Rabu, 15 Mei 2013

Kinerja Kepolisian Dikritik

Kinerja jajaran Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) khususnya Polresta Medan mendapat kritikan tajam dari Anggota DPRD Kota Medan. Indikasi menurunnya kinerja kepolisian ini ditunjukkan dengan makin maraknya aksi perampokan diiringi dengan pembunuhan di Kota Medan dan sekitarnya dalam dua minggu terakhir.

Maraknya aksi kriminalitas di Kota Medan dan sekitarnya ini dinilai tidak lepas akibat lambannya kinerja kepolisian dalam memberikan pengamanan di tengah-tengah masyarakat.

“Belakangan ini memang sudah jarang kita lihat aparat kepolisian melakukan patroli di tengah-tengah masyarakat sehingga ada kesempatan bagi orang atau pelaku melakukan tindakan kriminal seperti perampokan dan pembunuhan,” kata Anggota Komisi A DPRD Medan Juliandi Siregar di Gedung DPRD Medan, Selasa (14/5) menanggapi makin maraknya aksi kejahatan di Kota Medan.

Selain lambannya kinerja aparat kepolisian, menurut Juliandi, selama ini aparat hukum lainnya seperti jaksa dan hakim juga kurang maksimal memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku kejahatan. Kondisi ini tentu membuat orang atau pelaku kejahatan tidak takut lagi melakukan aksinya di tengah-tengah masyarakat.

“Orang atau pelaku kejahatan sepertinya sudah tidak takut pada proses hukum karena tidak ada tindakan tegas dari aparat hukum itu sendiri. Karena itu polisi, jaksa, dan hakim kita minta agar bertindak tegas dan memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku kejahatan dan harus bisa memberikan efek jera,” ujarnya.

Namun demikian, lanjut Sekretaris Fraksi PKS DPRD Medan ini, maraknya aksi perampokan di tengah-tengah masyarakat juga tidak lepas karena masalah ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, pemerintah dituntut harus bisa menjamin kesejahteraan warganya, seperti menyediakan lapangan pekerjaan untuk warga agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Kejahatan itu bisa saja dilakukan karena terdesak masalah perekomonian. Karenanya Pemko Medan harus bisa memperluas lapangan pekerjaan bagi warga Kota Medan. Dan, lebih penting adalah menggalakkan pembinaan mental khususnya bagi generasi muda di Kota Medan,” tandasnya.

Juliandi berharap, peristiwa pembunuhan terhadap personel Brimob dan satu keluarga di Namorambe dapat segera diungkap siapa pelakunya. Kalau tidak maka peristiwa itu akan menjadi preseden buruk bagi aparat kepolisian khususnya di jajaran Polda Sumut dalam menangani kasus kejahatan.

“Kejadian kedua kasus kejahatan ini sangat beruntun, jadi perlu segera diungkap siapa pelakunya dan apa motif kejahatan itu. Kalau polisi tidak bisa mengungkap kasus itu maka aksi kriminalitas di Kota Medan akan semakin meningkat. Ini harus diwaspadai, jangan sampai masyarakat tidak percaya pada aparat hukum khususnya Polri,” tegasnya.

Juliandi menambahkan, pihak kepolisian tidak boleh sekadar berwacana dalam meningkatkan pengamanan di Kota Medan dan sekitarnya, tapi harus melakukan tindakan tegas dan nyata. Pihak kepolisian harus memperbanyak patroli di tengah-tengah masyarakat.

“Aparat harus memperbanyak patroli khususnya di kawasan-kawasan rawan terjadi aksi kejahatan. Selain itu, peranan aparat Badan Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) juga harus diaktifkan untuk memperkuat pengamanan di kalangan masyarakat,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar