Sabtu, 23 Juli 2011

Penyelundupan 9,3 Kg Ganja Digagalkan


LANGKAT- Polres Langkat berhasil menggagalkan peredaran ganja antar Provinsi, dengan meringkus SA (37) karyawan swasta, warga Bukit Timah, Kabupaten Dumai, Provinsi Riau, bersama barang bukti 9,3 Kg daun ganja kering siap edar di Jalan KH Zainul Arifin, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Jumat (22/7) pukul 08.30 WIB.

Pelaku diamankan petugas, ketika sedang berada di mobil penumpang umum timur taxi (timtax) BK 1540 PU dari Pangkalan Susu menuju Medan.

Kasat Narkoba Polres Langkat AKP SR Tambunan disela-sela pemeriksaan mengatakan, dari keterangan tersangka, barang ha ram tersebut akan di bawanya ke Dumai, Riau.

Dijelaskan dia, pagi itu anggota piket jaga mendapat informasi masyarakat. Dalam laporan  via telepon, ada seorang laki-laki penumpang mobil umum timtax BK 1540 PU dari Pangkalan Susu menuju Medan, membawa tas dan kotak diduga berisi daun ganja.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap penumpang itu, ditemukan 1 kardus berisi 3 bal daun ganja dan 11 bal ganja dari tas ransel hitam milik pelaku.

Ketika ditemui di Sat Narkoba Polres Langkat, SA mengaku, dia hanya kurir untuk mengantarkan barang haram tersebut ke Dumai, Pekan Baru, dengan upah Rp3 juta.

Harga Daging Sapi Capai Rp 80 Ribu


MEDAN-Ramadan masih lebih dari sepekan lagi. Namun harga bahan makanan sudah merangkak naik. Pusat pasar dan sejumlah pasar tradisional, kenaikan bahan makanan justru sudah terjadi sejak sepekan sebelumnya.
Para pedagang memperkirakan, harga akan terus meningkat dan akan mencapai puncak jelang H-5 Ramadan Roni (38), pedagang di pusat pasar mengatakan, beberapa bahan pokok yang mengalami peningkatan diantaranya gula pasir yang naik hingga Rp1.000 per kilogramnya menjadi Rp10.500. Sedangkan harga cabai merah keriting sempat berfluktuasi dari Rp8 ribu per kilogram menjadi Rp16 ribu per kilogram,dan kemarin harganya bertahan di posisi Rp12.000 per kilogram.

“Beberapa harga barang mengalami kenaikan. Dari pengelaman dari tahun-tahun sebelumnya, kemungkinan harga akan terus naik, apalagi menjelang lima hari sebelum Ramadan,” ungkap Roni.
Harga daging sapi dan kambing mengalami peningkatan paling signifikan. Daging sapi yang bisanya Rp65 ribu per kilogram kini naik hingga Rp80 ribu per kilogram. Sedangkan daging kambing naik dari Rp52 ribu per kilogram menjadi Rp60 ribu per kilogram.

Menurut pedagang daging bernama Herman (48), kenaikan harga daging sapi kemungkinan besar dipengaruhi pasokan dan ketersediaan daging yang belum normal hingga saat ini. “Lima hari menjelang puasa Ramadan, diperkirakan harga daging sapi akan mencapai Rp90 ribu per kilogram. “Saat itu permintaan daging sangat tinggi, apalagi untuk jenis daging daging lembu yang biasa dipakai untuk punggahan,” sebutnya.

Beberapa harga kebutuhan bahan pokok lain juga naik. Harga bawang merah  Rp16 ribu per kilogram dan bawang putih Rp18 ribu per kilogram. Sedangkan beras jenis IR 64 Rp8 ribu per kilogram, Kuku Balam Siantar Rp8.750 per kilogram, beras Jongkong Rp7.500 per kilogram dan Ramos Rp8.800 per kilogram.

Sedangkan ikan basah masing-masing perkilogram, ikan tongkol Rp17 ribu, bawal merah Rp40 ribu, kakap Rp36 ribu, gembung kuring Rp24 ribu, dencis kasar Rp18 ribu, dencis halus Rp15 ribu dan sembilang Rp20 ribu.

Panggil Distributor
Stabilitas harga bahan pokok dan bahan pangan lain di pasar kota Medan menjadi perhatian serius Wali Kota Rahudman Harahap. Wali kota akan memanggil distributor sembako untuk rapat bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Medan guna mengantisipasi lonjakan harga.

“Untuk itu juga (menjaga kestabilan harga, Red), kita sedang mengupayakan beras raskin untuk Agustus sudah diberikan di bulan Juli ini. Tujuannya agar kita bisa mengurangi dan menekan lonjakan harga,” ujar Rahudman di Ruang Rapat II Kantor Wali Kota Medan, kemarin.

Selain itu, sejumlah kebijakan operasi pasar murah yang digelar Pemerintah Kota (Pemko) Medan dipercrpat dan akan dibuka 25 Juli mendatang di 134 titik. Pasar murah ini  untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok di masyarakat seperti beras, minyak goreng (migor), gula dan lainnya.

“Kita akan menjamin stabilitas harga kebutuhan pokok di masyarakat saat Ramadan nanti. Saya juga akan memanggil seluruh distributor di Medan untuk membicarakan harga-harga kebutuhan pokok ini,” ucapnya.
Rahudman berjanji akan mengupayakan agar stabilitas harga kebutuhan pokok di pasar terkendali. Jika harga-harga sudah terkendal di Kota Medan, diharapkan akan berimbas di kabupaten/kota lain di sekitar Medan.
Kota Medan ini barometer. Kalau kita mampu mengendalikan harga, kabupaten/kota lain juga terpengaruh,” jelasnya.

Untuk mengontrol harga kebutuhan di pasar, Disperindag dan Distanla Kota Medan bersama tim terpadu akan rutin melakukan pemantauan harga di pasar dan mencegah kemungkinan terjadinya penimbunan.
Kadisperindag Kota Medan, Syahrizal Arif juga akan meminta komitmen bersama pengusaha dan distributor untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok. “Kebijakan akan kita ambil untuk stabilitas harga selama Ramadhan nanti,” cetusnya.

Tim Terpadu akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tiga pasar besar di Medan yakni Pasar Sukarame Medan Area, Pasar Kampung Lalang Sunggal dan Pasar Petisah Medan Baru. Sedangkan Distanla akan memastikan kesehatan ternak yang akan disembelih di rumah potong hewan.

“Tim Pemantau Kesehatan Daging sudah kita bentuk dan akan turun dalam pekan depan sebelum Ramadan. Yang pasti, jika nanti terdapat daging yang tidak layak konsumsi maka akan kita sita dan tidak boleh dijual lagi,” Kadistanla Medan, Wahid

BI Siapkan Sanksi untuk Manajemen BNI


MEDAN-Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu), akan memanggil kembali Direktur PT Bahari Dwi Kencana, Boy Hermansyah. Ia akan dimintai keterangannya soal kucuran dana senilai Rp129 miliar dari Bank BNI Cabang Pemuda Medan. Bila yang bersangkutan tidak mengindahkan pemanggilan tersebut, Kejatisu akan memasukkan Boy Hermansyah dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
“Kalau memang yang bersangkutan tidak koperatif dan tidak ada niat baik untuk datang kemari (Kejatisu, Red) kita akan mengeluarkan DPO,” tegas Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara AK Basuni Masyarif di Jalan AH Nasution Medan, Jumat (22/7).
Bila sudah masuk DPO, Kejatisu akan berkoordinasi dengan aparat lain untuk mencari Boy Hermansyah. “Ini masalah kesalahan SOP. Kenapa tanpa prosedur dana itu bisa kucur,” tegas Basuni Hingga kemarin, kejaksaan sudah memeriksa lebih dari 8 orang, baik dari pihak Bank BNI atau PT Bahari Dwi Kencana Sebelumnya proses pengumpulan data dan keterangan, oleh Tim penyidik Intel Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sudah lengkap. Bahkan status perkara tersebut sudah dinaikkan proses pemeriksaan perkara dugaan kasus korupsi pengucuran kredit oleh BNI 46 sebesar Rp118 miliar pada akhir Desember 2010.
PT Bahari Dwi Kencana bergerak dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit pada 8 November 2010 silam memohon kepada PT BNI 46 Cabang Medan sebesar Rp133 miliar.
Permohonan PT Bahari Dwi Kencana Sentra Kredit Menengah (SKM) BNI 46 wilayah Medan ternyata bermasalah. Peminjaman dikirim ke PT BNI 46 Pusat di Jakarta. Setelah pengajuan diproses pada BNI 46 pusat di Jakarta, maka pihak Bank menyetujui permohonan kredit sebesar Rp129 miliar dari pengajuan permohonan pemimjaman sebesar Rp133 miliar.

Kesalahan standar operasi prosedur (SOP) dalam pengucuran dana BNI Jalan Pemuda Medan pada nasabahnya, Boy Hermasnyah sudah masuk ke Divisi Komunikasi Perusahaan BNI di Jakarta.


Divisi komunikasi perusahaan ini akan mengeluarkan pernyataan dari BNI terkait dengan masalah yang sedang dihadapi oleh salah satu bank milik negara ini. “Jadi kita tidak mengetahui bagaimana perkembangannya,” ujar Pemimpin Kelompok Pengembangan Bisnis dan Layanan BNI Kanwil Medan, Sutarman.
“Kapan akan dikeluarkan belum diketahui pastinya. Release akan keluar, tetapi belum tahu kapan,” lanjut Sutaraman.
Sementara itu, Bank BI Medan mengaku kekurangan informasi tentang kesalahan prsedur dalam pencairan kredit ini. “Saya baru tahu kabar ini dari media, jadi saya belum mendapat informasi yang layak,” ujar Kepala Bidang Pengawasan Bank BI Medan, Indra Juheri.
Menurut Indra, kredit dalam jumlah besar harus mendapat persetujuan pencairan dari pejabat bank di pusat. Hanya saja, pencairan dana bisa dilakukan dari cabang atau dari pusat. “Dalam kredit ada 3 tahap, clear, setelah itu disetujui kemudian pencairan. Dan persetujuan keputusan dari pusat,” ujar Indra.
Kalau memang terbukti bahwa BNI melakukan kesalahan dalam SOP maka BI bisa memberikan sanksi. “Yang saya lihat, permasalahan ini akibat ketidaklengkapan prosedur, bukan karena debitur bermasalah atau kredit macet,” ujarnya.
Karena itu, nantinya bila ada pelaporan terkait dari masalah ini, maka pihak BI akan memanggil pihak BNI untuk menjelaskan masalah ini. “Kita akan memanggil, dan dari sana akan diketahui apakah sangsi akan diberitahukan atau tidak,” lanjutnya.
asalah BNI berawal dari ketidaklengkapan Standar Operating Procedures (SOP) yang dilakukan oleh BNI terhadap debiturnya. Kasus ini telah ditangani oleh Kajatisu dan sudah memasuki tahap penyelidikan. Dan dari informasi kejatisu diketahui bahwa BNI Medan yang telah memberikan persetujuan untuk pemberian dana debitur ini.

Aisyah, Kepala SMA Berprestasi Tingkat Aceh

BANDA ACEH - Kepala SMA Negeri 9 Tunas Bangsa Banda Aceh, Dra Hj Aisyah M Ali MPd, terpilih sebagai Kepala Sekolah Berprestasi Aceh Tahun 2011 setelah memenangi serangkaian lomba yang berakhir Kamis (21/7) malam di Banda Aceh.  Sedangkan Drs Bukhari, Kepala SMP Negeri 1 Banda Aceh meraih peringkat pertama untuk jenjang SMP/MTs. Untuk tingkat SD, juara pertama ditempati Hamdani M SPd, Kepala SD Negeri 10 Bireuen. Sedangkan juara pertama untuk jenjang Taman Kanak-kanak (TK) diraih Surbiani dari TK Negeri Pembina Aceh Tengah.

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh, Zulkifli Saidi Namploh yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Bakhtiar Ishak mengingatkan kepada para juara untuk terus berbenah diri. “Sebagai wakil Aceh, kita harus mau berguru pada mereka yang sukses di lomba tingkat nasional,” ujar Zulkifli S Namploh, Jumat (22/7) kemarin. Menurutnya, dalam tiga tahun terakhir ada tiga kepala sekolah asal Banda Aceh yang meraih juara II nasional, masing-masing Drs Syarifuddin Ibrahim (Kepala SMAN 1), Dra Faridah Ibrahim (Kepala SMPN 19 Percontohan), dan Dra Hj Kasumi Sulaiman (Kepala SMPN 6 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional,” katanya.

Keberhasilan Aisyah M Ali menjuarai Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Provinsi Aceh, tidak terlepas dari kemampuannya dalam memenej sekolah yang ia pimpin. Alumnus IAIN Ar-Raniry tahun 1988 dan menyelesaikan S2-nya di FKIP Unsyiah tahun 2004 ini, hingga saat ini telah mengepalai tiga SMA di Banda Aceh. Sebelum tsunami 26 Desember 2004, wanita kelahiran Aceh Besar 14 September 1959 ini pertama kali dipercaya menjadi Kepala SMA Negeri 6 di Lamjabat Ulee Lheue. Di sekolah ini, Aisyah meraih sebagai juara I penyelenggara pendidikan agama tingkat nasional. Dari situ, Aisyah kemudian dipercayakan mengepalai SMA Negeri 10 Fajar Harapan, menggantikan Abdul Aziz yang meninggal akibat tsunami. 



Di sekolah yang dibangun Pemko Banda Aceh dengan konsep boarding school ini, Aisyah M Ali mampu memperlihatkan kepiawaiannya dalam memenej sekolah unggul tersebut.  Sejumlah prestasi pun dipersembahkan siswa-siswa sekolah yang terletak di Batoh tersebut. Aufar, misalnya, keluar sebagai juara Olimpiade Sains di Moskow dan Zulfikar di Siberia.

Kecuali itu, untuk mendukung keberhasilan siswa SMA Negeri 10 Fajar Harapan, Aisyah tidak hanya berani mendatangkan guru tamu ke sekolah, tapi juga tak segan-segan membawa murid untuk praktik ke laboratorium di luar sekolahnya setelah bekerja sama dengan Fakultas MIPA Unsyiah. Ketua tim dewan juri seleksi kepala sekolah berprestasi, Saridin MPd ketika ditanya  kemarin mengaku apa yang dicapai Kepala SMA Negeri 9 Tunas Bangsa yang dikenal dengan “sekolah plus olahraga” itu sebagai sesuatu yang wajar.

Kecuali juara I yang akan mewakili Aceh ke lomba pemilihan kepala sekolah berprestasi tingkat nasional di Jakarta (12-18 Agustus 2011), panitia lomba juga menetapkan juara II dan III untuk masing-masing jenjang pendidikan. Sedangkan di sekolah yang dipimpinnya saat ini, Aisyah mampu mendidik muridnya, Rahmat, hingga masuk Tim Basket Indonesia ke Amerika Serikat dan Irfan ke lomba atletik tingkat Asia di Singapura, serta menyumbangkan sejumlah pesepakbola di tim Arafura Game.

Juara kedua TK, SD, SMP, dan SMA masing-masing tercatat Ainul Mardhiah SPd (TK Aisyah Bustanul Athfal Langsa), Fauziatul Halim SPd (Kepala SDN 50 Banda Aceh), Sulaiman SPd (SMPN 5 Seulimuem), dan Dra Sansrisna MSi (SMAS Sukma Bangsa Sigli). Sedangkan di peringkat ketiga masing-masing ditempati Suwaibah SPd (Kepala TK Raudhatul Jannah Bireuen), Cut Dandalina SPd (Kepala SDN 10 Percontohan Meulaboh), Sopar SPd (Kepala SMPN Kaway XVI Aceh Barat), dan Drs Hasan Basri (Kepala MAN Suak Timah Aceh Barat). (sir)

siapa aisyah m ali?
- Lahir 14 September 1959 di Aceh Besar
- S1 di Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, tamatan 1988
- S2 di FKIP Unsyiah, tamatan 2004
- Kepala SMAN 6 2002-2005
- Juara 1 nasional sekolah penyelenggara pendidikan agama Islam
- Kepala SMAN 10 Fajar Harapan 2005-2008
- Kepala SMAN 9 Tunas Bangsa 2008-sekarang

Bupati dan Sekda Agara Dilapor ke Polda Aceh

BANDA ACEH - Bupati Aceh Tenggara (Agara) Hasanuddin Beru dan Sekda setempat, Hasanuddin Darjo, dilaporkan Ketua Badan Kehormatan DPRK Agara, Tgk Affan Husni JS, ke Polda Aceh. Keduanya dilapor atas dugaan memalsukan dokumen Qanun APBK 2011 Agara dengan menghilangkan dana luncuran sebesar Rp 59 miliar, tapi dana itu tetap digunakan.  Kemarin, Affan untuk ketiga kalinya dipanggil ke Polda Aceh. Namun, dalam pemeriksaan sekitar dua jam secara tertutup itu, ia mengatakan tidak banyak dimintai keterangan, melainkan hanya memperbaiki data laporannya terhadap Bupati dan Sekda Agara yang telah dia ajukan beberapa hari lalu itu. 

“Inti laporan saya karena dalam Qanun APBK 2011 yang disahkan DPRK Agara, tercantum dana luncuran 59 miliar untuk pendidikan, kimpraswil, dan lain-lain. Dalam Qanun APBK 2011 Agara yang diputuskan eksekutif, dana luncuran itu tak ada, tapi pemakaiannya justru ada. Hal itu dibuktikan lewat SP2D. Karena itu, Bupati dan Sekda kita laporkan,” kata Affan ketika dicegat wartawan seusai pemeriksaan. Menurut Affan, perbuatan itu dikhawatirkan merugikan negara karena memanfaatkan dana di luar Qanun APBK yang telah diputuskan. Bahkan, jika sudah ada indikasi merugikan negara, Affan mengatakan akan melaporkan hal itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Sedangkan yang kita laporkan ke polisi sekarang hanya kasus pemalsuan dokumen,” ujarnya. 

Affan mengaku tak tahu apakah Bupati dan Sekda setempat sudah mengetahui apa yang dia laporkan ke Polda. Tapi, menurutnya, sejumlah saksi sudah dimintai keterangan. “Sedangkan saya sendiri juga akan dipanggil kembali untuk dimintai keterangan,” kata Affan.  Kemarin, Affan didampingi aktivis LSM antikorupsi di Aceh Tenggara, yaitu Direktur Aceh Alas Independen (AAI), Ali Amran. Sedangkan Bupati Hasanuddin Beru dan Sekda Hasanuddin Darjo hingga malam tadi belum berhasil dihubungi. Keduanya juga belum menjawab  tentang hal itu. Saat dihubungi, Bupati Agara tak mengangkat hp-nya, sedangkan hp Sekda tidak aktif.

ADF Bangun Pabrik Asap Cair di Bireuen

Banda Aceh  - Aceh Development Fund (ADF) bersama mitranya akan membangun pabrik asap cair di Gampong Beunyot Kecamatan Juli, Bireuen melalui program Tekhnologi Ramah Lingkungan untuk Industri Proses Perikanan (Terapan).
Program Manager Terapan, Faisal Hadi, Jumat (22/7) mengatakan, areal yang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bireuen untuk lokasi pembangunan pabrik asap cair itu seluas 60 x 50 meter persegi. “Saat ini, kami sedang melakukan proses tender untuk pembangunan pabrik,” katanya.
Dia menambahkan, total dana yang dianggarkan untuk pembangunan pabrik itu senilai Rp2,3 miliar, termasuk untuk peralatan mesin produksi asap cair dan training. Dana untuk membangun semua kegiatan tersebut bersumber dari hibah Multi Donor Fund (MDF) melalui proyek Fasilitas Pembiayaan Pembangunan Ekonomi (EDFF).
Pabrik itu nanti menjadi milik Badan Usaha Milik Gampong (BUMG), dengan pengelola direkrut sesuai spesifikasi dan kualifikasi di bagian posisi pekerjaan yang dijalankan. “Pengelolaannya juga dimungkinkan bekerja sama dengan pihak swasta secara profesional,” kata Faisal.
Umi Fathanah, koordinator Industri  Asap Cair menambahkan bahwa pabrik asap cair itu membutuhkan bahan baku sebanyak 1.200 kilogram tempurung kelapa perhari dan sekitar 1 sampai 1,5 meter kayu kubik sehari untuk bahan bakar. “Dari hasil pembakaran, nanti akan diperoleh produk 400 liter asap cair, 120 liter tar dan 400 kilogram arang dalam sehari,” kata Umi.
Dia menjelaskan, asap cair adalah cairan yang dihasilkan dari pembakaran tanpa oksigen (pirolisis) yang diembunkan. Sedangkan, pirolisis adalah reaksi pembentukan secara fisika dengan kaedah pembakaran tidak sempurna.
Asap cair yang diproduksi dari pabrik itu ada tiga jenis yaitu grade 1, grade 2, dan grade 3. Asap cair grade 1 digunakan untuk pengawet makanan siap saji seperti mie, baso, tahu dan lain-lain. Asap cair grade 2 dapat dipakai sebagai bahan pengawet ikan basah. Sedangkan, asap cair grade 3 bisa dipakai untuk penggumpal lateks.
“Kita berharap masyarakat memakai asap cair, terutama untuk mengawetkan ikan basah dan berbagai jenis makanan siap saji lain karena asap cair berasal dari bahan yang alami dan aman bagi kesehatan,” katanya. “Selama ini, sebagian masyarakat menggunakan formalin untuk mengawetkan ikan basah dan makanan siap saji, padahal sangat berbahaya bagi kesehatan.

Kasus Korupsi di Sabang Rendah

Sabang,  Aceh - Kasus korupsi menduduki urutan terendah dibandingkan kasus Narkotika dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Sabang pada tahun 2011.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sabang R Haikal mengatakan pihaknya masih mengumpulkan data terkait kasus korupsi yang sudah dilimpahkan polisi.
“Pada tahun 2011 baru dua kasus yang dilimpahkan polisi dan sudah ditangani kejaksaan,” kata R Haikal usai menggelar acara HUT Adhiyaksa ke 51 di Kantor Kejari Sabang, Jumat (22/7).
Rendahnya kasus pencurian uang negara itu, menurut R Haikal tidak terlepas dari prestasi Pemerintah Kota Sabang yang sudah tiga kali berturut-turut memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Memang WTP bukan indikator, tapi dengan administrasi yang baik maka tindakan korupsi itu sendiri dapat dikurangi,” tambah Haikal.
Haikal mengatakan, kasus paling banyak ditangani Kejari Sabang pada 2011, yakni narkotika dan KDRT. Kata dia, dua kasus tersebut terus meningkat di Sabang setiap tahunnya.
“Tahun ini meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya. Rata-rata, dalam sebulan ada lima sampai delapan kasus yang kami proses,” kata Haikal.
Meski tenaga jaksa masih berkurang di Kejari Sabang, R Haikal mengatakan pihaknya tetap berusaha maksimal untuk menyelesaikan kasus tersebut hingga tuntas.
“Prosesnya harus berjalan dan sekecil apapun kasus yang masuk wajib kita tangani hingga tuntas,” tambahnya.
Pada HUT Adhiyaksa ke 51 tahun 2011, Haikal mengatakan pihaknya tetap berupaya untuk meningkatkan profesionalitas kerja dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Sabang.
“Kami tetap professional, meski hingga saat ini dana remunerasi untuk kejaksaan dari pemerintahan belum juga turun,” katanya