Jumat, 04 Maret 2011

Tunawisma Tua Ditemukan Terlantar di Puskesmas Karimun

KARIMUN, Batam - Seorang pria tua yang diduga tanpa keluarga ditemukan terlantar di belakang Puskesmas Tanjungbalai Karimun, Jumat (4/3/2011) sekitar pukul 10:30 WIB.

Namun begitu, saat dibawa ke Puskesmas Tanjungbalai Karimun, pria yang diperkirakan menderita sesak nafas dan kedua kakinya terlihat bengkak itu sempat mendapat penolakan untuk dirawat.

"Pihak puskesmas sempat menolak untuk menanganinya saat kami bawa ke sana (puskesmas, red). Kata petugasnya kami disuruh minta surat keterangan dari dinas sosial dulu," ujar seorang anggota Satpol PP Karimun.

Tudingan penolakan itu langsung dibantah Kepala Puskesmas Tanjungbalai Karimun, Dr Ade Kristiawan dan mengatakan itu sebuah fitnah yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Itu fitnah, demi Tuhan kami (Puskesmas, red) tidak seperti itu. Kami tidak pernah membeda-bedakan calon pasien yang datang kepada kami. Mungkin tadi pagi itu hanya miss komunikasi saja. Sekali lagi tudingan itu tidak benar" ujar Dr Ade Kristiawan menjawab media di Puskesmas Tanjungbalai Karimun kemarin.

Ade kemudian menjelaskan bahwa tunawisma tersebut pernah sekitar 2 bulan dirawat di Puskesmas Tanjungbalai Karimun. Dan dikarenakan kerap membuat kegaduhan, sementara pihak lain juga tidak mendapatkan solusi, akhirnya pihaknya memilih membiarkannya.

Hal senada juga dikatakan Kepala Tata Usaha Puskesmas Tanjungbalai Karimun, Azmi. Kepada media, Azmi mengatakan pihaknya kemarin sempat membawa masuk tunawisma tersebut ke dalam Puskesmas namun karena gaduh dan tidak ada yang bertanggungjawab atas kondisinya, Puskesmas pun meminta Satpol PP Karimun untuk membantu mereka mendapatkan surat keterangan dari Dinas Sosial (Dinsos) Karimun agar dicarikan solusi penanganan.

"Saat dibawa ke sini (Puskesmas, red) tidak ada keluarga yang mengantarkan dan menjelaskan keluhan dia (tunawisma, red), jadi kami pun bingung musti lakukan apa. Apalagi saat itu ia cukup gaduh dan kami khawatir hal tersebut bisa berimbas kepada ketidaknyamanan pasien kami yang lainnya yang saat ini rawat inap," jelas Azmi.

Saat Satpol PP Karimun membawa tunawisma tua itu ke kantor Dinsos Karimun di Poros, Kecamatan Tebing, namun kosong. Berdasarkan keterangan seorang pegawai, kantor Dinsos lagi kosong karena jumatan.

Alhasil, petugas Satpol PP Karimun dan sejumlah awak media kembali lagi ke Puskesmas Tanjungbalai Karimun yang berjarak sekitar 10 Kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Karimun di Poros itu.

Kali ini, perlakuan pihak Puskesmas mulai berbeda. Mereka terlihat mulai melayani tunawisma tua itu di ruang unit gawat darurat. Bahkan sejumlah perawat yang sedianya akan pulang, kembali lagi ke Puskesmas.

Mereka mulai terlihat sibuk memberikan bantuan dan pelayanan kepada tunawisma tua tersebut.

"Kita akan coba berikan bantuan di unit gawat darurat dulu ,"ujar Azmi, Kepala TU Puskesmas Tanjungbalai Karimun.

Tunawisma tua itu berdasarkan keterangan seorang anggota Satpol PP Karimun, ditemukan pertama kali di belakang Puskesmas Tanjungbalai Karimun, Jumat pagi kemarin.

Saat ditemukan, tunawisma tua itu berada dalam kondisi bugil. Sementara celananya hanya dipegangi begitu saja. Nada bicaranya pun kurang jelas.

Upacara Melasti Nyepi Menarik Perhatian

BATAM - Acara Melasti sebagai prosesi pertama dalam rangkaian perayaan nyepi yang dilakukan oleh umat Hindu. Acara ini yakni sebagai sebagai pencucian benda-benda pusaka umat hindu.

Acara yang dilakukan dengan berbagai arak-arakan dengan membawa barong dan macam-macam persembahan seperti buah-buahan. Dibawa mulai dari Pura dan akan berakhir di danau. Dalam acara yang merupakan arak-arakan juga melewati jalan Raya.

Acara ini sempat menghambat pengguna jalan raya, sehingga terjadi kemacetan yang cukup panjang. Sebagian besar pengguna jalan menikmati acara ini, itu terlihat dari banyaknya pengguna jalan raya mengabadikannya lewat Potretan-potretan menggunakan ponsel saja.

Acara keagamaan ini diikuti oleh hampir seluruh umat hindu se Kota Batam dan melewati jalan raya, akan tetapi tidak ada satupun pihak kepolisian setempat yang tampa berjaga selama prosesi ini berlangsung.

Unicef Kucurkan Rp 90 M untuk Aceh

BANDA ACEH - Badan PBB untuk pendanaan Anak, Unicef menyiapkan anggaran sebesar 9 juta dolar AS (sekitar Rp 90 miliar) untuk membantu perbaikan sistem dan kapasitas di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan rakyat di Aceh. Program ini direncanakan akan dimulai tahun 2011 hingga 2012 mendatang, sebagai bagian dari program jangka panjang Unicef dalam membantu pemulihan Aceh pascatsunami 2004 lalu.  

“Untuk pembangunan pendidikan, kesehatan dan bidang kesra kami telah siapkan anggaran 9 juta dolar AS atau senilai Rp 90 miliar,” sebut  Kepala Kantor Unicef Perwakilan Aceh, Abdul Kadir Musse dalam pertemuannya dengan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, di ruang kerja Gubernur Aceh, Kamis (3/3).

Staf peneliti Unicef Bidang Sosial dan Kebijakan Unicef, Inggrid Kolb Hindarmanto mengatakan, pascatsunami dan damai, Aceh sudah banyak kemajuan, baik untuk di bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan lainnya. Begitupun, kemajuan yang telah dicapai Aceh selama lima tahun pascatsunami dan damai itu, belum membuat jumlah penduduk miskin dan derajat kesehatan masyarakat Aceh berada di atas rata-rata nasional. 

Saat ini, jumlah penduduk miskin Aceh masih mencapai 20,98 persen atau berada di atas rata-rata nasional yang hanya 13,13 persen. Begitu juga jumlah pengangguran di Aceh sebanyak 8,60 persen masih berada di atas rata-rata nasional yang berada di angka 7,41 persen. 

Namun demikian, kata Inggrid, dibandingkan lima tahun lalu, di mana jumlah penduduk miskin Aceh mencapai 28,28 persen, jelas kini terjadi penurunan yang cukup signifikan, mencapai 87,3 persen lebih. Jumlah pengangguran juga telah menurun dibandingkan lima tahun lalu yang mencapai 10,43 persen.

Staf Ahli Unicef Bidang Kesehatan, Simon Sengkerij mengungkapkan, hasil penelitiannya di desa-desa, jumlah kematian ibu dan bayi saat melahirkan di Aceh masih tinggi dan berada di atas nasional. Kecuali itu, anak balita di Aceh yang mengalami ancaman gizi buruk juga masih cukup besar mencapai 23 persen. 

Ia mengatakan, hal ini perlu menjadi perhatian khusus Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota, karena ia bisa menurunkan kemempuan berfikir dan ketehanan fisik generasi Aceh di masa datang.

Masukan hampir serupa juga dilontarkan staf Ahli Unicef Bidang Pendidikan, Oemardi. Ia mengatakan, meski kemajuan Pendidikan di Aceh telah membaik pada pascatsunami dan konflik, tapi menurut analisanya, masih banyak anak putus sekolah untuk jenjang pendidikan SD dan SMP. Hal ini karena pengaruh kemiskinan dan faktor transportasi. “Tapi untuk kemauan bersekolah anak-anak di Aceh sudah berada di atas nasional,” kata dia. 

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, atas nama masyarakat dan Pemerintah Aceh, mengucapkan terima kasih kepada Unicef yang melanjutkan program bantuannya pascatsunami. Ia mengakui, sebelum ada program bantuan pendidikan bagi anak yatim piatu, putus sekolah, anak terlantar dan fakir miskin, jumlah anak sekolah yang drop out untuk jenjang pendidikan SD dan SMP cukup besar. Tapi setelah program bantuan pendidikan itu sudah berjalan tiga tahun, jumlah anak putus sekolah menurun drastis.

Setiap tahunnya, sebut Gubernur Irwandi Yusuf, tidak kurang 100.000-125.000 anak yatim piatu, putus sekolah, terlantar dan fakir miskin yang diberikan bantuan pendidikan Rp 1,8 juta/anak/tahun. Uang sebesar itu cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan anak sekolah. Bantuan pendidikan itu diberikan mulai dari jenjang pendidikan SD, SMP sampai SMA.

Terkait dengan masalah gizi bagi balita dan anak, Gubernur Irwandi Yusuf mengatakan, persoalan ini akan menjadi perhatian serius pemerintah Aceh kini dan ke depan. “Sedangkan masih tingginya jumlah kematian balita dan ibu saat melahirkan, hal itu akan berkurang dengan adanya program pengobatan dan bersalin gratis melalui program JKA di setiap puskesmas dan rumah sakit umum daerah kabupaten/kota dan provinsi,” ujar Irwandi Yusuf.

Hari Ini, Gubernur Umumkan Pelaksanaan Lelang Kolektif

BANDA ACEH - Pemerintah Aceh, mulai hari ini, Jumat (4/3) dan Minggu (5/3) mengumumkan paket-paket proyek Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2011, yang telah dibahas bersama oleh Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) dan Pokja Badan Anggaran DPRA, di Harian Serambi Indonesia.

“Dari perkiraan awal sebanyak 3.699 paket senilai Rp 2,8 triliun, yang akan diumumkan, sementara ini yang baru bisa diumumkan sebanyak 3.385 paket dengan nilai Rp 2,246 triliun,” kata Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang didampingi Karo Hukum dan Humas Setda Aceh, Makmur Ibrahim SH MH kepada Serambi, Kamis (3/3).

Dasar pengumuman lelang paket-paket proyek RAPBA 2011 ini di media cetak, kata Makmur Ibrahim, pasal 73, 74 dan 75 Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. “Untuk transparansi dan pengawasan oleh publik, Pemerintah Aceh selain mengumumkannya di website, juga di media cetak lokal yang beroplah besar dan peredaran luas,” katanya.

Dikatakan, kebijakan tersebut juga sudah mendapat rekomendasi dari Pimpinan DPRA. Permintaan rekomendasi kepada DPRA, dimaksudkan bahwa pelaksanaan pengumuman lelang paket proyek RAPBA 2011 sebelum pengesahan RAPBA 2011 dilakukan, atas keinginan bersama yakni eksekutif dan legislatif. “Proyek-proyek yang kita umumkan ini, sudah termasuk paket proyek otsus kabupaten/kota 2011 yang masuk dalam APBA 2011,” kata Makmur.

Dari 3.385 paket proyek dengan nilai Rp 2,246 triliun yang diumumkan itu, sebut Makmur, paket pengadaan barang sebanyak 658 paket (Rp 329,6 miliar), konstruksi 2.386 paket (Rp 1,799 triliun), konsultan 321 paket (Rp 111,9 miliar), dan jasa lainnya 20 paket (Rp 4,7 miliar). Dari jumlah paket yang dilelang tersebut, sebanyak 1.024 paket dikelola Kuasa Penggunaan Anggaran (KPA) Pemerintah Aceh dan sisanya 2.081 paket lagi dikelola oleh KPA 23 Pemerintah Kabupaten/Kota.

Rincian paket
Adapun rincian paket proyek APBA 2011 yang dikelola SKPA Provinsi, adalah Dinas Pendidikan 990 paket, Dinas Bina Marga dan Cipta karya 704 paket, Dinas Pengairan 322 paket, Dinas Kesehatan 303 paket, Dinas Kehutanan dan Perkebunan 202 paket, Dinas Kelautan dan Perikanan 139 paket, Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan  134 paket, Disperindagkop dan UKM 103 paket, Dinas Pertanian Tanaman Pangan  80 paket, Dishubkomintel 73 paket, Distamben 59 paket.

Selanjutnya, Dispora 35 paket, Disnaker dan Mobduk 29 paket, Dinsos 29 paket, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 28 paket, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 24 paket, BPM 22 Paket, Badan Arsip dan Perpustakaan 23 paket, Badan Pembinaan Dayah 23 paket, RSU Zainoel Abidin 20 paket, Dinas Syariat Islam 11 paket, DPKKA 6 paket, Bapedalda 5 paket, Rumah Sakit Jiwa 4 paket, Badan Kesbanglinmaspol 4 paket, Sekretariat DPRA 3 paket, Inspektorat 3 paket, Sekretariat Daerah 2 paket, RS Ibu dan Anak 2 paket, Bappeda 2 paket, MUI 1 paket.       

Para kontraktor dan publik yang ingin mengetahui rincian nama paket kegiatan yang dilelang, dapat dilihat langsung pada papan pengumuman di masing-masing SKPA Provinsi, SKPK Kabupaten/Kota, atau dapat juga diakses melalui situsweb: http://lpse.acehprov.go.id.

BI Stop Bangun Rumah Nelayan di Aceh Barat

MEULABOH - Pihak Bank Indonesia (BI) kembali menyampaikan penegasan dalam suratnya dilayangkan ke Bupati Aceh Barat yang menyatakan bahwa menghentikan sementara waktu pembangunan rumah hunian kampung nelayan baik di Kecamatan Meureubo maupun Samatiga.

Surat tertanggal 2 Maret 2011 itu merespons permintaan Pemkab Aceh Barat agar BI berkenan menjadi mediator rencana pemindahan lokasi pembangunan. Sebelumnya pada 24 Februari lalu, BI menyatakan rencana pemindahan lokasi dari Kecamatan Meureubo ke Samatiga masih bersifat usulan.

Surat yang ditantangani Koordinator Program Perbankan Peduli NAD-Sumut, Dyah NK Makhijani, selain ditujukan kepada Bupati Aceh Barat, di Meulaboh, turut ditembuskan pula ke Gubernur Aceh, DPRA, Pimpinan BI di Banda Aceh, Wabup Aceh Barat, DPRK, Kepala Bappeda, Kadis Cipta Karya, dan Camat Meureubo.

Dalam surat yang dikirim kemarin, BI menyatakan bahwa pihaknya tdak mau ditempatkan sebagai mediator musyawarah, terkait permasalah lokasi/lahan sarana hunian Mukim Nelayan Meureubo (MNM). Sebab, proses mediasi merupakan tanggung jawab Pemkab Aceh Barat sebagai penyedia lahan.

Selain itu, BI menegaskan bahwa mengingat belum ada kesepakatan, maka proses pekerjaan pembangunan hunian kampung nelayan, baik di Meureubo maupun di Samatiga, dihentikan sementara. “Selanjutnya, sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan selanjutnya, kami bupati dapat menyampaikan posisi saldo keuangan per tanggal surat dikeluarkan atas dana bantuan yang telah disalurkan sesuai perjanjian,” tulis surat BI itu.

Pertemuan batal
Sementara itu, Kabag Pembangunan Pemkab Aceh Barat, Azhari SAg MSi ditanyai Serambi, Kamis (3/3), mengatakan pertemuan bersama Pemkab, BI, dan masyarakat Meureubo, yang sudah dijadwalkan kemarin, gagal dilaksanakan karena pihak BI dari Jakarta tak hadir ke Meulaboh dan hanya menyampaikan saja melalui suratnya. “Terhadap jadwal pertemuan akan dimusyawarahkan lagi,” ujarnya.

Dia juga membenarkan bahwa untuk sementara waktu ini pembangunan kampung nelayan sudah dihentikan dan itu merupakan hasil pertemuan di DPRK pada Rabu (2/3) dan surat yang dilayangkan oleh BI tertanggal 2 Maret 2011.

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan masyarakat nelayan dan aparat desa dari Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Rabu (2/3) berunjukrasa ke gedung DPRK setempat. Aksi yang sudah beberapa kali dilakukan itu adalah memerotes dan menolak pemindahan lokasi rumah dan perkampungan nelayan dari Kecamatan Meureubo ke Kecamatan Samatiga.

Bupati Aceh Barat, Ramli MS, sebelumnya juga mengaku kecewa atas berlarutnya pembangunan rumah nelayan yang dananya mencapai Rp 25 miliar itu. Sebab, peletakan batu pertama pada 26 Desember 2005 lalu, hingga 2011 ini belum juga dibangun. “Ini terkesan seperti dipermainkan,” katanya.

Perbup APBK ‘Sidang Rakyat’ Diteken

Blangpidie  - Aceh. Bupati Akmal Ibrahim, Kamis (3/3) menandatangani Peraturan Bupati (Perbup) APBK Abdya 2011 sebesar Rp 435 miliar lebih melalui sidang terbuka di halaman kantor bupati setempat. Prosesi penandatanganan APBK yang diistilahkan hasil sidang rakyat tersebut disaksikan ribuan orang termasuk guru-guru yang menyebabkan aktivitas belajar mengajar sempat terhenti.

Peristiwa langka dan dinilai bersejarah itu turut disaksikan anggota Muspida Abdya, Ketua DPRK M Yusuf bersama sejumlah anggota dewan, Wabup Syamsurizal, Dandim 0110 Letkol Arm E Dwi Karyono AS, Kapolres AKBP Drs Subakti, Kajari Blangpidie Umar Zakar SH, Ketua MPU Tgk H Abdurrahman Badar, dan Ketua MPD Zulkifli Ali.

Sekda Abdya Drs Yufrizal S Umar MSi bersama seluruh asisten, staf ahli, pejabat dinas, badan/kantor hadir dengan memakai seragam PSL, termasuk Sekwan H Husaini Haji. Dansubdenpom IM/2-4 Blangpidie Aceh Lettu CPM Obet Santoso, staf khusus HM Yunus Mawardi SH juga berbaur dalam acara itu.

Juga tak ketinggalan pejabat eselon II, para camat, imum mukim, dan keuchik yang hadir dengan seragam PDU. Terlihat pula pimpinan parpol, ormas, OKP, kepala sekolah, guru, dan tokoh masyarakat dari seluruh kecamatan.

Sidang dipimpin Wabup Syamsurizal diawali laporan Sekda Yufrizal S Umar dengan mengatakan hingga pukul 10.00 WIB yang meneken daftar hadir mencapai 1.115 orang. Laporan terakhir dari Kabag Humas dan Protokoler, Drs Husaini, jumlah hadirin mencapai 2.000 lebih. 

Bupati Akmal Ibrahim dalam pidatonya mengatakan, penetapan APBK Abdya 2011 dituangkan dalam Perbup Nomor 8/2011 Tanggal 3 Maret 2011 terdiri dari pendapatan Rp 424,2 milliar lebih dan belanja daerah Rp 435 milliar lebih, defisit Rp 10,8 miliar. Soal defisit anggaran sebesar itu dapat dinolkan setelah ditutup dengan Silpa 2010. “Ini merupakan peristiwa baru dan barang kali sangat unik di Indonesia. Biasanya, penetapan anggaran saya teken bersama Pimpinan DPRK dalam sidang paripurna,” katanya.

Keputusan meneken Perbup Pelaksanaan APBK 2011 Aceh dengan risiko yang bisa terjadi ke depan, menurut Akmal demi kemaslahatan daerah dan masyarakat Abdya. “Bila tidak saya teken hari ini, kemungkinan Abdya menerima penalti dari Kementerian Keuangan berupa pemotongan anggaran mencapai 25 persen,” ujar Akmal.

Akmal memerintahkan Sekda Abdya untuk segera membawa Perbup Pelaksanaan APBK Abdya 2011 tersebut kepada Kementerian Keuangan. Sedangkan semua pimpinan SKPD setempat diinstruksikan untuk melaksanakan kegiatan yang telah diprogramkan setelah satu jam perbup diteken.

Ribuan pegawai honorer yang bekerja di Satpol-PP, rumah sakit, jajaran instansi pemerintah lainnya, termasuk honor petugas pemungut sampah, di mana pembayaran honor macet sejak beberapa bulan, diperintahkan segera dibayar. Uang tunjangan khusus (TC) diminta segera diamprah dan tidak dipersulit. Bibit padi untuk disalurkan kepada petani diperintahkan segera dibeli. Santunan kematian bagi warga yang mengalami musibah kematian sejak 1 Januari 2011 juga diinstruksikan segera dibayar dan dana Program Pembangunan Gampong (PPG) untuk diamprah. 

Sekolah terhenti
Dampak acara penandatanganan ‘Perbup APBK Sidang Rakyat’ di Abdya, aktivitas belajar mengajar di sebagian besar sekolah di kabupaten itu terhenti karena guru dan kepala sekolah harus menghadiri sidang lapangan itu.

Ketua Komisi D DPRK Abdya, Tgk Idris kepada wartawan, Kamis (3/3) melakukan  inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah sekolah karena ada informasi adanya instruksi dari pejabat teras di Abdya agar seluruh PNS, guru serta pegawai di semua sekolah menghadiri acara pengesahan APBK Abdya versi sidang rakyat. “Kita mengecam aksi penggiringan pendidik untuk mendukung kepentingan politik penguasa. Cara-cara seperti ini sangat berbahaya bagi dunia pendidikan,” kata Tgk Idris.

Menurut Idris, hampir seluruh sekolah di Abdya, Kamis (3/3), proses belajar mengajarnya hanya berlangsung setengah hari. Sekira pukul 11.00 WIB para guru dan kepala sekolah mulai meninggalkan tugas dan berangkat menghadiri rapat penandatanganan Perbup APBK Abdya 2011. “Anak-anak pulang sebelum waktunya. Aktivitas belajar-mengajar terhenti,” kecam Tgk Idris didampingi beberapa anggota DPRK Abdya lainnya seperti Afdal Jihad SAg, RS Darmansyah SE, M Jufri Hasan, M Najib Z SPd, Muhammad Nasir, Fakrurrazi Adami, M Nasir, Zaman Akli, dan Elizar Lizam SE Ak.

Kecaman serupa juga disampaikan Ketua PGRI Abdya Drs Ramli Bahar dan Sekjen Forum Komunikasi Pemuda Abdya (FKPA) Edi Syahputra Spd. “Penggiringan guru ke acara tersebut jelas sangat politis, karena guru-guru tidak memiliki kaitan apapun dengan acara tersebut, apalagi itu berlangsung di saat jam belajar mengajar,” kata Ramli Bahar dibenarkan Edi Syahputra

Jadi Sahabat dan Motivator Bagi Anak


Modernitas memang memaksa orang bergerak cepat, atau tertinggal. Rutinitas yang senantiasa bergerak cepat berpengaruh terhadap keluarga yang kemudian menjadikan komunikasi orangtua dan anak 
semakin berjarak. Faktanya, hal ini sering dialami para ibu rumah tangga yang bekerja atau ibu rumah tangga sebagai wanita karir.
Tapi itu tak terjadi pada ibu rumah tangga sebagai wanita karir satu ini, Roslinda Marpaung, anggota DPRD Sumatera Utara dari Partai PPRN. Baginya, menjadi wanita karir bukan berarti penghalang menjadi ibu rumah tangga yang begitu perhatian dalam mendidik anak-anaknya.
“Sebenarnya, pertumbuhan dan perkembangan anak tidak tergantung atau tidak ada hubungannya antara menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir, tetapi lebih kepada cara mendidiknya. Banyak ibu rumah tangga yang gagal mendidik anaknya, di lain pihak, banyak juga wanita karir yang sukses dalam mendidik anak-anaknya,” ujar anak dari Prof Dr Boloni yang mendirikan RS Boloni di Jalan Mongonsidi Medan ini.
Dikatakan wanita kelahiran 3 Agustus 1969 ini, pilihan menjadi wanita karir adalah sebuah pilihan untuk menjadi wanita super, sukses sebagai diri sendiri, istri, ibu, dan sukses juga sebagai ibu wanita karir.
“Nah, di sinilah letaknya peran si ibu karir dalam mendidik dan memperhatikan perkembangan anaknya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk tetap memberikan perhatian kepada anak meski si ibu sesibuk apapun. Jangan malah lupa memberikan perhatian kepada anak karena kesibukan si ibu. Kasihan kan anak jadinya,” kata anak keempat dari lima bersaudara ini.
Wanita yang akrab disapa dengan nama Linda ini mengaku, ia tak hanya berperan sebagai ibu saja bagi anak-anaknya, tapi juga menjadi teman bagi anaknya. “Ini untuk menjalin hubungan saya bersama dengan anak-anak menjadi menyenangkan. Jadi, anak-anak selalu terbuka komunikasinya kepada saya tentang apapun. Tentang pacarnya atau sahabat-sahabatnya, tentang apapun,” aku ibu dari empat anaknya ini.
Kata wanita berkulit putih dan bertubuh langsing ini, kualitas hubungan dan komunikasi yang diberikan ibu pada anak akan menentukan kualitas kepribadian dan moral si anak. “Hubungan yang penuh akrab dan bentuk komunikasi dua arah antara anak dan orang tua merupakan kunci dalam pendidikan moral keluarga. Komunikasi yang saya lakukan adalah komunikasi yang bersifat integrative yang suka mendengarkan pembicaraan anak daripada menguasai pembicaraan saat ngobrol. Ini agar suasananya lebih mengalir,” kata dia.
Bahkan, untuk menjalin kualitas hubungan bersama anak atau keluarganya, Linda selalu memanfaatkan moment weekend bersama anak-anaknya. “Kadang kita kumpul di rumah, kadang pergi bersama. Pokoknya memanfaatkan moment weekend sebaik-baiknya bersama anak-anak saya,” tuturnya.
Lalu, sebagai ibu dari  empat anak, Linda berupaya memberikan motivator bersifat mendorong, penuh penghargaan dan perhatian kepada anak-anaknya. Sebab, ini demi meningkatkan kualitas karakter dan moral anak.
“Dalam membentuk moral anak melalui pendidikan keluarga, saya menjaga kualitas hubungan dan komunikasi, yaitu hubungan dan komunikasi yang ramah tamah dengan suasana demokrasi. Saya tidak pernah memaksakan kehendak kepada anak. Semuanya dibicarakan secara demokrasi bersama-sama,” kata istri dari Candra Panggabean ini.
Walau orang tua harus bersikap ramah dan menerapkan demokrasi pada keluarga, kata Linda, bukan berarti menunjukan karakter yang lemah dan suka mengalah. “Dalam membuat keputusan, orang tua tetap bersifat demokratis tetapi tegas dan jelas. Sebab orang tua yang tidak tegas dan mudah mengalah pada anak akan membuat anak bermental plin-plan,” bilangnya.
Dalam menentukan pilihan pendidikan, Linda bersama suami juga tak mau memaksakan kehendak mereka kepada anak. Begitu juga saat anak pertamanya meminta menimba ilmu ke Inggris dan anak keduanya meminta menimba ilmu ke Malaysia, Linda dan suami tidak melarangnya, bahkan menjadi motivator dan mendukungnya. “Keempat anak saya semuanya laki-laki. Saat ini anak pertama saya menimba ilmu di Inggris, anak kedua saya juga menimba ilmu ke Malaysia. Walau berjauhan, saya rutin memantau perkembangan anak saya melalui komunikasi dan mengunjungi mereka ” bilangnya.
Tapi paling penting bagi Linda, mendidik anaknya dengan moral agama. Sebab, agama mampu membentengi anak dari pengaruh negatif di era moderen ini

Bintang Medan vs Persebaya 1927


Medan - Sumatra Utara. Bintang Medan kembali dihadang laga berat. Melawan Persebaya 1927 malam ini di Stadion Teladan tentu bukan perkara mudah. Bintang Medan harus mampu melawan kemapanan Bajul Ijo-julukan Persebaya yang sudah lebih dulu bersiap jauh hari sebelum Liga Primer Indonesia (LPI) benar-benar digelar.
Bagi tuan rumah, masalah besar tengah melanda. Pertama soal cedera pemain. Kedua soal runtuhnya mental pasca menderita dua kekalahan beruntun yang salah satunya bahkan terjadi di kandang sendiri, ketika menjamu Jakarta 1928. Terakhir tim asuhan Michael Feichteinbener kandas di Stadion Jati Diri markas Semarang United.
Sebaliknya bagi Persebaya, laga ini bakal dimaksimalkan mencuri tiga angka. Dari tujuh laga, skuad asuhan Aji Santoso ini telah menang empat kali, sekali seri dan baru satu kali kalah. Peringkatnya pun di posisi tiga besar.
Bagi tuan rumah, laga ini semakin berat. Apalagi kini Bintang Medan hanya duduk di posisi 13 klasemen sementara. Tak ayal kemenangan harus diamankan.
Beruntung Michael melihat banyak perkembangan yang dialami timnya pasca kekalahan kontra Semarang United 2-3. “Pelatih kepala melihat anak-anak sudah menunjukkan performa terbaik,” kata Asisten pelatih khusus kiper, Syahril Nasution yang menjadi wakil Bintang Medan saat konfrensi pers di Stadion Kebun Bunga kemarin. Yang masih membuat  pihak Bintang Medan ketar-ketir tentu saja soal cedera pemain. Dipastikan Soldier Kinantan tidak akan diperkuat Amin Kamoun dan Guti di lini belakang. Absennya Amin tentu jadi soal besar. Meladeni gaya main Persebaya yang cepat dan sesekali kerap melakukan umpan silang mematikan, keberadaan Amin Kamoun untuk memotong arah bola tentu dibutuhkan.
“Kami sadar, Persebaya dihuni pemain bagus dengan pergerakan yang cepat. Tapi kami yakin bisa mengantisipasi hal itu,” sambung Syahril.
Ada opsi bagi Bintang Medan untuk mengimbangi Persebaya. Yakni main keras ala Medan atau biasa dikenal rap-rap. Kalau teori ini berhasil diterapkan pemain, maka ada kans untuk mengamankan angka. “Mungkin tim akan main keras sesuai karakter Medan,” lanjut Syahril. Yang cukup menjanjikan dari Bintang Medan adalah bakal kompletnya lini depan. Cosmin Vancea dan Yoseph Ostanika siap diturunkan. Sementara Ahn Heo Yean yang sudah mengoleksi satu  gol kemungkinan akan mendukung pergerakan dari tengah. Paharuddin dan Syamsul juga siap tampil bersama Heri atau Rohmat.  Di kubu Persebaya 1927, persiapan tentu tak jadi soal. Meski laga akan dimainkan malam, Bajul Ijo tidak masalah karena mereka juga kerap memainkan laga malam hari di ajang LPI. “Semua pemain fit. Kita siap tempur dan bertekad meraih tiga poin,” ujar Asisten pelatih, M. Afif yang mewakili Aji Santoso saat temu pers sehari sebelum laga.
Persebaya diprediksi masih akan mengandalkan duet Nico Susanto dan I Made yang didukung pergerakan lini kedua yang dikoordinir John Takpor dan Andik Vermansyah

Pasangan Mesum Digerebek Warga


Lubuk Pakam - Deli Serdang Sumatra Utara. Perbuatan Erwin (20) bersama Mawar (15) bukan nama sebenarnya jangan ditiru. Pasalnya, meski belum pasangan suami istri, mereka nekad melakukan perbuatan asusila. Namun, sial aksi mesum itu diketahui warga Jalan Spoor Desa Sekip Kecamatan Beringin, Jumat (4/3) sekitar pukul 15.00 WIB.
Memang, sejak awal warga setempat curiga terhadap tindak tanduk Erwin warga Jalan Pembangunan I Gang Buntu Desa Skip. Erwin berkerja di koperasi simpan pinjam di Lubuk Pakam, kemudian mengontrak rumah milik Sugiyem di Jalan Spoor.
Sebelum aksi pengrebekan berlangsung. Warga menyaksikan Erwin memboyong Mawar yang saat itu masih mengenakan pakaian sekolah masuk ke dalam rumah. Selanjutnya Erwin lansung mengkunci pintu dari dalam.
Lantas warga melaporkan kepada Nuriman, Madi serta Ucok yang merupakan warga setempat dan sedang melintas. Kemudian  ketiga pemuda itu serta dibantu warga setempat, mengrebek rumah yang sudah enam bulan dikontrak Erwin.
Warga langsung mendobrak pintu rumah semi permanen itu, dan menemukan keduanya. Saat digrebek Mawar yang masih tercatat pelajar SMP Tsanawiyah di Lubuk Pakam itu sudah tidak mengenakan rok. Demikian halnya Erwin tidak mengenakan celana.
Setelah ketangkap tangan pasangan mesum itu diserahkan ke Mapolsek Lubuk Pakam. Karena di Mapolres Lubuk Pakam, tidak ada Unit Pelayanan Perempuan Anak (PPA) akhirnya, pasangan mesum berbeda usia itu, diserahkan ke Sat Reskrim Polres Deli Serdang Sumatera Utara.

61 Pejabat Eselon III dan IV Dilantik Di Sumatera Utara


Sergai I- Sumatera Utara. Gerbong mutasi di lingkungan Pemkab Serdang Bedagai terus berlanjut. Kali ini, Sekretaris Daerah Pemkab Serdang Bedagai Drs H Haris Fadillah MSi melantik 61 pejabat eselon III dan IV lingkungan di lingkungan Pemkab Sergai di Aula Kantor Bupati di Sei Rampah, Jumat (4/3).
Mereka yang dilantik diantaranya Herry Sutrisno menjadi Sekcam Dolok Masihul, Drg Wahid Khusyairi MM menjadi Kabid Pengembangan SDM Dinkes Sergai, Julinar SP menjadi Kasubbag Keuangan dan Perlengkapan dan Mindo Hasian Nauli SPi menjadi Kasubbag Perencanaan dan Program/Akuntabilitas pada sekretariat Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, Marben Pangaribuan SPd, menjadi Kasubbag Umum dan Kepegawaian pada sekretariat BPMPD, R Freddy Sinaga menjadi Kasi Pembinaan Kepemudaan pada Bidang Ke pemudaan Dinas Parbudpora.
Kemudian Ekin Tumanggor dilantik menjadi Kasi Penyelenggaraan dan Pembinaan Kesenian pada bidang Kebudayaan dan Kesenian pada Dinas Parbudpora, Jailani Syafii Ginting SSos MSi menjadi Pj Kasi Koperasi pada bidang Koperasi dan UKM Dinas Sosnakerkop, Rika Vera Sopha SH menjabat sebagai Kasubbag Pemberitaan dan Penerbitan pada Bagian Hubungan Masyarakat Setdakab Sergai, Yansen Sianturi menjadi Kasubbid Kedaruratan pada bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sergai, Simon Tarigan SH sebagai Kasi Linmas Kantor Kesbangpollinmas Sergai, Samino menjadi Kasi Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pada Kantor Camat Tebing Syahbandar dan Jhonniaman Sitepu SKep sebagai Pj Kasi Monitoring dan Evaluasi pada RSU Sultan Sulaiman

Bahas Masalah Kebakaraan Pasar Dwikora


Siantar - Sumatra Utara.  Dua anggota DPRD Kota Siantar dari Komisi II Tumpal Sitorus dan Saud Simanjuntak saling  gebrak meja, adu mulut  dan nyaris adu jotos pada rapat dengar pendapat membahas kebakaran Pasar Dwikora. Akibat emosi keduanya, rapat terpaksa diundur hingga Selasa (8/3).
Keduanya terlibat adu mulut dan saling gebrak meja saat mendapat giliran memberikan tanggapan usai perwakilan dari Pemko Siantar memberikan pemaparan tentang kebakaran di Pasar Dwikora. Rapat sendiri dipimpin Ketua Komisi II Kennedy Parapat.
Saat berlangsung rapat, Saud memberikan tanggapan, dia tidak setuju dengan nota kesepakatan yang dibuat Pemko dengan perwakilan pedagang Pasar Dwikora Senin lalu (28/2) di Kantor Wali Kota.
Pemko dianggapnya tidak menghargai lembaga DPRD, sementara yang menjalankan roda pemerintahan di Kota Siantar ini lembaga DPRD dan Pemko Siantar.
“DPRD tidak difungsikan, tidak ada lagi harmonisasi dengan DPRD. Kenapa Pemko tidak melibatkan DPRD dalam membuat kesepakatan ini. Kebakaran itu bukan masalah wali kota, kalau mau buat kesepakatan harusnya  libatkan  muspida yang lain,” terangnya.
“Kalau memang tujuan Pemko membuat nota itu bagaimana supaya suasana diantara pedagang sejuk, harusnya libatkan DPRD. Kebakaran itu bukan tanggungjawab Hulman saja,” tegas Saud lagi.
Giliran Tumpal memberikan tanggapan, dia malah memberikan kritik terhadap Saud yang dinilainya melebarkan masalah dan tidak sesuai dengan agenda yang akan dibahas antara Pemko dengan DPRD. “Mohon maaf Pak Saud dan Pak Rudolf, saya minta supaya rapat ini jangan mengambang dan melebar kemana-mana. Yang perlu kita bahas sekarang bagaimana memperhatikan nasib 15.000 pedagang pasca kebakaran, tidak perlu kita bahas lagi nota kesepakatan itu,” jelas Tumpal dengan suara yang meninggi.
“Saya juga tidak setuju pernyataan pak Rudolf, masak pak Rudolf bilang status Pasar Parluasan tidak jelas. Status pasar itu jelas dikelola kecamatan, marah nanti bapak-bapak ini (Perwakilan Pemko, red)  kalau dibilang tidak jelas,” tegasnya lagi. “Izin pimpinan, kok jadi sesama kita yang berdebat, saya tidak setuju kalau tanggapan anggota yang lain diprotes,” teriak Saud.
“Izin pimpinan, itu hak saya mau ngomong apapun di Indonesia ini, saya juga anggota dewan,” balas Tumpal dengan muka merah.
“Izin pimpinan, hak saya juga ngomong apapun,” balas Saud dengan nada emosi. Tiba-tiba Saud menggebrak meja, braak. Dan Tumpal pun tidak mau kalah, Tumpal balas memukul meja. “Harusnya yang kita bahas sekarang bagaimana kedepan nasib 15.000 pedagang,” tambah Tumpal lagi melalui pengeras suara.
Disebabkan situasi panas antara dua orang ini, anggota dewan yang lain dari Komisi II yakni Fauzi Siagawan dan Christina Novelindah yang duduk  satu meja dengan kedua orang ini pun meminta supaya sidang di skor. Begitu juga dengan beberapa pejabat Pemko yang hadir meminta supaya rapat diskor. Dan Kennedy Parapat pun cepat tanggap. “Sidang kita skor 1 jam,”jelas Kennedy seraya mengetuk palu satu kali.
”Kenapa diskor, saya tidak emosi coba cek tensi darah saya dan saya juga tidak mabuk,” sanggah Tumpal seraya menunjukkan lengan tangannya. “Tapi bapak tadi emosi,” jawab Kennedy lagi. Usai rapat dinyatakan diskor, Saud lebih dulu keluar dari ruang rapat, disusul beberapa anggota DPRD yang  lain. Sementara di dalam ruangan Tumpal masih terus berbicara dengan beberapa orang yang ada di ruang rapat itu. Kemudian rapat diskor  hingga Selasa (8/3).
Belum sampai setengah jam sesudah rapat di skor, rapat kembali dibuka oleh Kennedy Parapat. Dan tidak lama kemudian palu diketuk lagi, rapat kembali di skor  hingga Selasa (8/3).
Sementara itu Asisten I Pemko Siantar Jumadi memimpin rombongan Pemko Siantar dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD Kota Siantar. Terlihat ikut hadir Kadispenda Setiawan Girsang,  Kepala Bappeda Herowin TF Sinaga, dan Camat Siantar Utara Junaidi Sitanggang.