Rabu, 15 Mei 2013

Peningkatan Penduduk Berdampak pada Ketahanan Pangan

Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat akan berdampak kepada ketahanan pangan, pemenuhan kebutuhan energi, pengendalian lingkungan dan sebagainya.

Demikian dikemukakan Wali Kota Sibolga Drs Syarfi Hutauruk, Rabu (15/5) di Gedung Nasional Sibolga, pada pembukaan Rapat Kerja Daerah (Raakerda) Program Keluarga berencana dan Pemberdayaan Perempuan kota Sibolga tahun 2013 serta pencanangan Bulan Bakti KB IBI Kesehatan Kota Sibolga tahun 2013.

Menurut wali kota, program KB salah satu solusi dari permasalahan negara, yaitu tatkala negara dihadapkan pada persoalan kependudukan. Apabila program KB tidak berhasil, maka keberhasilan pembangunan lainnya tidak ada artinya, karena sifatnya sementara.

Sebagai human capital investmen, program KB dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan perkembangan otak anak.

"Pengaruh terhadap angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi memang secara langsung dapat kita rasakan karena ibu yang mengatur kehamilannya dengan tepat dapat terhindar dari risiko tinggi akibat terlalu muda atau terlalu tua melahirkan dan mempunyai banyak anak,”katanya.

Program KB, kata wali kota, juga merupakan investasi ekonomi, yaitu dapat menghemat pengeluaran pemerintah dan masyarakat untuk konsumsi, biaya pendidikan dan biaya pelayanan kesehatan reproduksi.

“Bisa dibayangkan jika program KB stagnan, penduduk Indonesia terus bertambah hingga mencapai 255,5 juta jiwa pada tahun 2015, kebutuhan pangan juga akan meningkat 13,5 % jika dibanding dengan kebutuhan pangan bagi 226 juta jiwa pada tahun 2007,"katanya.

Sementara, Kepala Badan KB dan PP Kota Sibolga dr Welmansen Situmorang dalam laporannya mengatakan, tujuan pelaksanaan evaluasi program KB dan PP tahun 2012 merumuskan kebijakan dan strategi operasional program KB dan PP tahun 2013 serta kegiatan lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar