melanjutkan pendidikan karena tidak memiliki biaya melanjutkan sekolah. Bahkan diantara mereka ada yang harus berhenti pada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

“Sementara proses hukum terhadap para pelaku belum juga dilakukan,” jelasnya.

Untuk itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mendesak kepada Komnas HAM untuk segera melakukan penyelidikan terhadap peristiwa itu termasuk memeriksa para pelaku yang terlibat secara akuntabel dan transparan.

“Kami juga mendorong Pemerintah Aceh dan DPRA segera membahas dan membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) yang merupakan amanat dari MoU Helsinki tahun 2005,” harap Haris.

11 Instansi Teken MoU Perlindungan Perempuan dan Anak

Perempuan dan anak-anak acap memperoleh tindak kekerasan dalam kehidupan sehari-hari, baik di kalangan masyarakat maupun perkantoran. Untuk meminimalisasi kekerasan terhadap perempuan dan anak, 11 lembaga pemerintah di Bireuen menandatangani naskah kesepahaman untuk memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak, Jumat (17/5/2013).

Ke-11 instansi yang menandatangani naskah MoU adalah Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, RSUD Dr Fauziah/Puskemas, Dinas Syariat Islam, Mahkamah Syar’iyah, Kantor Kementerian Agama, Polres Bireuen, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), LSM/LBH, PPT Mawar.

Menurut Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Sejahtera Bireuen, Amir Addani, dengan ditandatanganinya Memorandum of Unsdertanding (MoU) antarstakeholder ini akan mampu menjawab tantangan yang ada selama ini dalam memformulasikan kajian, sistem, dan langkah-langkah apa saja yang akan ditempuh dalam memberikan pelayanan terpadu terhadap korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, di Kabupaten Bireuen nantinya.

“Seperti memberikan pelayanan pengaduan, indentifikasi, pendampingan korban, pelayanan kesehatan fisik, psikologis, bantuan hukum, rehabilitasi, dan reintegrasi sosial,” ujar Amir Addani .

Mawardi Minta Pembunuh Anaknya Dihukum Mati

Belasan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Banda Aceh menghadiri persidangan pembunuhan Diana di Pengadilan Negeri Banda Aceh, Senin (20/5/2013). Siswa SD ini datang sebagai bentuo solidaritas untuk Diana, bocah berusia enam tahun yang diperkosa dan dibunuh oleh pamannya beberapa waktu lalu.

Pantauan, belasan murid SD ini terlihat duduk di ruang belakang pengadilan untuk menunggu sidanh dimulai. Siswa ini hadir dengan ditemani oleh sejumlah guru mereka.

“Kami disuruh pigi sama ibu guru,” kata salah seorang murid SD.

Menurutnya, SD yang hadir hari ini merupakan siswa SDN 6 Banda Aceh yang terletak berdekatan dengan SD 17, tempat Diana bersekolah.

“Kami semua kelas 5,” jelasnya.

Seperti diketahui, Pengadilan Negeri Banda Aceh hari ini menggelar sidang perdana terhadap kedua tersangka pembunuhan Diana. Namun hingga berita ini diturunkan, sidang belum dimulai.



Sidang perdana pembunuhan Diana di Pengadilan Negeri Banda Aceh berlangsunh tertutup, Senin(20/5/2013). Sidang kali ini menghadirkan salah satu tersangka pembunuhan Diana.

Sidang perdana ini dihadiri oleh Mawardi, ayah Diana, dan salah seorang perangkat desa. Sidang berlangsung di ruang sidang anak.

Informasi yang dihimpun, sidang perdana ini hanya menghadirkan tersangka Hasbi, paman korban yang diduga ikut membunuh Diana. Sementara satu tersangka lainnya baru dilimpahkan berkasnya ke kejaksaan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Diana, bocah berusia enam tahun asal Peulanggahan, Banda Aceh ditemukan tewas setelah diperkosa dan kemudian dibunuh oleh pamannya sendiri dan salah seorang tersangka lainnya.

Pengadilan Negeri Banda Aceh hari ini mengelar sidang perdana terhadap Hasbi, salah satu terdakwa pemerkosaan dan pembunuhan Diana. Sidang yang berlangsung tertutup itu beragendakan pemeriksaan saksi.

Pantauan, sidang yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIB itu menghadirkan Hasbi sebagai salah satu pelaku pemerkosaan dan pembunuhan Diana. Setelah hakim yang diketuai Ainal Mardiah memeriksa Hasbi beberapa saat. Sidang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi. Saksi yang diperiksa hari ini adalah Mawardi yang tak lain adalah ayah korban.

Saat ayah Diana diperiksa sebagai saksi, Hasbi yang duduk di samping kuasa hukumnya telihat menangis. Bahkan ia terlihat beberapa kali berusaha mengusap air matanya.

Salah seorang Jaksa Penuntut Umum, Syarifah Rosnizar, mengatakan, terdakwa Hasbi didakwakan untuk pertama yaitu dakwaan primer dengan pasal 340, subsidernya pasal 338, dan lebih subsider pasal 80 ayat 3 Undang-undang perlindungan anak dan dakwaan keduanya yaitu dakwaan primernya pasal 81 ayat 1, dan subsidernya pasal 82 Undang-undang Perlindungan Anak.

“Yang kena ini dua-duanya. Inikan kumulatif. Karena ada dua perbuatan yang ia lakukan yaitu pembunuhan dan pemerkosaan,” kata Syarifah kepada wartawan usai persidangan.

Sidang, jelas Syarifah akan dilanjutkan Kamis 23 Mei mendatang dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi.

Ayah Diana, Mawardi meminta dua pelaku pemerkosaan dan pembunuhan anaknya beberapa waktu lalu agar dihukum dengan hukuman yang seberat-beratnya. Bahkan, ia meminta agar pelaku dihukum mati.

“Hukuman mati aja. Biar gak ada lagi korban-korban lainnya. Atau kalau tidak, hukuman seumur hidup agar mereka tidak keluar lagi,” kata Mawardi kepada wartawan usai sidang, Senin (20/5/2013).

Seperti diberitakan sebelumnya, Pengadilan Negeri Banda Aceh hari ini menggelar sidang perdana terhadap Hasbi, salah satu pelaku pembunuhan dan pemerkosaan Diana. Sidang dengan agenda pemeriksaan saksi ini berlangsung tertutup.

Dalam sidang perdana ini, jelas Mawardi, dirinya diperiksa sebagai saksi dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadapnya. “Cuma ditanya tentang pembunuhan itu aja,” jelasnya.

Untuk sidang lanjutan, ungkap Mawardi, hakim rencananya akan memeriksa nenek korban yang merupakan salah satu saksi pemerkosaan dan pembunuhan bocah berusia enam tahun itu.

“Saksinya ada dua orang. Satu ibunya tapi ibunya kan telah meninggal. Jadi hanya neneknya yang akan diperiksa sebagai saksi,” ujarnya.

Sidang itu akan dilanjutkan Kamis 23 Mei mendatang dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi.




TNI AU Tahan Pesawat Amerika di Bandara SIM

Sebuah pesawat Amerika Serikat jenis Dornier 328 ditahan oleh TNI AU di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Senin (20/5/2013). Pesawat itu ditahan karena tidak mengantongi izin memasuki wilayah Indonesia.

Informasi yang dihimpun, , pesawat tersebut terbang dari Maldives, Srilanka menuju Singapura. Namun dalam perjalanan, mereka memasuki wilayah Indonesia dan kemudian terdeteksi oleh radar. Pesawat itu kemudian diminta untuk mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda sekitar pukul 14.00 WIB.

“Pesawat ini kita tahan dan tidak boleh melanjutkan perjalanan sebelum ada surat izin,” kata Komandan Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Kolonel Supri Abu, kepada wartawan di Bandara.

Menurut Supri, pesawat itu mendarat di SIM setelah diminta turun sehingga pihak TNI AU tidak perlu menerbangkan pesawat tempur untuk memaksa pesawat itu mendarat.

“Kebetulan setelah kita minta untuk turun pesawat itu langsung turun. Sehingga kita tidak perlu menerbangkan pesawat tempur,” jelasnya.

Saat diminta turun oleh TNI AU, jelas Supri, pilot pesawat tersebut mengungkapkan hendak mendarat di Bandara SIM untuk isi bahan bakar.

Pesawat yang kini ditahan di Bandara SIM itu mengangkut lima awak kapal. Kelimanya itu yaitu Tutle Colton Timothy (pilot), Priest Chyntia Ellizabeth (Co-pilot), Faire Loren Mattjew (teknisi), Moreno David Antonio dan Sanchez Gaona Diego.

“Dalam pesawat itu terdapat tiga militer dan dua sipil. Kebetulan pilot pesawat ini berpangkat kapten,” ujarnya.

Komandan Pangkalan Udara TNI AU Sultan Iskandar Muda, Kolonel Supri Abu, mengatakan, pesawat militer Amerika Serikat yang kini ditahan di Bandara Sultan Iskandar Muda itu baru dibolehkan melanjutkan penerbangan setelah melengkapi surat-surat yang diperlukan.

“Untuk masuk ke suatu wilayah itu harus ada dua clearance (izin-red). Tapi pesawat ini tidak memiliki itu,” kata Supri Abu, Senin (20/5/2013).

Kedua izin yang dimaksudkan Supri yaitu izin diplomatik yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri dan militery clearance yang dikeluarkan oleh Mabes TNI AU. “Tanpa kedua izin itu, sebuah pesawat tidak boleh mendarat di suatu negara,” jelasnya.

Menurut pilot pesawat, jelas Supri, terjadi kesalahan informasi antara awak pesawat saat terbang dari Srilanka menuju Singapura sehingga mereka tidak melengkapi kedua izin tersebut.

“Kami mengambil tindakan tegas, dia (pesawat itu) tidak boleh melanjutkan penerbangan tanpa ada kedua izin tersebut,” ujarnya.

Untuk sementara, awak pesawat beserta pesawat tersebut ditahan di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar. “Sekarang terserah mereka mau melapor ke keduataannya untuk mengurus izin-izin tersebut,” kata Supri.

Supri menambahkan, kelima awak pesawat itu tidak boleh meninggalkan pesawat hingga kedua izin-izin yang diperlukan itu keluar. “Mau sampai besok atau sampai kapan. Mereka tetap di sini tidak boleh kemana-mana sebelum izin keluar,” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah pesawat militer Amerika Serikat jenis Dornier 328 ditahan oleh TNI AU di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Senin (20/5/2013). Pesawat itu ditahan karena tidak mengantongi izin memasuki wilayah Indonesia



Komandan Pangkalan Udara TNI AU Sultan Iskandar Muda, Kolonel Supri Abu, mengatakan, pihaknya akan menerbangkan pesawat tempur jika pesawat itu tetap melanjutkan perjalanan.

“Tapi setelah kita minta turun, pesawat itu langsung turun,” kata Supri Abu, Senin (20/5/2013).

Menurutnya, pesawat yang melintasi suatu negara atau mendarat di suatu negara harus melengkapi semua surat izin, apalagi pesawat militer. “Ini memang pesawat transport, tetapi bagi militer, kan semua harus sesuai ketentuan karena mana tau di pesawat itu ada sesuatu yang kita tidak tau,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah pesawat militer Amerika Serikat jenis Dornier 328 ditahan oleh TNI AU di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Senin (20/5/2013). Pesawat itu ditahan karena tidak mengantongi izin memasuki wilayah Indonesia.

Supri menambahkan, pesawat itu memang hendak mendarat di Bandara SIM. Namun, sebagai pilot militer harus melengkapi semua izin-izin yang diperlukan. “Kita kalau ke luar negeri juga begitu. Semua izin-izinnya harus ada,” ungkapnya.

Pesawat militer Amerika Serikat itu, jelas Supri, mendarat di Bandara SIM untuk mengisi bahan bakar. “Tapi tetap tidak bisa dilayani sebelum surat-suratnya lengkap,” pungkasnya

Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda akhirnya memperbolehkan pesawat Amerika Serikat jenis Dornier 328 terbang kembali, setelah sehari sebelumnya sempat ditahan karena tidak memiliki izin terbang di wilayah Indonesia.

Komandan Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda Kolonel PNB Supri Abu menyebutkan pesawat Dornier 328 lepas landas pada pukul 07.15 WIB tadi.

“Mereka sudah airborne tadi karena sudah ada diplomatic clearance (izin) dari Kementerian Luar Negeri dan security clearance dari Mabes TNI,” kata Danlanud Supri Abu.

Pesawat tersebut mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda pada pukul 14.00 WIB kemarin. Lanud Iskandar Muda akhirnya menahan Dornier yang berawak berkebangsaan Amerika itu karena terbang tanpa izin.

Menurut Supri Abu, pilot pada awalnya beralasan izin perbanganan di Indonesia telah diurus. “Mereka berpikir sudah ada yang mengurus izin (di darat). Tapi ternyata gak ada. Bagi seorang pilot yang baik seharusnya membawa copian clearance,” ujarnya.




Rabu, 15 Mei 2013

Penderita Paru Makin Meningkat

Dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan perkembangan penyakit paru obstruktif kronik (Chronic Obstructive Pulmonary Disease/COPD) yang ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan (RSUPM).

Jika tahun-tahun sebelumnya pasien Poli Paru didominasi penderita tuberkolosis atau asma, kini dari sekitar 120 pasien yang memeriksakan diri di Poli Paru setiap harinya, sekitar 50 persen menderita COPD.

Dokter spesialis paru RSUPM Prof Tamsil Syafiuddin menerangkan COPD adalah penyakit sistem pernapasan yang saat ini mendapat perhatian lebih serius dalam bidang kesehatan.

Penyakit ini terjadi disebabkan penyempitan saluran pernafasan yang kronis atau saluran pernapasan bekerja terlampau aktif hingga bisa menyebabkan kematian. Rokok merupakan penyebab utama COPD.

"Sekarang ini, penyakit COPD lebih sering menyerang pria dibandingkan wanita. Jika dipersentasekan, sekitar 80 persen penderita COPD adalah pria," katanya, di Poli Paru RSUPM, Selasa (14/5).

Menurutnya, bukan hanya di RSUPM, perkembangan penyakit COPD ini semakin hari semakin banyak di seluruh dunia. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan tahun 2007, sebanyak 210 juta orang didiagnosis terkena COPD dan 3 juta diantaranya menyebabkan kematian.

"Diprediksi pada tahun 2030, penyakit ini akan menjadi penyakit ketiga terbesar penyebab kematian setelah kanker dan jantung," ujarnya.

Penyakit COPD ini, jelasnya, tidak bisa disembuhkan karena menyebabkan kerusakan pada elektrik fiber paru sehingga fungsi paru-paru rusak. Karena kerusakan ini, kemampuan paru-paru menyerap oksigen berkurang.

Sehingga, seseorang yang terdeteksi mengidap COPD kesulitan bernapas saat melakukan aktivitas atau beristirahat. Selain itu, penderita juga akan mengalami batuk berdahak berkepanjangan, bunyi seperti berdehik saat menghembus nafas dan kaki bengkak.

"Agar tidak terpapar penyakit ini, sebaiknya jaga lingkungan udara agar bersih, berhenti merokok, dan menerapkan gaya hidup sehat," saranya.

Sebelumnya, Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abdillah Ahsan mengatakan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 58.588.607 jiwa. Dari jumlah tersebut, kelompok umur 15 hingga 19 tahun yang merokok aktif dan kadang-kadang mencapai 3.875.597 jiwa. Sedangkan, kelompok umur 20 hingga 24 tahun mencapai 5.772.359 jiwa.

"Jumlah masyarakat yang merokok kini semakin banyak, kita juga tidak susah mencari anak tingkat SMP yang merokok. Mereka yang merokok tadi seharusnya memasuki usia produktif untuk bekerja saat 10 hingga 20 tahun mendatang. Namun dapat dipastikan lantaran rokok ini, bukannya produktif, mereka akan panen penyakit," katanya.

Pelindo: Ketua DPW APBMI Sumut Keliru

Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Sumut Herbin Polin Marpaung mempersoalkan kutipan kontribusi perusahaan bongkar muat (PBM) yang dilakukan Pelindo I Cabang Belawan, sebesar Rp2.500 per ton yang telah berlangsung selama dua tahun, karena dituding tidak memiliki payung hukum.

Meski disoal, GM Pelindo I Cabang Belawan Syahputra Sembiring malah balik menuding Herbin Polin Marpaung keliru. Katanya, tidak ada kutipan konstribusi, melainkan yang diberlakukan adalah jasa
pemeliharaan fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat di lingkungan Pelindo I Cabang Belawan yang dibuat berdasarkan kesepakatan antara DPW APBMI Sumut dan Pelindo I Cabang Belawan.

Asisten Manajer Hukum dan Humas Pelindo I Cabang Belawan M Azmi Jauhari, Selasa (14/5) mengatakan, apa yang disoal oleh Ketua DPW APBMI Sumut terkait dengan permintaan pembatalan kesepakan bersama tentang jasa pemeliharaan fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat sangat keliru.

Penyampaian pembatalan tersebut, kata Azmi, menunjukkan DPW APBMI tidak menunjukan itikad baik dan mengarah kepada wanprestasi, karena tidak hanya mencederai kesepakatan bersama itu sendiri, tetapi juga mencederai kepercayaan para pihak terkait.

Dikatakan Azmi, penerapan kesepakatan bersama antara DPW APBMI dan Pelindo I Cabang Belawan perihal jasa pemeliharaan fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat telah telah berjalan dengan baik selama lebih kurang dua tahun yang memiliki dasar hukum dan memiliki dasar prosedur yang benar dengan melibatkan pengguna jasa pelabuhan.

"Pelindo I sebagai Badan Usaha Pelabuhan telah diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 133 Tahun 2011," ujar Azmi.

Sebelumnya, Ketua APBMI Sumut Herbin Polin Marpaung mengirim surat kepada GM Pelindo I Cabang Belawan untuk membatalkan kesepakatan bersama antara DPW APBMI dan Pelindo I Cabang Belawan perihal jasa pemeliharaan fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat.

Permohonan pembatalan merupakan salah satu butir hasil rapat kerja (Raker) DPW APBMI Sumut yang berlangsung di Brastagi 17-18 November 2012. Para peserta Raker yang merupakan pemilik PBM menyimpulkan pembayaran jasa pemeliharaan fasilitas pelabuhan memberatkan bagi mereka dan tidak memiliki dasar hukum yang kuat.

Sementara, GM Pelindo I Syahputra Sembiring bersikukuh menilai kesepakatan jasa pemeliharaan fasilitas pelabuhan punya payung hukum. Secara tertulis pada 4 April 2013 Syahputra menolak permohonan pemutusan kesepakatan tersebut.

"Tidak benar Ketua DPW APBMI Sumut mengajukan permintaan pembatalan kesepakanan, yang ada justru sebaliknya, Ketua DPW APBMI melalui suratnya kepada GM Pelindo I Cabang Belawan menyampaikan pembatalan sepihak atas kesepakatan bersama tersebut, sehingga Pelindo I Cabang Belawan menduga Ketua DPW APBMI saat ini tidak memiliki itikad baik yang mencederai kepercayaan para para pihak terkait," timpal Azmi.

Masyarakat Pantai Timur Sumut Akan Gelar Kongres

Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dijadwalkan membuka Kongres Masyarakat Pantai Timur di Siba Island, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, pada 21-23 Mei 2013.

Terkait persiapan pelaksanaan kongres, Selasa (14/5) Panitia Kongres Masyarakat Pantai Timur diterima beraudiensi ke Gubsu.

Dalam audiensi yang berlangsung di Gubernuran Jalan Sudirman, Medan, panitia dipimpin Ketua SC Prof dr H Fakhruddin Azmi MA dan Sekretaris Syarifuddin Siba.

Syarifuddin Siba kepada gubernur menjelaskan, kongres bertujuan mendukung kebijakan pemerintah untuk memajukan masyarakat pesisir pantai timur Sumatera Utara (Sumut).

Wilayah pantai timur Sumut terbentang sepanjang 500 Km mulai dari Langkat hingga Labuhan Bilik (Labuhan Batu Selatan).

Menurut Syarifuddin Siba kawasan ini juga masih banyak yang tertinggal dan miskin. Dari bentangan pantai sejauh 500 Km itu misalnya hanya terdapat 14 dermaga sehingga menyulitkan warga terhubung dengan daerah lain.

"Mohon dukungan, membantu warga di pinggir pantai dan bisa sinergi dengan program Gubsu," kata Syarifuddin.

Dengan kongres ini, Syarifuddin berharap adanya kesatuan visi untuk membangun kawasan pantai timur.

Dijelaskan, kongres akan digelar di Sultan Convention, Siba Island Resort ini nanti melibatkan ratusan warga dan tokoh masyarakat pesisir timur Sumut.

Sementara Gatot yang didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumut OK Zulkarnain menyatakan kesediaannya hadir membuka acara kongres tersebut.

Apalagi dalam programnya, Gatot mengaku sangat konsern ingin memajukan warga pantai dan laut di Sumut. "Kita sudah canangkan optimalisasi pantai timur dan transportasi laut. Semoga ada sinergi pemikiran ke depan," harap Gatot.

PAN Belum Juga Serahkan Berkas Caleg ke KPU Sumut

Partai Amanat Nasional (PAN) belum juga menyerahkan berkas calon legislatifnya ke Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara. Padahal batas waktu perbaikan berkas caleg berakhir 22 Mei 2013.

"Belum ada masuk berkasnya. Kita nggak tahu apakah karena ada masalah internal atau apa," kata Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara (Sumut) Nurlela Djohan, Selasa (14/5).

Menurut Nurlela KPU tidak akan mencampuri urusan internal PAN yang mungkin menjadi penyebab lambatnya penyerahan berkas para caleg partai itu.

Namun KPU berharap partai tersebut tidak mengulur waktu penyerahan berkas caleg. "Kalau sudah ada ya sebaiknya langsung berikan saja," ujarnya.

Nurlela menegaskan, jika berkas para caleg tidak kunjung diserahkan hingga berakhirnya batas waktu perbaikan berkas, maka KPU akan memasukkan seluruhnya dalam kategori tidak memenuhi syarat.

Secara otomatis hal itu juga berpengaruh pada keputusan akhir KPU Sumut dalam mengumumkan Daftar Calon Tetap (DCT) akhir bulan ini.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD PAN Sumut, Aripay Tambunan mengaku mereka memang belum menyerahkan berkas para caleg mereka. Sebab, mereka masih mengumpulkan beberapa berkas yang belum lengkap.

"Masih dilengkapi seluruh berkas para caleg, seperti ijazah, karena kemarin itu kan masih hanya satu ternyata yang dibutuhkan rangkap tiga," katanya.

Drainase Jalan Ngalengko 20 Tahun Tak Dikorek

Warga Jalan Ngalengko, Kelurahan Sidorame Barat II, Medan Perjuangan mengeluhkan buruknya saluran drainase di kawasan itu. Akibat kondisi drainase yang mendangkal hingga rata dengan badan jalan, kerap memicu banjir setiap kali turun hujan.

Keluhan ini terungkap dalam Reses I Tahun 2013 Anggota DPRD Kota Medan Jhonny Nadeak dari daerah pemilihan (Dapil) IV meliputi Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Timur, dan Medan Tembung, yang digelar di Jalan Pelita IV, Kelurahan Sidorame Barat II, Kecamatan Medan Perjuangan, Selasa (14/5).

Hardiansyah Lubis, Kepala lingkungan (Kepling) di kawasan Jalan Ngalengko mengatakan bahwa saluran drainase di sepanjang Jalan Ngalengko sudah hampir 20 tahun tidak pernah dikorek sehingga terjadi pendangkalan, bahkan lumpur dalam saluran drainase sudah rata dengan badan jalan.

“Kalau hujan turun satu jam saja, kawasan itu sudah langsung banjir. Usulan perbaikan sudah sering kita sampaikan, tapi sampai saat ini tidak ada realisasinya. Karena itu melalui reses ini kami berharap DPRD bisa memperjuangkan perbaikan saluran dranase itu untuk segera direalisasikan,” kata Herdiansyah.

Menanggapi keluhan itu, Jhonny Nadeak bersama staf Dinas Bina Marga langsung meninjau kondisi saluran drainase tersebut. Jonny Nadeak mendesak Dinas Bina Marga supaya memprioritaskan perbaikan drainase tersebut, minimal melakukan normalisasi.

“Pemko Medan melalui Dinas Bina Marga kita minta segera melakukan pembetonan saluran drainase, minimal dalam tahun ini juga harus dilakukan pengorekan. Ini harus jadi prioritas Dinas Bina Marga karena kondisi ini sudah sangat meresahkan warga,” kata Jhonny Nadeak.

Selain masalah drainase Jalan Ngalengko, Robet Napitupulu, warga peserta reses lainnya juga mengusulkan perbaikan saluran drainase di Jalan Pelita II. Sebab, setiap kali hujan turun kawasan itu selalu banjir karena drainasenya tidak berfungsi.

“Tahun lalu sebenarnya sudah ada perbaikan, tapi kita lihat tidak tuntas. Kita berharap perbaikan saluran drainase di kawasan Jalan Pelita II bisa dituntaskan tahun ini juga,” harapnya.

Sementara itu, Ricard Purba, Kepling III Kelurahan Sidorame Barat II, Kecamatan Medan Perjuangan mengeluhkan banyaknya warga miskin di lingkungannya yang tidak dapat kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan beras miskin (raskin).

Menurut Ricard, kondisi ini terjadi karena pihak Badan Pusat Statistik (BPS) tidak melibatkan Kepling saat melakukan pendataan warga miskin.

“Akibatnya, penyaluran kartu Jamkesmas dan raskin saat ini tidak tepat sasaran, banyak warga yang benar-benar miskin tidak dapat kartu Jamkesmas dan raskin,” kata Ricard Purba. Terkait masalah Jamkesmas dan raskin ini, Jonny Nadeak yang duduk di Komisi A DPRD Kota Medan

ini mendesak Pemko Medan supaya mendata ulang warga yang benar-benar kurang mampu dari segi ekonomi untuk diusulkan sebagai peserta Jamkesmas dan penerima raskin.

“Kita baru tahu kalau ternyata pendataan warga peserta Jamkesmas dan penerima raskin yang dilakukan BPS tidak melibatkan Kepling atau aparat kelurahan. Harusnya ini tidak terjadi karena Kepling lah yang tahu, mana warga miskin atau warga yang mampu dari segi ekonomi. Karena itu, Pemko Medan kita minta agar melakukan pendatan ulang,” kata Jonny Nadeak.

Pada kesempatan itu, Jonny Nadeak mengaku kecewa karena tidak ada camat dan lurah serta kepala dinas yang hadir mengikuti reses tersebut.

“Dari tiga kecamatan di dapil IV ini tidak ada camat dan lurah yang hadir, mereka semua sibuk menghadiri persidangan Wali Kota Medan di PN Medan. Kita sangat menyayangkan sikap para camat dan lurah itu, kita juga tidak tahu apa fungsi dan tujuan mereka ramai-ramai hadir di sana,” tandasnya.

Kinerja Kepolisian Dikritik

Kinerja jajaran Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) khususnya Polresta Medan mendapat kritikan tajam dari Anggota DPRD Kota Medan. Indikasi menurunnya kinerja kepolisian ini ditunjukkan dengan makin maraknya aksi perampokan diiringi dengan pembunuhan di Kota Medan dan sekitarnya dalam dua minggu terakhir.

Maraknya aksi kriminalitas di Kota Medan dan sekitarnya ini dinilai tidak lepas akibat lambannya kinerja kepolisian dalam memberikan pengamanan di tengah-tengah masyarakat.

“Belakangan ini memang sudah jarang kita lihat aparat kepolisian melakukan patroli di tengah-tengah masyarakat sehingga ada kesempatan bagi orang atau pelaku melakukan tindakan kriminal seperti perampokan dan pembunuhan,” kata Anggota Komisi A DPRD Medan Juliandi Siregar di Gedung DPRD Medan, Selasa (14/5) menanggapi makin maraknya aksi kejahatan di Kota Medan.

Selain lambannya kinerja aparat kepolisian, menurut Juliandi, selama ini aparat hukum lainnya seperti jaksa dan hakim juga kurang maksimal memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku kejahatan. Kondisi ini tentu membuat orang atau pelaku kejahatan tidak takut lagi melakukan aksinya di tengah-tengah masyarakat.

“Orang atau pelaku kejahatan sepertinya sudah tidak takut pada proses hukum karena tidak ada tindakan tegas dari aparat hukum itu sendiri. Karena itu polisi, jaksa, dan hakim kita minta agar bertindak tegas dan memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kejahatan dan harus bisa memberikan efek jera,” ujarnya.

Namun demikian, lanjut Sekretaris Fraksi PKS DPRD Medan ini, maraknya aksi perampokan di tengah-tengah masyarakat juga tidak lepas karena masalah ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, pemerintah dituntut harus bisa menjamin kesejahteraan warganya, seperti menyediakan lapangan pekerjaan untuk warga agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Kejahatan itu bisa saja dilakukan karena terdesak masalah perekomonian. Karenanya Pemko Medan harus bisa memperluas lapangan pekerjaan bagi warga Kota Medan. Dan, lebih penting adalah menggalakkan pembinaan mental khususnya bagi generasi muda di Kota Medan,” tandasnya.

Juliandi berharap, peristiwa pembunuhan terhadap personel Brimob dan satu keluarga di Namorambe dapat segera diungkap siapa pelakunya. Kalau tidak maka peristiwa itu akan menjadi preseden buruk bagi aparat kepolisian khususnya di jajaran Polda Sumut dalam menangani kasus kejahatan.

“Kejadian kedua kasus kejahatan ini sangat beruntun, jadi perlu segera diungkap siapa pelakunya dan apa motif kejahatan itu. Kalau polisi tidak bisa mengungkap kasus itu maka aksi kriminalitas di Kota Medan akan semakin meningkat. Ini harus diwaspadai, jangan sampai masyarakat tidak percaya pada aparat hukum khususnya Polri,” tegasnya.

Juliandi menambahkan, pihak kepolisian tidak boleh sekadar berwacana dalam meningkatkan pengamanan di Kota Medan dan sekitarnya, tapi harus melakukan tindakan tegas dan nyata. Pihak kepolisian harus memperbanyak patroli di tengah-tengah masyarakat.

“Aparat harus memperbanyak patroli khususnya di kawasan-kawasan rawan terjadi aksi kejahatan. Selain itu, peranan aparat Badan Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) juga harus diaktifkan untuk memperkuat pengamanan di kalangan masyarakat,” pungkasnya.

Menjabat Sebagai Plt Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin Akan Lanjutkan Semua Program

Terhitung mulai hari ini, Rabu (15/5/2013) wakil walikota Medan Dzulmi Eldin secara resmi telah menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan mengantikan walikota Medan, Rahudman Harahap yang dinon-aktifkan karena tersandung proses hukum.

Dzulmi Eldin menyatakan akan melanjutkan segala program yang sudah direncanakan bersama Rahudman Harahap dan tak akan membuat program yang baru.

"Saya akan menjalankan apa yang sudah kita programkan bersama dengan Pak Rahudman. Apa yang sudah berjalan, itu yang kita lanjutkan," kata Dzulmi Eldin kepada wartawan.

Ia juga menyatakan, dirinya tidak akan mengoreksi apa yang sudah dilaksanakan Rahudman. Pasalnya, semua pelaksanaan kegiatan pemerintahan itu, sudah mereka sepakati bersama sebagai pasangan wali kota dan wakil wali kota terpilih sejak 2010. Termasuk dalam hal ini, pelantikan sekitar 400 pejabat dalam dua hari belakangan.

"Pelantikan itu sudah sesuai, lagi pula keputusan pengangkatan lama, pelantikannya yang belakangan," kata Eldin di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Gauzi mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 131.12/2916 tanggal 10 Mei tentang Pemberhentian Sementara Rahudman Harahap sebagai Wali Kota Medan. Surat itu kemudian diserahkan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho kepada Eldin pagi tadi. SK itu juga menunjuk Eldin untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Wali Kota Medan.

Rahudman Harahap dinonaktifkan sebagai Wali Kota Medan karena berstatus terdakwa dalam kasus korupsi Tunjangan Penghasilan Aparat Pemerintahan Desa (TPAPD) Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) tahun 2005 sebesar Rp 1,5 miliar.

Saat itu Rahudman menjabat sebagai Sekretaris Daerah Tapsel. Proses sidangnya saat ini masih berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Medan di Medan.

Jalan Tak Diperbaiki, Supir Angkot di Sibolga Mogok



Bosan mendengar janji Pemkab Tapteng tentang perbaikan jalan jurusan Tukka Hutanabolon dan Sipange, puluhan supir Angped malas bekerja mencari penumpang.

Sebanyak 60 unit kendaraan tersebut sebahagian digudangkan dan sebahagian lagi keluar kandang tapi tidak beroperasi. Hal itu disebabkan janji Pemkab Tapteng memperbaiki fasilitas jalan menuju Kecamatan Tukka dam Hutanabolon serta Sipange, tak kunjung terealisir.

Malasnya para pengemudi beroperasi mengangkut penumpang dengan trayek Tukka–Sipange No 26 berlangsung sejak kemarin pagi. Tak satu pun mobil pengangkut (mopen) bergerak mencari penumpang di jalan jurusan Tukka-Sibolga.

Janji yang mereka terima dari kepala daerah, April tahun 2013 jalan ke Tukka sudah diperbaiki. Faktanya, jalan tidak juga diperbaiki, bahkan berjanji Mei sudah diperbaiki dan masyarakat merasa lega. Namun, janji tersebut tetap juga tidak terpenuhi, sehingga para supir memilih mogok bekerja daripada menambah biaya kerusakan.

Keluhan itu disampaikan R Tambunan, supir jurusan Tukka–Hutanbolon dan R Sitompul jurusan Sipange, terkait aksi mogok akan berlangsung hingga Rabu. Menurut mereka jika jalan tidak segera ditimbun dan diratakan, para supir akan memilih tetap mogok kerja.

Usai makan siang, para supir bergerak menuju kantor Camat Tukka. Di sana mereka mendapat penjelasan Camat Tukka, Maharni Sitompul SH didampingi Kapolsek Pandan AKP HE Sidauruk serta Sekcam Tukka Astra Sitompul. Namun sangat disayangkan, pertemuan tersebut tertutup buat media.

Sejam kemudian, perwakilan supir dan agen angkutan keluar ruangan dan memaparkan hasil pembicaran antara pihak kecamatan dan supir Angped. Tilung Tambunan menjelaskan kepada rean-rekannya, camat hanya bisa memfasilitasi perbaikan jalan dengan cara menimbun menggunakan sirtu, tapi untuk wilayah Kecamatan Tukka saja.

Spontan para supir tidak terima usulan itu dan kerumunan supir pun membubarkan diri dan berangkat menuju perempatan jalan di Kelurahan Aek Tolang.

Kadishub Tapteng Linton Simorangkir kepada andalas, usai memantau aksi mogok mengatakan, untuk mengangkut penumpang, Pemkab menyediakan tujuh kendaraan terdiri bus tiga, dua truk dan pick-up serta menurunkan 20 petugas membantu masyarakat. "Kendaraan ini akan melayani masyarakat sejak pukul 06.00 hingga 20.00 WIB,"

Ribuan Jemaat GBKP Tuntut Pemberantasan Judi

Perjudian, nakorba, prostitusi dan minuman keras merupakan perbuatan dosa yang dapat merusak sistem sosial masyarakat. Kebiasaan bermain judi dan mengonsumsi narkoba, dapat menimbulkan masalah sosial sangat luar biasa.

Dalam hal ini, ribuan jemaat GBKP dari enam klasis, tumpah ruah di depan Gedung DPRD Karo, Mapolres, Kantor Kejaksaan Negeri Kabanjahe dan Kantor Bupati Karo, Selasa (14/5), menuntut pemberantasan perjudian, narkoba, prostitusi dan minuman keras di Kabupaten Karo.

Massa GBKP melakukan orasi damai sekitar pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB, dari Gedung GBKP Kota Kabanjahe menuju Gedung DPRD Karo, Mapolres Tanah Karo, Kantor Kejaksaan Negeri Kabanjahe, Kantor Bupati Karo dan kembali ke Gedung GBKP Kota Kabanjahe.

Pdt Makarius Sinupayung dalam orasinya di Kantor Bupati Karo, Jalan Djamin Ginting No 17 Kabanjahe, meminta pihak Pemkab bersama DPRD Karo, untuk segera membuat peraturan daerah (Perda) yang mengatur tentang bahaya judi, narkoba, prostitusi dan minuman keras.

Di Kantor Kejaksaan Negeri Kabanjahe, Pdt DS Pandia minta pihak Kejaksaan agar berkoordinasi dengan aparat hukum yang lain dalam menegakkan hukum berkaitan dengan perjudian dan narkoba. “Tindak tegas para pelaku judi dan narkoba,”harap Pdt DS Pandia.

Hal senada juga disampaikan Pdt Agustinus Purba saat berorasi di Mapolres Tanah Karo, Pdt Agustinus Purba, meminta pihak kepolisian untuk lebih serius memberantas praktik perjudian, narkoba dan minuman keras.

"Kita mendukung upaya pihak kepolisian salama ini dalam memberantas perjudian dan narkoba. Tingkatkan terus upayanya dalam memberantas perjudian dan narkoba,”pinta Pdt Agustinus.

Di gedung DPRD Karo Kabanajhe, Pdt Christoper Sinulingga bersama Sekum Moderamen GBKP Pdt Simon Tarigan STh, pihak DPRD Karo peduli terhadap bahaya judi, narkoba, prostitusi dan minuman keras.

Disebutkan, DPRD Karo yang memiliki kewenangan membuat Perda tentang bahaya narkoba, judi, prostitusi dan miras untuk memperbaiki segala bentuk penyakit masyarakat di daerah ini. “Jemaat GBKP merupakan bagian elemen dari masyarakat yang seharusnya ikut berperan dan menata kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.

Para jemaat GBKP itu diterima Ketua DPRD Effendy Sinukaban SE didampingi Wakil Ketua Ferianta Purba dan Onasis Sitepu dan sejumlah anggota dewan Siti Aminah br Peranginangin, Masdin DT Ginting, Sentosa Sinulingga, Darta Bangun, Sudarto Sitepu.

Menurut Sinukaban, pihaknya mengapresiasi aspirasi disampaikan."Apa yang disuarakan jemaat, kami juga turut merasakan dampak akibat maraknya judi, warung remang-remang berkedok prostitusi dan narkoba,” ujarnya.

Bakti Sosial Semarakkan HUT Kota Binjai

Wali Kota Binjai HM Idaham SH MSi, Rabu (15/5), menyaksikan bakti sosial di Puskesmas Tanah Tinggi.

Bakti sosial memeriahkan Hari Jadi ke-141 Kota Binjai, diwarnai kegiatan khitan massal, pemeriksaan kesehatan gratis, dan pemasangan kontrasepsi merupakan kerja sama Dinas Kesehatan, Puskesmas Tanah Tinggi dan Badan KBPP.

HM Idaham mengemukakan, kegiatan HUT ke-141 Kota Binjai, sebagai wujud kepedulian Pemerintah Kota Binjai dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi warganya. Peringatan Hari Jadi Kota Binjai bukanlah semata-mata hanya milik Pemerintah Kota.

"Peringatan Hari Jadi Binjai juga merupakan milik seluruh masyarakat kota ini yang majemuk, damai, dan religius sehingga menjadi kewajiban bersama antara Pemko dan masyarakat untuk membina kebersamaan," katanya.

Sementara, Kepala Puskesmas Tanah Tinggi Dr Farida mengatakan, sebanyak 95 anak mendapat khitanan gratis dan seluruh pengobatannya ditanggung. Kemudian, 20 orang menerima USG dan 60 orang memperoleh pengobatan grati

Peningkatan Penduduk Berdampak pada Ketahanan Pangan

Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat akan berdampak kepada ketahanan pangan, pemenuhan kebutuhan energi, pengendalian lingkungan dan sebagainya.

Demikian dikemukakan Wali Kota Sibolga Drs Syarfi Hutauruk, Rabu (15/5) di Gedung Nasional Sibolga, pada pembukaan Rapat Kerja Daerah (Raakerda) Program Keluarga berencana dan Pemberdayaan Perempuan kota Sibolga tahun 2013 serta pencanangan Bulan Bakti KB IBI Kesehatan Kota Sibolga tahun 2013.

Menurut wali kota, program KB salah satu solusi dari permasalahan negara, yaitu tatkala negara dihadapkan pada persoalan kependudukan. Apabila program KB tidak berhasil, maka keberhasilan pembangunan lainnya tidak ada artinya, karena sifatnya sementara.

Sebagai human capital investmen, program KB dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan perkembangan otak anak.

"Pengaruh terhadap angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi memang secara langsung dapat kita rasakan karena ibu yang mengatur kehamilannya dengan tepat dapat terhindar dari risiko tinggi akibat terlalu muda atau terlalu tua melahirkan dan mempunyai banyak anak,”katanya.

Program KB, kata wali kota, juga merupakan investasi ekonomi, yaitu dapat menghemat pengeluaran pemerintah dan masyarakat untuk konsumsi, biaya pendidikan dan biaya pelayanan kesehatan reproduksi.

“Bisa dibayangkan jika program KB stagnan, penduduk Indonesia terus bertambah hingga mencapai 255,5 juta jiwa pada tahun 2015, kebutuhan pangan juga akan meningkat 13,5 % jika dibanding dengan kebutuhan pangan bagi 226 juta jiwa pada tahun 2007,"katanya.

Sementara, Kepala Badan KB dan PP Kota Sibolga dr Welmansen Situmorang dalam laporannya mengatakan, tujuan pelaksanaan evaluasi program KB dan PP tahun 2012 merumuskan kebijakan dan strategi operasional program KB dan PP tahun 2013 serta kegiatan lainnya

Pemkab Labuhan Batu Bekali PNS Bintek Produk Hukum

Untuk menciptakan aparatur pemerintahan profesional dan kompeten dalam penyusunan produk hukum daerah sehingga efektif dan efisien penggunaannya.

Pemkab Labuhan Batu melaksanakan bimbingan teknis (Bintek) penyusunan produk hukum daerah tahun 2013 bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Labuhan Batu.

Kabag Hukum Setdakab Labuhan Batu Siti Hapsah Silalahi SH selaku panitia pelaksana dalam laporannya menyampaikan, Bimtek ini diikuti 90 peserta, dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 15-16 Mei 20013, di Ruang Data dan Karya Kantor Bupati, Rabu (15/5) dibuka Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesra, H Burhanuddin Rambe SH.

Bintek menghadirkan narasumber Hj Mintaito SH dari Kabiro Hukum Setda Provsu dengan materi Peraturan Kebijakan/Baleidsregel dan Penetapan/beschking dan Rudi Hendra Pakpahan SH MHum dengan materi Praktek Pembentukan Produk Hukum Daerah berupa keputusan kepala daerah.

Siti Hapsah menjelaskan, tujuan dilaksanakan Bintek untuk mewujudkan aparatur pemerintahan yang profesional dan kompeten dalam penyusunan produk hukum daerah yang memiliki kekuatan hukum tetap, mengikat dan tidak cacat hukum, efektif dan efisien penggunaannya.

Hingga melahirkan aparatur yang paham dan mengerti serta mampu membuat rancangan produk hukum daerah.

Selain itu, dalam bintek tersebut juga dibahas tentang evaluasi dan pengawasan produk hukum daerah, teknis penyusunan, produk hukum daerah, prinsip kehatihatian dalam permasalahan, serta unsur pidana dalam produk hukum daerah.

Sementara itu, bupati dalam sambutan tertulis disampaikan Asisten Ekbang Kesra H Burhanuddin Rambe SH mengharapkan dengan adanya Bintek pembentukan produk hukum daerah di lingkungan Pemkab Labuhan Batu ini akan terwujud sumber daya aparatur dan perancangan produk hukum serta dapat menghasilkan berbagai produk hukum daerah yang memiliki kekuatan hukum mengikat dan dan dapat diterima masyarakat atau semua pihak tanpa memiliki cacat hukum.

Selanjutnya Burhanuddin mengimbau kepada para peserta untuk mengikuti Bintek dengan sebaik-baiknya. Sebab, materi yang akan disampaikan narasumber akan menjadi bekal dan pedoman bagi aparatur pemerintah dalam menyusunan produk hukum daerah di Kabupaten Labuhan Batu.(

Pemkab Sergai Gelar Seminar Pendidikan Politik

Menyambut pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan umum legislatif (Pileg) tahun 2014 dan Pilpres tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Pemkab Sergai) melalui Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat menggelar Seminar Pendidikan Politik bagi masyarakat Kabupaten Sergai.

Seminar sehari menyambut pelaksanaan pesta demokrasi Pileg tahun 2014 dan Pilpres tahun 2015 diisi narasumber para pakar politik di Sumut itu dibuka Bupati Sergai Ir HT Erry Nurdi MSi diwakili Sekdakab Drs H Haris Fadillah MSi di aula Sultan Serdang Kompleks Kantor Bupati di Sei Rampah, Selasa (14/5).

Bupati dalam sambutan tertulisnya dibacakan H Haris Fadilah mengemukakan negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan partai politik sebagai sarana arikulasi politik.

Demikian halnya dengan pelaksanaan pemilihan umum mulai dari pemilihan kepala desa sampai pemilihan presiden yang dilakukan langsung masyarakat untuk memilih pimpinan sesuai dengan kehendak dan aspirasinya.

Rangkaian proses Pemilu merupakan titik awal bagi kelanjutan pemerintahan Indonesia yang akan membawa perubahan untuk masa lima tahun kepemimpinan mendatang.

Karenanya, sangat penting bagi masyarakat untuk memiliki kedewasaan politik sehingga menciptakan iklim masyarakat yang kondusif sehingga jauh dari terjadinya perpecahan dan konflik di tengah masyarakat.

Dan melalui kegiatan pendidikan politik tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat Sergai mengenai perkembangan politik di Indonesia sekaligus meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam kancah perpolitikan di daerah Sergai.

"Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan tingkat partisipasi pemilih pada pelaksanaan Pileg 2014 dan Pilpres 2015 mendatang,"ujar HT Erry Nuradi.

Sebelumnya, Kepala Kantor Kesbangpol dan Linmas Sergai Drs Ramses Tambunan MSi melaporkan kegiatan ini diikuti para siswa tingkat menengah atas, berbagai organisasi masyarakat, kepemudaan, partai politik, tokoh masyarakat, agama, tokoh adat dan unsur pemerintah kecamatan.

Narasumber mengisi materi pada acara ini adalah Dr Warjio, pengamat politik Sumut dan Drs Rajin Sitepu yang merupakan Komisioner KPU Sumut.

"Para peserta mendapatkan nilai tambah pemahaman politik sehingga diharapkan akan lebih peka terhadap dinamika politik yang terjadi di tengah masyarakat,"kata Ramses. (

Jadikan Zikir dan Tabligh Akbar Motivasi Bangun Masyarakat Religius

Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH mengatakan, pelaksanaan Zikir dan Tabligh Akbar merupakan upaya bersama untuk membangun peningkatan keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah SWT, sekaligus wujud keinginan kita untuk selalu berada dalam limpahan kasih sayangnya.

Hal tersebut disampaikan pada acara Zikir dan Tabligh Akbar diselenggarakan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Langkat dirangkai dengan kegiatan Peringatan Hari Kartini ke 134 tahun 2013 di Alun-alun T Amir Hamzah Stabat, Selasa (14/5).

Haji Ngogesa Sitepu lebih lanjut mengatakan, pemahaman terhadap pelaksanaan ajaran Agama secara benar juga terus menerus harus dipelajari, sehingga nanti pribadi, keluarga dan daerah kita akan selalu dalam berkahnya.

“Jadikanlah momentum pertemuan ini sebagai salah satu pemacu motivasi bersama kita dalam membangun masyarakat Langkat yang religius, daerah diberkahi dan Kabupaten Langkat yang senantiasa memberikan prestasi bagi masyarakat,"kata bupati.

Sementara, Penasihat GOW Langkat Hj Nuraida Ngogesa dalam kesempatan itu berharap kepada setiap organisasi kaum wanita yang ada di Bumi Langkat, agar dapat bahu membahu dan berkerja sama demi terwujudnya pelaksanaan pelaksanaan kegiatan secara baik dan memberikan warna positif bagi perkembangan dan pembangunan daerah.

Mari kita jaga Langkat dengan pribadi keimanan, kesyukuran dan ketakwaan serta dibarengi sikap keinginan berbuat yang terbaik di tengah masyarakat sesuai dengan profesi masing-masing.

Ketua GOW Langkat Ny Ratna Sari dalam kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih kepada Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu SH dan keluarga yang telah membantu semua biaya terselenggaranya kegiatan ini secara pribadi dan mendoakan Ngogesa dan keluarga selalu diberikan kesehatan, kesabaran, sembari memberikan dukungan menjadi Bupati Langkat untuk periode 2014-2019.

Ustazah Astri Ivo yang sengaja diundang dari Jakarta dalam tausiyahnya menyampaikan, antara lain perjuangan RA Kartini merupakan perjuang persamaan hak kaum perempuan dan pria.

Namun yang lebih memaknai dari perjuangan tersebut adalah RA Kartini memperjuangkan agama kita yang bukunya berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Lebih jauh Astri Ivo menekankan, RA Kartini mendambakan kaum perempuan menjadi masyarakat yang Islami, sebagai pendamping suami dan sebagai pendidik putra/ putri dalam membina moral yang nantinya akan menjadi ahli surga.

Sebelumnya acara diawali dengan mengelar zikir yang dipimpin Ustaz H Muda Wali SPdi dari Majelis Taklim Zikir Nurul Khairot dari Medan, dihadiri 10.000-an kaum ibu dari pengajian Al-Hidayah dan organisasi wanita lainnya, dan para kaum ibu yang berhadir diberikan tali asih dari Haji Ngogesa secara pribadi.

Kepala BNN Sumut Kunjungan Kerja ke Langkat

Kepala BNN Sumut Kombes Pol Rudi Trenggono melakukan kunjungan kerja ke BNN Kabupaten Langkat, Selasa (14/5). Dalam kunjungana tersebut, Rudi berkesempatan untuk meninjau kantor BNN Kabupaten Langkat dan bertatap muka secara lanbgsung dengan para petinggi, staf dan pegawai BNN Kabupaten Langkat.

Rudi menegaskan kunjungan itu sebagai kunjungan biasa untuk meningkatkan shilaturrahmi agar bisa saling bertatap muka dan bertukar pikiran, sehingga tahu apa kendala dan hambatan yang dihadapi.

“Kantor itu kan citra dari instansi atau lembaga. Jadi, kalau kantornya cantik dan indah ya kita juga yang senang. Karena itu,jagalah kebersihan dan keindahannya, jangan buang sampah sembarangan,” ujarnya.

Rudi pun tidak lupa untuk mengajak seluruh petinggi, staf dan pegawai BNN Kabupaten Langkat untuk pro aktif berinovasi dengan melakukan action positif, antara lain dengan membangun loyalitas, meningkatkan sinergitas, memupuk motivasi positif, menegakkan disiplin tinggi dan membangun komunikasi yang baik.

Kita harus humanis dan mau membuka diri, sehingga semua orang akan senang dan mau bertukar pikiran dengan kita. Dengan demikian, kita bisa bersosialisasi sehingga masyarakat tahu apa itu narkoba, apa bahaya dan kerugiannya, baik dari segi ekonomi, kesehatan maupun dari segi hukumnya.

"Lalu, kita juga bisa sekaligus menampung aspirasi masyarakat, sehingga semua elemen masyarakat, termasuk para ulama, tokoh pemuda dan tokoh wanita bisa digerakkan untuk ikut membantu mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BNN Kabupaten Langkat Kompol Drs H Suyoso memaparkan, biografi Kabupaten Langkat dan perkembangan dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Kabupaten Langkat

Pelantikan Gatot jadi gubernur Sumut diwarnai demo

Dua gelombang unjuk rasa mewarnai pelantikan Gatot Pujo Nugroho sebagai Gubernur Sumut, Kamis (14/3). Pendemo menuding Gatot terlibat penyelewengan dana BOS dan anggaran bantuan sosial (bansos).

Demo pertama dilakukan tujuh orang mengatasnamakan Mahasiswa Peduli Pendidikan. Tak berorasi dan tak bersedia diwawancarai, mereka hanya membentangkan spanduk yang bertuliskan: "Pak Mendagri yang terhormat, gubernur kami memang peduli pendidikan, tapi dana BOS TA 2012 sebesar Rp 14 M kenapa diselewengkan?"

Tak lama beraksi, kelompok ini bubar. Mereka digantikan kelompok yang mengatasnamakan Laskar Demokrasi Sumatera Utara. Mereka juga menuding Gatot terlibat penyelewengan dana Bansos.

Selain itu, mereka juga menuntut Panwaslu dan KPU Sumut mengusut tuntas kasus kecurangan dalam Pilgub Sumut. "Kami meminta kepada DPRD Sumut untuk menolak gubernur yang terpilih menjadi gubernur Sumut, karena menang dengan cara tidak sehat," teriak Indra Kurniawan, koordinator aksi.

Kedua demo ini sudah diantisipasi aparat kepolisian. Penjagaan komplek Gedung DPRD Sumut diperketat. Selain banyak aparat yang berjaga, kawasan itu juga ditutup dengan kawat berduri. Panser Baracuda dan kendaraan water canon juga disiagakan di lokasi.

Sementara itu, di dalam Gedung DPRD Sumut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi melantik Gatot Pujo Nugroho sebagai Gubernur Sumut 2008-2013.

Gatot akan memegang jabatan itu hingga gubernur dan wakil gubernur Sumut periode 2013-2018 dilantik pada Juni 2013. Berdasarkan quick count, Gatot dan pasangannya cawagubnya T Erry Nuradi menang dalam pilgub yang digelar 7 Maret lalu.

Jika hasil hitung cepat terbukti, Gatot akan kembali dilantik jadi gubernur Sumut. Dia dan T Erry Nuradi akan memimpin Sumut untuk periode 2013-2018.