Rabu, 15 Mei 2013

Sebelum Kejadian Korban Jual Tanah



Sehari berlalu, kasus pembunuhan Jhon Patar Ginting (50) dan istrinya Handayani alias Anik (45) serta anak tunggal mereka Aisyah Br Ginting (7) di Dusun II Pondok Tengah, Desa Suka Mulia Hilir, Kec. Namorambe masih jadi misteri. Berbagai spekulasi tentang pelaku mulai mencuat, ada yang bilang dilakukan orang dekat, tak sedikit pula yang berasumsi pembunuhan sadis ini bermotif perampokan.

Hasil penelusuran  di rumah duka, pembantaian sekeluarga ini jelas menyisakan luka mendalam bagi kerabat maupun warga sekitar. Apalagi, selama ini korban dikenal baik dan tak pernah mempunyai musuh. Hal ini pula yang membuat warga curiga, kalau pelaku adalah orang dekat korban. Apalagi, sebelum kejadian, Patar diketahui sempat menjual sebidang tanah warisan keluarga mereka di kawasan Titi Kuning Medan. “Memang sebelum kejadian, Patar sempat menjual tanah yang merupakan warisan keluarga mereka. Tapi aku pun kurang tau berapa harganya dan dimana lokasi tanah itu,” ungkap M. Ginting, saudara dekat Patar Lebih lanjut, warga Dusun II Pondok Tengah, Desa Suka Mulia Hilir, Kec. Namorambe itu meyakini kalau pelaku adalah orang yang sangat dekat dengan korban.

“Pelaku pasti orang dekat korban, bisa jadi juga terkait warisan. Saya tak yakin ini murni perampokan. Kalau pelaku memang berniat merampok, nggak mungkin uang Rp10 juta yang ada di laci lemari mereka tak diambil? Mungkin tak terlihat atau hanya modus belaka, agar kasus pembunuhan ini dianggap bermotif perampokan. Untuk itu kami berharap polisi segera mengungkap kasus ini,” harapnya seraya mengaku saat kejadian warga sekitar tak ada melihat mobil masuk ke lokasi. Hal senada juga diakui para jiran korban yang menduga pelaku pembunuhan adalah orang dekat korban yang dendam dan ingin menguasai harta korban. Karena tak ada cara lain, pelaku pun menghabisi korban bersama anak istrinya.

Kecurigaan warga juga tak jauh beda dengan hasil penyelidikan sementara polisi di lokasi. “Kalau memang pelaku ingin merampok, kenapa uang korban dan emas yang ada di laci lemarinya itu tak digondol habis. Bahkan perhiasan yang dikenakan korban juga tak hilang. Ini membuktikan, kalau pelaku hanya membuat alibi, agar kasus ini seperti perampokan, karena membawa lari kotak infaq dan dompet korban,” ujarnya seraya minta dirahasiakan namanya.

“Sekarang kita belum bisa memastikan, kenapa pelaku nekat menghabisi korban, karena kita masih memburu pelakunya ke berbagai tempat yang kita curigai sebagai tempat persembunyiannya. Memang ada laporan yang kita terima, pelaku ini nekat menghabisi korban, agar transaksi jual beli tanahnya di kawasan Titi Kuning itu selesai semuanya. Tapi ini belum jadi pedoman kita,” tandasnya. Sementara itu, polisi dipastikan kesulitan dan harus bekerja keras untuk mengungkap kasus ini. Pasalnya, Pasti Br Barus tetangga korban yang jadi saksi utama dalam kasus ini mengaku tak sempat melihat wajah dan jumlah pelaku. Karena saat kejadian, ia hanya sempat melihat bayangan hitam berada persis di luar kamar mandi di kediaman Patar.

“Lampu rumah korban dimatikan pelaku (gelap). Saat kami bersembuyi, salah seorang pelaku sempat kulihat beberapa kali mengelilingi rumahku. Tapi karena di luar tak ada penerangan, jadi tak jelas kali kulihat wajah orangnya. Kurasa saat itu dia mau mencari aku dan anakku. Soalnya pelaku sempat melihatku memergoki pembunuhan itu. Makanya aku nggak berani keluar dari semak-semak yang tak jauh dari rumahku itu,” kenang Pasti saat ditemui kru koran ini di rumah duka. “Memang malam itu, anakku (Peristiwa Sembiring) takut kali, dia bahkan gemetaran saat kupeluk malam itu. Aku pun ketakutan sekarang, aku berani datang ke rumah duka ini karena masih banyak orangnya. Kalau nggak ada lagi orang nanti, untuk sementara ini kami pun akan tinggal di rumah saudara,” tandasnya.

Info lain yang dihimpun kru koran ini, ternyata Jhon Patar Ginting adalah putra dari purnawirawan TNI Kolonel Taminta Ginting. Namun hingga akhir hayatnya, korban yang telah 20 tahun menikahi Anik, belum juga dikarunia anak, hingga mereka membeli anak perempuan yang diberi nama Aisyah. “Patar ini enam bersaudara, tapi ibunya ada dua, kalau si Patar itu dua bersaudara dari ibunya beru Sembiring tapi enggak ada perempuan, sementara ibunya satu lagi Br Lubis, disitu dia punya adik empat orang tapi cewek semua. Sedang warga sini pun tak ada yang melarikan diri,” beber PS Tarigan, kerabat korban.

Kasat Reskrim Polres Deliserdang AKP Erwin Syahputra Manik juga meyakini kasus ini tak murni bermotif perampokan. “Sudah ada 7 saksi yang kita periksa. Tapi saya tidak hafal nama-namanya. Sejauh ini dari mereka yang kita periksa itu belum ada yang mengarah ke tersangka. Jadi ini hanya upaya kita untuk mengungkap seperti apa motif sebenarnya,” ujarnya. Ditambahkan AKP Erwin, dari olah TKP, sejauh ini tidak ada ditemukan harta benda korban yang hilang, selain kotak infaq. Hal itu juga dikaitkan dengan keterangan sejumlah saksi, termasuk anggota keluarga korban. “Kita juga ada menemukan duit korban Rp10 juta, termasuk harta benda korban yang berharga lainnya. Jadi atas dasar ini, kita yakini ini bukan perampokan murni. Tapi ada unsur lain di balik peristiwa ini,” katanya namun tak mau merinci meski ditanya apakah motifnya dendam. “Nantilah, kita lihat. Tunggu saja hasil kerja kita ya,” ujarnya.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Heru Prakoso mengaku, saat ini polisi masih mengejar pelaku.

“Kita masih mendalami apakah korban sebelumnya mempunyai perselisihan dengan orang lain,” tandasnya.

Lebih lanjut, Heru memaparkan, hingga kemarin polisi telah memeriksa 7 orang saksi. “Kita baru memeriksa 7 orang saksi,” ucapnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar