Rabu, 15 Mei 2013

Rombongan Wartawan Ditabrak Truk, 1 Tewas, 2 Kritis, 2 Luka Ringan

Lima wartawan yang tugas di Kota Binjai, Medan dan Langkat, mengalami nasib naas. Mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan hebat di Km 13, Kec. Sunggal, Kab. Deliserdang, persisnya di depan Gang Horas, Minggu (5/5) sekitar pukul 02.35 WIB. Dua diantaranya kritis, dua luka ringan dan satu orang lagi meninggal dunia. Kelima wartawan tersebut masing-masing, Irvan Purba, wartawan Trans TV, M. Aswin wartawan, Satya Bakti Poldasu-Keduanya masih dan tengah menjalani perawatan di RS H Adam Malik- Medan.

Sedangkan Bambang Suhandoko, wartawan POSMETRO LANGKAT dan POSMETRO BINJAI, saat ini menjalani perawatan di RS Sarimutiara Medan. Sedangkan, satu-satunya wartawan perempuan yang terlibat dalam kejadian ini Devi Yanti, wartawati yang bertugas di Kota Medan, higga sore kemarin, masih menjalani perawatan di RS Sundari. Sedangkan Didi Syahputra, Kontributor TV One/TV RI, meninggal tak lama setelah sempat dilarikan ke RSU Sundari, Medan. Keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian dan RSU H Adam Malik, sebelum insenden maut itu, kelima korban baru kumpul di Tanah Lapang Merdeka Binjai, tepatnya di sebuah warung kopi milik Emi dan Pak Ibas, Sabtu (4/5) malam. Tak lama berselang, wartawan cetak dan olektronik ini membubarkan diri dan berencana ke Kota Medan.

Bergerak dari Kota Rambutan sekitar pukul 23.00 WIB, kelima wartawan yang tadinya gabung di Lapangan Merdeka mengendarai sepeda motor, pergi secara rombongan ke Medan mengendarai mobil Xenia 1506 HG warna hitam milik Irvan Purba. Sementara sepeda motor milik Aswin, Bambang, Didi, dan Devi dititipkan di rumah pemilik warung kopi yang memang jadi tempat “mangkal” wartawan di Binjai. Beranjak dari sana, kelima wartawan malang ini sempat berkeliling. Nah, sekitar pukul 02.30 WIB, kelima korban balik dari Medan ke Binjai. Namun tragis, begitu melintas di Km 13 tepatnya di Gang Horas, mobil Xenia yang dikemudikan Aswin menabrak truk tangki BK 9002 CI yang melaju dari arah berlawanan.

Sejauh ini belum diketahui pasti apa penyebab lakalantas yang menewaskan satu orang wartawan tersebut. Namun melihat kondisi di lokasi kejadian, sopir truk diduga ngantuk hingga ‘memakan’ jalan ke kanan. Kondisi ini membuat Aswin yang mengemudikan mobil kaget dan mencoba menghindar. Sayang, upaya Aswin gagal hingga menabrak bamper samping ban mobil tangki di bagian belakangnya. Akibat tabrakan tersebut, mobil Xenia terpental ke pinggir parit dan remuk di bagian depan. Bahkan, kondisinya sangat parah karena mesin mobil terlihat terduduk. Sementara, truk tangki yang menjadi lawan lakalantas, hanya mengalami penyok di bagian kap ban belakang. Sementara, pasca kejadian sopir truk tangki dikabarkan melarikan diri.

Bambang Suhandoko-korban yang kondisinya tak terlalu parah sempat menjalani perawatan di RS Sundari sebelum dirujuk ke RS Sari Mutiara. Bambang yang mengalami luka-luka di bagian kepala dan siku membenarkan kalau mereka baru saja pulang dari Medan. “Aku nggak tahu pasti. Malam itu aku udah tidur di dalam mobil. Posisiku di belakang sopir (Aswin-red), Irvan di sebelah Aswin, Didi di belakang Irvan dan teman wanita kami duduk paling belakang,” ungkapnya. “Waktu terjadi benturan aku sudah nggak sadar. Begitu aku tersadar, aku terkejut melihat infus ditanganku. Dan semua badanku terasa sakit, aku nggak tahu persis bagaimana kejadiannya,” ucapnya sambil merintih kesakitan.

Kejadian ini ini juga membuat keluarga Bambang Suhandoko langsung meriung ke RS Sari Mutiara, untuk melihat kondisi korban. Mereka sedikit lega karena dalam kejadian itu luka yang dialami Bambang tidak begitu parah dan kini menjalani perawatan di Ruang Stela 203. ”Kalau lihat gambar mobilnya udah gak bisa kita bayangkan mereka yang didalam,”tegas Dedi, abang kandung Bambang. Dedi yang juga jurnalis itu mengaku sangat terkejut dengan berita yang menimpa adiknya. Dijelaskannya, pagi kemarin, ada satpam yang datang ke rumah tatangganya mengabarkan kejadian naas itu. ”Kita prihatin dengan kejadian ini, semoga yang pergi keluarganya diberi ketabahan,”ujar Dedi di RS Sari Mutiara.

Di tempat terpisah, keluarga Irvan dan Aswin yang berada di RSUP H.Adam Malik terlihat menangis histeris. Bahkan, istri Aswin dan Irvan Purba terlihat syok sesaat melihat kondisi suaminya di ruangan IGD. Sedihnya lagi, duka semakin mendalam dirasakan istri Irvan, kerena insiden itu tepat dihari ulang tahun Irvan yang ke 48. Pantauan di RSUP H. Adam Malik, Irvan Purba yang tadinya sempat kritis, sore kemarin sudah mulai sadar dan sudah dimasukkan di ruang rawat inap. Sementara, Aswin, masih berada di ruang IGD menunggu darah untuk menjalani operasi di bagian perut. Karena dalam inseden ini, Aswin yang menjadi sopir mengalami luka patah tulang di bagian kaki kanan hingga paha dan pinggul, serta luka robek dan patah di bahu dan robek di bagian kepala. Hingga kemarin sore sekitar pukul 16.30 WIB, pihak keluarga masih terlihat panik mencari darah golongan O, untuk dapat melangsungkan operasi terhadap Aswin.

>>Tiga Jam Dibiarkan di Jalan…

Lakalantas yang menimpa lima wartawan tersebut meninggalkan ironis mendalam. Soalnya, pasca tabrakan, dikabarkan mereka yang terjepit dalam mobil sangat lama mendapat pertolongan. Sejak kejadian sekitar pukul 02.30 WIB, kelimanya baru ditolong warga sekitar pukul 05.30 WIB. Dimana kelimanya pertama kali dibawa ke RS Sundari. Karena kondisi Aswin dan Irvan cukup parah, akhirnya dirujuk ke RSUP H. Adam Malik, Medan. Tak hanya itu, sejumlah perangkat kerja para wartawan diketahui hilang diduga dijarah oleh warga. Seperti Didi, kehilangan kamera (handy cam), Bambang dan Devi, kehilangan tiga buah hape. Bahkan, Id Card para wartawan tersebut dikabarkan menghilang.

Emi, pemilik warung kopi tempat kelima wartawan itu berkumpul, saat dikonfirmasi mengaku tidak tahu pasti tujuan kelima wartawan itu sebenarnya. “Didi yang aku ingat, dia bilang mereka pulang lama. Jadi keretanya minta tolong dijagakan,” ucap Emi, seraya tak menyangka kejadian ini menimpa kelima wartwan tersebut. Namun yang sangat disayangkan, penanganan dua korban kritis di RSUP H. Adam Malik terkesan lamban. Pasalnya, sejak dimasukkan hingga jelang sore, keduanya belum mendapat perawatan yang layak.

Dimana luka kedua korban terlihat belum dijahit. Alasan pihak rumah sakit, tindakan terhadap keduanya bisa dilakukan setelah hasil rongen diketahui dan dibacakan oleh dokter.

Sementara di rumah duka, pihak keluarga tampak menangis histeris karena Didi yang selama ini dikenal baik, terlalu cepat meninggal dunia di usianya yang ke 22 tahun. Dan sore kemarin, tepatnya selepas shalat Ashar, Didi yang pernah bertugas di Aceh sebagai kontributor TV One itu, akhirnya dikebumikan. Gubernur Sumatera Utara H.Gatot Pujo Nugroho, ST menjenguk para jurnalis korban kecelakaan Lalu lintas di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan, Minggu ( 5/5). Peristiwa kecelakaan tersebut telah menewaskan Didi Syahfutra, salah seorang jurnalis TV One. Gubsu mengungkapkan dukacita sedalamnya atas berpulangnya Didi. “Dunia jurnalis kehilangan salah seorang putra terbaik,” ujar Gubsu. Dia juga mengatakan semoga keluarga tabah melepas kepergian Almarhum. Saat menjenguk korban luka lainnya, Gatot terlebih dahulu tiba di ruang IGD Rumah Sakit H Adam Malik tempat Aswin Wartawan Satya Bhakti Polda dirawat.

Berempati, Gatot mengungkapkan keprihatinnya kepada keluarga dengan mendoakan kesembuhan Aswin dan tak lupa memberikan bantuan dana perobatan. Di tempat itu Gatot meminta kepada dokter jaga agar lebih intensif dalam perawatannya. Gatot juga meminta kepada seluruh dokter dan perawat agar terus pantau perkembangan Aswin dan memberikan perwatan yang prima.

Masih di Adam Malik Gatot kemudian menuju Ruang Rindu A4 ruang bedah syaraf tempat Irfan Purba wartawan Trans TV dirawat. Maisarah (40) istri korban menuturkan kejadian diperkirakan pukul 02.00 WIB. Di matanya Irfan dikenal sebagai sosok suami yang bertanggung jawab dan syang keluarga. Dalam pekerjaan pun Irfan sangat berdedikasi.

Dia tak menyangka kecelakaan menimpa suami tercintanya tepat dihari ulang tahunnya. Dengan bercucuran air mata Maisarah terus mengadukan perihal kejadiannya kepada Gatot yg kemudian terbawa suasana kesedihan. Tak mau larut Gatot meminta Maisarah dan keluarga untuk terus bersabar dan berdoa kepada Allah atas kesembuhan Irfan. Beruntung Gatot sempat berkomunikasi dengan Irfan yang suaranya terdengar terbata-bata. Irfan mengucapkan terimakasihnya kepada Gatot yg menyempatkan diri menjenguknya. Perlakuan yang sama diberikan Gatot kepada Irfan dan keluarga dengan mendoakan kesembuhan dan berikan bantuan dana perobatan. Kepada wartawan Gatot menjelaskan bahwa yang namanya kematian selalu memgiringi orang yang bernyawa. Disamping itu kematian juga tidak bisa dipercepat atau diperlambat. Atas nama pribadi Gatot mengucapkan kepada korban yang tewas semoga ditempatkan Allah pada tempat yang mulia serta diampuni segala kekhilafannya. Bagi keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kesabaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar